FLASH FICTION : TRAGEDI BISUL

article-2228610-15DF9541000005DC-125_634x414Aku meradang. Merah. Juga bernanah.
Sudah tiga hari aku bercokol disini, di bokong sebelah kiri salah satu penyanyi dangdut terkenal ibukota, Nana Daranoni.

Sang pemilik bokong tampaknya kurang merasa nyaman atas kehadiranku. Makan tak enak, tidur tak nyenyak, duduk apalagi. Ia sering menggeliat resah dan mencari-cari posisi yang paling strategis serta enak yang memungkinkan diriku tak terhimpit atau tertekan.

“Aduuh..akang tolong liatin doong bisul Nana. Sakit banget niih,” pinta “tuan rumahku” itu pada sang suami tercinta dengan wajah memelas. Ia lalu mengangsurkan bokongnya mendekati wajah lelaki kekar disampingnya yang serta merta kaget mendapat “pemandangan” yang sungguh sangat tak diduga dan diharapkan itu..

Sepasang mata lelaki kemudian mengamatiku penuh selidik. Tajam namun bernafsu. Hidungnya kembang kempis, kumisnya bergerak naik turun.

Ia lalu bergumam tak jelas. Aku mulai cemas.

“Bagaimana akang ?,” tanya Nana penasaran.

“Putih. Mulus,” sahut lelaki itu. Ada kilat jenaka dimatanya.

Nana merajuk. Ia mencubit mesra lengan sang suami. “Aku nggak bercanda,kang!. Bagaimana bisulku ?”, katanya.

“Parah nih, say. Mesti dibawa ke dokter. Sudah mulai merah, bengkak dan bernanah,” sahut lelaki itu prihatin.

Sang istri mendelik marah.

“Akang tega ya bokong istri dipamer-pamerkan ke dokter ?”.

“Bukan begitu, say. Maksudku supaya segera dapat penanganan yang professional dan higienis. Kalau sembarangan kan’ nanti infeksi. Malah tambah gawat toh’ ?. Lagipula kita bisa pakai dokter perempuan. Nggak masalah koq,” sahut sang suami berdalih.

“Tidak mau!. Aku nggak mau!,” seru Nana tegas.

“Lho, lantas mau diapain dong kalau begitu ?” tanya sang suami putus asa.

“Dielus-elus aja. Siapa tahu malah kempes dan sembuh!”.

“Mana ada bisul dielus-elus bisa kempes. Ngawur aja!”

Biarin!. Pokoknya dielus-elus aja. Titik. Dan jangan coba-coba horny ya?”, ancam sang istri seraya mencubit pinggang pasangan hidupnya itu.

Sang suami menghela nafas panjang. Menyerah. Tangannya lalu terulur dan menjangkau kearahku. Mengelusku pelan-pelan. Sangat pelan. Aku jadi terbuai karenanya.

“Naahh..begitu, kang. Agak mendingan. Enak,” ujar sang istri sambil memejamkan mata, meresapi elusan lembut jemari sang suami. Pada bisulnya.

“Say, mau aku ceritakan sesuatu tentang bisul ?”, kata sang suami menawarkan.

“Boleh, kang. Boleh. Bagaimana ceritanya ?”, sahut si istri antusias.

“Kata kakekku dulu, Bisul itu terjadi pada seseorang karena adanya perasaan bersalah yang disembunyikan. Singkatnya, bisul adalah manifestasi dari sebuah kebohongan rahasia,”

“Maksud akang bagaimana ?. Akang menuduhku menyembunyikan sesuatu ?”.

“Tidak persis begitu”, sahut sang suami tenang.

“Lantas ?”.

“Begini,aku pernah kena bisul, saat masih kecil dulu. Di lengan sebelah kanan. Waktu itu, aku kepingin sekali membeli mobil-mobilan kayu. Karena tak punya uang, diam-diam aku nekat mencurinya dari dompet ayah. Aku lalu membeli mobil-mobilan kayu idamanku dari uang tersebut. Tak lama berselang. Bisulku tumbuh.”

“Terus ?”.

