Namanya Andi Ahmad Makkasau. Dia kawan masa kecil sekaligus kawan “masa besar” saya. Kami sama-sama pernah satu kelas di kelas 6 SD Negeri 1 Kabupaten Maros, Sulawesi-Selatan. Saya memanggilnya dengan nama kecil dan mesra, “Chau”. Sejak kecil, kawan saya ini memang hobi corat-coret menulis kartun, sesuatu yang kemudian menjadi salah satu inspirasi saya mengikuti jejaknya dengan membuat kartun silat meski hasilnya tidak lebih baik darinya. Saya tak bertemu lagi dengannya sejak ia pindah ke SMP di Makassar, mengikuti orangtuanya.
Beberapa tahun kemudian, kami bertemu kembali menjadi sesama Mahasiswa Baru Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Hasanuddin Makassar Angkatan 1989. Saya dan dia sempat terpana satu sama lain. Betapa tidak?, wajah lugu kami berdua waktu SD nyaris tak menyisakan bekas sedikitpun. Tentu dengan versi lain : postur yang lebih besar serta suara lebih berat. Tak ayal kami berdua sempat tertawa terpingkal-pingkal saat menyadari “kebetulan” yang membahagiakan ini. Kami lalu bernostalgia tentang masa kecil kami ketika dimarahi oleh guru kelas kami, Ibu Herlina, gara-gara mencorat-coret meja dan bangku.
Kami lalu melanjutkan hubungan persahabatan itu kembali di masa mahasiswa. Kemampuan Chau dalam hal membuat karikatur kian hebat. Jauh melebihi saat masih SD dulu. Sewaktu kuliah ia sempat membuat gambar karikatur dosen yang membuat kami, kawan-kawannya, tertawa terpingkal-pingkal saat dipamerkannya. Inilah yang kemudian membuat saya mengajak Chau untuk menjadi kartunis untuk Surat Kabar Mahasiswa Fak.Teknik UNHAS yang saya rintis “Channel 9” dan Penerbitan Kampus UNHAS “Identitas” dimana saya menjadi Redaktur Pelaksananya. Dan luar biasa. Animo pembaca kedua koran kampus tadi sungguh besar dan antusias setelah melihat kartun karya Chau yang berkarakter dan lucu.
Setelah kuliah selesai, tahun 1995, saya lebih dulu bekerja di PT.KADERA-AR Indonesia (sekarang namanya berubah menjadi PT.ABADI BARINDO AUTOTECH) yang merupakan pabrik yang memproduksi kursi dan interior untuk mobil Toyota dan sejumlah pabrik otomotif lainnya. Ternyata, setahun kemudian, Chau ikut bergabung bersama saya dipabrik yang sama setelah lulus seleksi di Makassar.
Dipelabuhan Tanjung Priok, diawal tahun 1996, saya menjemput Chau dan kawan-kawan dari Makassar yang lolos di PT.KADERA yang menumpang kapal laut. “Hahaha…kita ketemu lagi, ces!” katanya sumringah. Ternyata memang takdir kemudian membuat kami bertemu kembali. Sayang, ditahun yang sama 6 bulan kemudian, saya terpaksa berpisah lagi dengan Chau karena saya mengundurkan diri dari PT.KADERA dan pindah bekerja di PT.MATSUSHITA SEMICONDUCTOR INDONESIA.
Saat membuat blog ini, saya tiba-tiba teringat pada Chau. Dan minggu lalu saya meneleponnya dan minta tolong dibuatkan karikatur yang akan saya pajang diblog ini. Ayah tiga anak ini langsung menyanggupi permintaan saya. Jum’at lalu (14/12), Chau mengirimkan tiga karikatur saya. Meski tak persis benar karena “tampang masih masa lalu namun body masa kini” saya sangat senang. Rencananya saya akan menjadikan karikatur buatan Chau sebagai header dari blog saya, tentu dengan bantuan “suhu”-nya para Daeng di Makassar. Sementara ini saya pajang dulu 3 karikatur tersebut disini.
Thanks, Chau!










tolong sampaikan salam ke pak andi makasau,..dului saya juga pernah bekerja di PT.ABA selama 2 taun dan berakhir karena kontrak kerja sudah habis,sekarang saya di jepang menuntut ilmu sambil kerja,…….biarpun beda bagian namun nama beliau cukup terkenal di ABA,walaupun saya orang PPLC, anak buahnya Pak muh yamin,mngkin daeng kenal
wowwww…hebat juga temannya Mas Amril itu
jangan2 sering ngirim di koran2 ya?
boleh dong sekali2 dibikinin karikatur hehehe
Salam Buat Chau ….dari Ucha