1. Sepuluh Hal Terbaik Menjadi Seleb
Begitu enaknya jadi seleb hingga Wanda Hamidah menguraikan sepuluh hal terbaik yang bisa diperoleh bila seseorang menjadi selebriti. Namun, pada penutup posting tersebut caleg PAN tersebut menulis dengan arif:
life is can be so unfair…:) but then again look at the bright side, money can’t buy happiness, never…
Sepakat Mbak Wanda! Karena hidup adalah perbuatan! 😀
2. PNS : Sumber Masalah Negeri ini?
Nofie Iman menulis tentang kontraversi peran Pegawai Negeri Sipil, Negara dan efisiensi ekonomi serta birokrasi.
Agustus ini, setiap tahun, kita punya tujuhbelasan. Mungkin sekadar kelatahan, sebuah ikutan tanpa penghayatan, karena kalau tak ikut asanya aneh, dianggap kurang patriotik.
Mungkin juga tujuhbelasan kita lakukan selayaknya menjalani pesta rakyat. Riang, menghibur, sekadar selingan. Lalu selesai. Tahun depan ada lagi.
Bisa pula tujuh belasan kita jalani dengan renungan pribadi — dari yang berupa gumam, gerundel, sampai menyatakan apa saja yang rasanya pantas untuk bangsa.
Anda punya cara sendiri. Bahkan misalnya sebagai penonton pun Anda bisa berbagi apa yang Anda lihat dan rasakan. Mari.
Itulah kalimat yang saya kutip dari “pengantar” blog tentang 17 Agustusan ini. Menarik, lucu, menggugah dan menggetarkan. Silahkan kesana dan jangan lupa temui pula Daeng Battala disitu 😀
4. Ungkapkan Cintamu pada Jakarta
Mau jadi bagian dari sejarah?.
Maka bertandanglah ke situs ini.
Mengaku mendapatkan ide dari Milton Glaser yang menciptakan logo I heart NY pada 1976, sang penggagas ide ini, mengadaptasi ide tersebut. Milton, seperti dikutip dari beranda situs Jakartamu, tidak menyadari bahwa sesungguhnya dia sedang menciptakan sejarah. I heart NY dibuat dalam rangka kampanye untuk mempromosikan pariwisata Kota New York. Logo yang sangat simpel itu menjadi terkenal karena kemudian pemerintah New York mencetaknya di kaus dan berbagai merchandise lain sebagai suvenir. Para pelancong yang datang merasa belum ke New York jika tidak membawa buah tangan berupa kaus putih sederhana tersebut. Dan I heart NY akhirnya menjadi salah satu ikon kota itu selama beberapa dekade, sampai saat ini.
Berangkat dari cerita itu sang penggagas berinisiatif untuk membuat sesuatu yang khas untuk ibukota kita tercinta, Jakarta. Mungkin tidak semuluk cita-cita para pejabat New York lebih dari 30 tahun silam, yaitu memajukan pariwisata kotanya. Tapi setidaknya ini bisa membuat Jakarta memiliki ikon baru.
Penggunaan “GW”, bukan “Gue” atau “Saya” mencerminkan dinamika kota yang dinamis dan kompak. Simbol “heart” dibuat terbalik agar — bersama huruf “T” — membentuk ikon Jakarta, yaitu tugu Monas.
Kalau tertarik, anda bisa membeli kaus itu dengan cara memesannya di sini. Harga kaus yang hanya tersedia dalam ukuran all size itu Rp 87.500.
Nah, jadilah bagian dari sejarah dan ungkapkan cintamu pada Jakarta!







