“TERCEBUR” DI KOLAM BESAR
“Lebih baik jadi Ikan Besar di Kolam Kecil, daripada menjadi Ikan Kecil di Kolam Besar,” demikian sebuah ungkapan yang pernah diutarakan Enda Nasution dalam sebuah postingnya di bulan Oktober 2002. Bisa diartikan, menurut mantan Ketua Panitia Pesta Blogger 2007 itu, mending kerja sendiri atau jadi boss buat diri sendiri walau perusahaan tempat kamu kerja masih kecil, daripada kerja di perusahaan multinational misalnya, tapi jadi kacung. Ungkapan serupa juga pernah diungkapkan seorang kawan saya–mengartikan ungkapan yang sama diatas dengan perspektif berbeda–dan berkata bahwa lebih baik kita berada disebuah perusahaan kecil dengan fasilitas dan kesejahteraan berlimpah plus perhatian besar dari atasan, dibandingkan berada di sebuah perusahaan besar dan kita hanya menjadi sebuah “sekrup” kecil didalamnya.
Saya sedang tak hendak bercerita tentang keinginan saya untuk berwirausaha, menjadi bos di sebuah perusahaan yang saya dirikan sendiri (meski keinginan itu selalu ada dan terus menyentak-nyentak didada) dan “berenang riang” disana sebagai “ikan besar” di kolam kecil. Di tahun-tahun pertama, sejak bergabung di Andergauge Drilling System Asia Pacific bulan Agustus 2001, saya betul-betul bisa merasakan menjadi “seekor ikan besar” di kolam kecil. Di perusahaan yang diageni oleh PT.Inti Jatam Pura untuk wilayah Indonesia ini, jumlah tim kami tak banyak. Hanya ada seorang Regional Manager, Operational Manager, Sekretaris, Field Engineer dan saya, sebagai koordinator logistik/pengadaan dan distribusi. Fungsi koordinasi dan operasional perusahaan untuk wilayah Asia Pasifik, dikendalikan dari kantor kami di Jakarta yang kebetulan juga berada satu kantor bersama PT.Inti Jatam Pura. Nuansa kekeluargaan begitu terasa dan saya–beserta rekan-rekan di Andergauge–sempat menikmati deviden atas saham gratis yang diberikan perusahaan yang didirikan tahun 1986 di Aberdeen, Scotland itu. Meski jumlahnya tak banyak, tapi cukup membuat kami lega dan tentu berbahagia atas anugrah tak terduga ini.
Tanggal 13 Oktober 2006, perusahaan kami diakuisi oleh Grant Prideco–sebuah perusahaan terkemuka yang bergerak dibidang pengembangan drill-stem dan manufakturing pipa pengeboran serta penyedia mata bor untuk industri minyak dan gas, berbasis di Houston USA–dimana, perusahaan kami bergabung bersama salah satu divisinya yaitu ReedHycalog. Sebenarnya tidak ada implikasi langsung terhadap kami semua atas akuisisi ini. Semua tetap berjalan seperti biasa dan tak ada perubahan managemen didalam tubuh Andergauge Asia Pacific dimana saya bekerja sekarang. Perubahan signifikan justru terjadi pada September 2007 dimana kami semua, bergabung menjadi satu kantor bersama kantor perwakilan ReedHycalog di Indonesia. Dari gedung Tetrapak Jl.Warung Buncit Raya dimana kami berkantor sebelumnya bersama PT.Inti Jatam Pura, kami pindah ke Gedung Graha Kanaan di Jl.TB Simatupang No.18. Sebuah kantor yang cukup menyenangkan karena berkapasitas lebih luas dan lega. Kami menempati satu lantai sendiri di lantai 4 gedung tersebut, bersama-sama dengan pimpinan dan staff RedHycalog Indonesia.
Tanggal 21 April 2008, menjadi sebuah tanggal bersejarah bagi kami semua. Pada hari itu, secara resmi National Oil Varco (NOV)–sebuah perusahaan supply alat pengeboran terkemuka didunia berbasis di Kanada– telah berhasil “meminang” induk perusahaan kami, Grant Prideco untuk menjadi salah satu bagian dari mereka. Sejauh ini atasan kami menjanjikan tidak akan ada perubahan dramatis dari sisi jenjang karir kami pasca merger ini, apalagi langkah drastis pemutusan hubungan kerja.
“Kita ini bagaikan dari satu regu pasukan tentara, lalu bergabung ke kompi dan akhirnya gabung lagi ke sebuah peleton,”kelakar kawan saya mengandaikan “perjalanan” perusahaan kami hingga kini. Saya tersenyum. Kini, saya benar-benar telah “tercebur” ke sebuah “kolam besar”. Sebuah perkembangan yang sungguh luar biasa, hanya dalam jangka waktu 2 tahun pasca perusahaan kami diakuisisi oleh Grant Prideco. Saya bersyukur bahwa penggabungan ini memberikan sebuah tantangan baru buat saya dan juga kawan-kawan di Andergauge, bahwa meski kemudian kami menjadi sebuah “ikan kecil” di “kolam besar”, akan selalu ada harapan untuk senantiasa mengasah kemampuan dan kompetensi kami agar menjadi “ikan sedang” bahkan menjadi sebuah “ikan besar” di sebuah kolam yang besar. Tentu dengan sembari tetap berusaha merealisasikan mimpi memiliki perusahaan sendiri.
Semoga and wish me luck, guys! 😀
Gambar dari : Getty Images via Bloggingline
terakhir diakuisisi blogfam?
Ya, yang manapun tergantung persepsi, ya kan Pak. Dan bisa aja kita berawal dari ikan kecil di kolam besar, diberi makan dan tumbuh menjadi ikan sedang, terus ikan besar.
Atau sebaliknya. Yang penting, selalu berbuat yang terbaik aja deh
so, bagemanami pale perkembangan nya itu kolam besar yg menarik minatta tempo hari?
😀
Pak Daeng-Battala, boleh dong diceburin di kolam besar seperti bapak. Latar belakang saya adalah IT/Programmer selama 6 tahun lebih.
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih banyak Pak Daeng.
Ronald (arnold79@gmail.com)
Pak Daeng yth, saya sudah pernah datang ke kantornya di Cilandak. Memang kantor yang bagus dan lega. Putra Indonesia bisa berbicara di International. sy pernah diminta presentasi untuk rencana kegiatan outbound kantor. Tolong follow up dong Pak, he he.
maju terus Pak and sukses selalu.