“Kebetulan kakekku datang dari kampung dan memperhatikan bisulku itu. Dengan tenang ia berkata, tangan kananmu melakukan sesuatu yang tercela dan kamu menyembunyikannya. Bisul ini adalah peringatan. Juga hukuman atas apa yang telah kamu lakukan”.

Sang istri terdiam. Untuk beberapa saat suasana hening. Sang suami masih setia mengelusku seakan memberi jeda pada sang istri untuk berfikir serta menghubung-hubungkan fakta yang ada dan kisah yang baru saja diceritakan.

“Apakah akang merasa aku melakukan kebohongan rahasia yang menyebabkan bisulku ini tumbuh dibokong?,” tanya sang istri seraya menatap tajam mata sang suami.

Hening beberapa jenak.

“Nana, my dear. Aku tidak menuduhmu bila tak ada fakta yang mendukung untuk itu. Namun sayangnya,” ujar sang suami dengan suara parau. “Aku punya buktinya.”

Sang istri terhenyak. Aku cemas. Jemari lelaki itu terlihat bergetar mengelusku.

“Kamu menandatangani persetujuan kontrak foto telanjang dengan salah satu majalah khusus pria dewasa. Sesuatu yang sudah aku tak kehendaki sejak awal ketika kamu meminta persetujuanku. Aku menemukan surat kontrak itu kamu sembunyikan disudut lemari pakaian kita tiga hari lalu.”, ucap sang suami dengan nada tinggi.

Sang istri menahan nafas. Aku makin cemas.

“Dan kamu ingin tahu, apa yang kakekku tempo hari lakukan pada bisulku ?”.

Saat itulah aku melihat kelima jemari tangan lelaki itu meluncur deras kearahku.

PLAKKKK!!

Akupun hancur terburai.

Sang istri menjerit histeris. Lalu terkulai pingsan.

Lelaki itu tersenyum puas.

“Ya..beliau menampar keras bisulku hingga pecah,” desisnya lirih.

Catatan:

Sebuah “Flash-Fiction” yang dipersembahkan untuk bisul yang sedang bersemayam dengan damai dipantatku. Saat ini, kebohongan apa lagi sih yang tengah kusembunyikan ? 

