“Setidaknya ada 3 makna yang berada pada nama depanmu, nak,” kata ayah saya suatu hari saat kami sedang duduk-duduk di teras rumah. Saya masih bersekolah di SMA ketika itu.
“Apa itu, Pa?” tanya saya penasaran.
“Pada Nama Amril, ada unsur Aminah nama Ibumu, Karim nama ayahmu dan April bulan kelahiranmu,” sahut ayah saya sembari tersenyum.
Hari ini (9/4), tepat di usia saya ke-39, saya mengenang kembali ucapan ayah dengan kebahagiaan membuncah. Betapa tidak? Kedua orang tua saya telah “melekatkan” memori yang tak terlupakan pada nama depan saya disamping tentu saja doa pada nama “Taufik” (sejarah munculnya nama itu bisa dibaca disini). Ada doa, harapan dan kenangan yang dibekukan disana.Dan setiap menyebut nama saya, selalu melekat tiga unsur yang dikatakan oleh ayah diatas.
Sebenarnya masih banyak impian saya yang belum tercapai. Sejumlah rencana yang sudah saya canangkan masih menyisakan bengkalai dibelakang.
Mark Twain seorang penulis terkenal, dalam suratnya kepada Edward L. Dimmitt, tertanggal 19 Juli tahun 1901 menulis, “A man is not old until regrets take the place of dreams”. Manusia tidak menjadi tua sampai penyesalan menggantikan impiannya.”
Kutipan itu kemudian mengingatkan bahwa pada usia menjelang 40, hari ini, saya seperti disentakkan pada sebuah kesadaran bahwa saya tak mau menyesali segala sesuatu yang telah hilang seiring pertambahan usia. Impian yang tak tergapai memang kerap membuat seseorang jadi frustrasi lalu menyesal berkepanjangan dan tentu menjadi lekas tua atau minimal terlihat lebih tua.
Ketika keponakan saya di Makassar memanggil saya “Om” dengan raut wajah tanpa dosa atau Alya anak bungsu saya nyeletuk dengan spontan “Papa sudah tua, rambutnya banyak uban!”, saya paham, tampaknya memang usia yang bertambah memberikan dampak signifikan pada penampilan saya sekarang. Jadi tua, memang niscaya. Suka atau tidak saya mesti menerima kenyataan itu, namun saya yakin dibalik semuanya selalu ada keindahan hikmah disana.
Tadi malam usai sholat tahajjud, saya menangis terharu. Betapa Allah SWT melimpahkan begitu banyak berkah tak terhitung dalam perjalanan hidup dan kehidupan saya selama ini. Keluarga yang saya cintai dan mencintai saya, kawan-kawan yang baik dan penuh perhatian (hari ini saya begitu bahagia melihat banyaknya “serbuan” ucapan selamat di halaman facebook dan blog saya), karir yang lumayan bagus dan masih banyak lagi nikmat kehidupan yang telah saya reguk setelah 38 tahun menjalaninya . Saya sangat bersyukur dan berterimakasih atas limpahan karunia tersebut, terutama setelah diberikan umur setahun lebih lama, pada hari ini.
Saya bertekad untuk mengisi seluruh sisa hidup saya dengan memperbanyak ibadah dan aktifitas spiritual yang memperkaya batin dan membawa kedamaian di hati. Kekuatan dalam diri untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai anak, suami dan ayah akan semakin besar dalam diri saya berkat aktifitas menjalankan ibadah dan senantiasa bersujud kepadaNya secara ikhlas dan tawadhu’.
Menyisakan waktu lebih banyak untuk istri dan anak-anak juga menjadi salah satu keinginan saya pada momen pertambahan usia saya kali ini. Setiap hari kerja saya berangkat lebih pagi mengingat jarak ke kantor dan rumah yang jauh (Cikarang – Cilandak) dan pulang lebih malam. Terkadang karena letih sepanjang perjalanan saya tak sempat lagi bercengkrama dengan mereka. Saya ingin memberikan lebih banyak waktu bermain dan tertawa bersama orang-orang tercinta dirumah yang tentu bisa membuat saya senantiasa merasa lebih muda dan segar.
Di usia 39 tahun ini, saya ingin menjadikan kehidupan yang saya jalani lebih berharga. Kebahagiaan toh tidak harus terkait dengan harta yang berlimpah. Kebersamaan yang penuh cinta bersama keluarga, persahabatan yang tulus dan menyenangkan bersama kawan-kawan di dunia maya dan nyata, aktivitas ibadah spiritual yang ikhlas. Semuanya membuat saya selalu merasa lebih muda dan memulai setiap hari dengan penuh semangat.
Selamat Ulang Tahun, Amril!