Related Posts
FLASH FICTION : SEPERTI JANJIMU
Seperti Janjimu Kita akan bertemu pada suatu tempat, seperti biasa, tanpa seorang pun yang tahu, bahkan suamimu sekalipun. Kita akan melepas rindu satu sama lain dan bercerita tentang banyak hal. Apa ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: SETAN KREDIT
Aku menyeringai puas. Bangga. Sebagai Debt Collector yang disegani dan ditakuti, membuat debitur bertekuk lutut tanpa daya dan akhirnya terpaksa membayar utangnya merupakan sebuah prestasi tersendiri buatku. Sang debitur, lelaki tua dengan ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: PACAR PERTAMA
Sebuah pesan tampil atraktif di layar handphone ku. Dari Rita, pacarku dan ia dengan yakin menyatakan aku adalah pacar pertamanya. "Kapan bisa ketemu say? Bisa hari inikah?" Aku menggigit bibir, memikirkan jawaban yang ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: PENEMBAK JITU
Dia baru saja menuntaskan tugasnya sore itu: melubangi kepala seorang boss besar dengan peluru yang ditembakkan olehnya dari jarak jauh, atas order boss besar yang lain. Dia puas menyelesaikan tugasnya dan ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: PELET
Hancur!. Hatiku betul-betul hancur kali ini. Berantakan! Semua anganku untuk bersanding dengannya, gadis cantik tetanggaku yang menjadi bunga tidurku dari malam ke malam, lenyap tak bersisa. Semua gara-gara pelet itu. Aku ingat bulan ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: BUKAN JODOH
Berkali kali lelaki itu merutuki kebodohannya. Mengabaikan perasaannya paling dalam kepada perempuan sederhana namun rupawan yang dia sukai, hanya demi harga diri sebagai lelaki kaya, tampan dan terkenal--lalu kemudian, ketika semua ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: AYAHKU, IDOLAKU
Bangga rasanya menjadi anak seorang dukun terkenal di seantero kota. Dengan segala kharisma dan karunia yang dimilikinya, ayah memiliki segalanya: rumah mewah, mobil mentereng dan tentu saja uang berlimpah hasil ...
Posting Terkait
FLASH FICTION : AKHIR SEBUAH MIMPI
Lelaki itu berdiri tegak kaku diatas sebuah tebing curam. Tepat dibawah kakinya, gelombang laut terlihat ganas datang bergulung-gulung, menghempas lalu terburai dihadang karang yang tajam. Sinar mentari terik menghunjam ubun-ubun ...
Posting Terkait
FLASH FICTION : BALADA SI KUCING BUTUT
Dari balik jendela yang buram aku menyaksikan sosoknya menari riang diiringi lagu hip-hop yang menghentak dari CD Player dikamar. Poni rambutnya bergoyang-goyang lucu dan mulutnya bersenandung riang mengikuti irama lagu. ...
Posting Terkait
FLASH FICTION : ROBOT
Seperti yang pernah saya lakukan diblog lama, saya akan menayangkan karya flash-fiction saya diblog ini secara teratur, paling tidak minimal 2 minggu sekali. Contoh koleksi flash-fiction lama saya bisa anda lihat ...
Posting Terkait
FLASH FICTION : DALAM PENANTIAN
Baginya menanti adalah niscaya. Karena hidup itu sendiri adalah bagian dari sebuah proses menunggu. Begitu asumsi yang terbangun pada benak wanita yang berdiri tegak kaku di pinggir pantai dengan rambut tergerai ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: DUKUN
Lelaki tua yang mengenakan blankon yang duduk persis didepanku menatapku tajam. Pandangannya terlihat misterius.  Kumis tebalnya menambah sangar penampilannya. Menakutkan. Aku bergidik. Dukun itu mendengus dan mendadak ruangan remang-remang disekitarku menerbitkan ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: ROMANSA DI MALL
Perempuan itu memandang mesra ke arahku. Aku pangling. Salah tingkah. Dia lalu memegang lenganku erat-erat seakan tak ingin melepaskan. Kami lalu berjalan bergandengan tangan di sebuah mall yang ramai. "Aku selalu berharap ...
Posting Terkait
Aku menatapnya. Takjub. Dia menatapku. Marah. Aku tak tahu apa yang berada di benak wanita muda itu sampai memandangku penuh kebencian. Padahal dia hanya melihat pantulan dirinya sendiri disitu. Dan aku, cukuplah ...
Posting Terkait
FLASH FICTION : TAHI LALAT RANO KARNO
Istriku uring-uringan dan mendadak membenciku dua hari terakhir ini. "Aku benci tahi lalatmu. Tahi lalat Rano Karnomu itu!" cetusnya kesal. "Pokoknya, jangan dekat-dekat! Aku benciii! Benciii! Pergi sanaa!", serunya lagi, lebih galak. Aku ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: BARANGKALI, CINTA
Gadis itu menulis diatas secarik kertas dengan tangan bergetar. Ia mencoba menafsirkan desir-desir rasa yang menggerayangi kalbu nya, menerbitkan rasa nyaman dan juga kangen pada lelaki yang baru akan diperkenalkannya pada ...
Posting Terkait
FLASH FICTION : SEPERTI JANJIMU
FLASH FICTION: SETAN KREDIT
FLASH FICTION: PACAR PERTAMA
FLASH FICTION: PENEMBAK JITU
FLASH FICTION: PELET
FLASH FICTION: BUKAN JODOH
FLASH FICTION: AYAHKU, IDOLAKU
FLASH FICTION : AKHIR SEBUAH MIMPI
FLASH FICTION : BALADA SI KUCING BUTUT
FLASH FICTION : ROBOT
FLASH FICTION : DALAM PENANTIAN
FLASH FICTION: DUKUN
FLASH FICTION: ROMANSA DI MALL
FLASH FICTION : CERMIN TOILET
FLASH FICTION : TAHI LALAT RANO KARNO
FLASH FICTION: BARANGKALI, CINTA

3 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.