MENJAJAL WIMAX YANG MENAKJUBKAN DI PUSPITEK
“Yaa.. ampun, ini download Quicktime dan i-tune sebesar 70 MB hanya satu menit saja sudah masuk ke hard disk laptop!”, kata Pak Eko Eshape kawan seperjalanan saya sesama blogger Kompasiana, takjub saat menjajal kehebatan Wimax di gedung Puspitek (Pusat Penelitian Iptek) di Serpong Tangerang Sabtu kemarin (2/5) pada acara kopdar mailister dan bloggers di gedung Graha Widya Bhakti. Saya sendiri dengan kekagetan dan antusiasme tinggi membuka berbagai situs favorit dengan kecepatan akses luar biasa. Hanya dalam hitungan detik situs situs sarat gambar serta bertampilan flash dapat terbuka dengan sempurna dan lancar. Beberapa kali saya mencoba melakukan upload foto ke situs Facebook dan hanya dalam hitungan detik, sebuah foto digital resolusi tinggi sudah mejeng di halaman facebook saya.
Teknologi WiMax atau Worldwide Interoperability for Microwave Access seperti dikutip dari situs BPPT adalah generasi keempat telekomunikasi (4G) yaitu teknologi nirkabel pita lebar berbasis protokol internet berkecepatan tinggi yang memungkinkan transfer data hingga 80 Megabite per detik (Mbps), jauh lebih cepat dari layanan internet berbasis layanan seluler generasi ke tiga (3G) yang hanya sekitar 2,4 Mbps. Wimax juga memungkinkan jangkauan telepon dan internet yang lebih luas, dan tidak seperti Wi-fi yang menawarkan kemampuan untuk menyambungkan koneksi tanpa kabel ke berbagai lokasi di kota-kota, Wimax mampu memberikan sambungan untuk para penggunanya dimanapun mereka berada
Pakar IT Onno W Purbo mempresentasikan kehandalan WiMax pada hadirin
(foto : Eko Eshape)
Beruntunglah kawasan Puspitek Serpong yang memiliki luas 460 Ha, telah memiliki akses WiMax. Seperti diterangkan oleh Praktisi IT Pak Onno W Purbo pada kesempatan presentasi dan demonstrasi WiMax kepada para peserta kopdar, “selimut WiMax” sudah meliputi kawasan para peneliti handal Indonesia itu. Puspitek menjadi model pengembangan wilayah Broadband Wireless Access (BWA) atau akses nirkabel pita lebar ini.
TRG sebuah perusahaan lokal pengembang aplikasi WiMax menjadi mitra Puspitek untuk menggarap proyek prestisius itu disana. “Wimax “rasa Indonesia” yang dikembangkan oleh kawan kawan di TRG tidak hanya menyajikan akses internet super cepat tapi juga aplikasi VOIP dan juga Multicast,”demikian ungkap Pak Onno.
Saya sedang menjajal WiMax bersama si Delliani, nama julukan Netbook Dell Inspiron Mini 9 saya bersama Pak Mas’ud di Graha Widya Bhakti Puspitek, Sabtu (2/5)
Pada kesempatan kemarin ditampilkan demontrasi Confrence Call bersama pak Haryanto Sahar, Ketua Pengembang WiMax Puspitek yang berada di Guest House (sekitar 2 km dari lokasi acara) dengan Pak Onno yang berada di Graha Widya Bhakti. Percakapan antara mereka berlangsung mulus tanpa putus. Menurut Pak Haryanto instalasi jaringan WiMax dikawasan Puspitek dimulai sejak November tahun silam dan kini telah dipasang 4 BTS (Base Transceiver Station) yang mendukung 32 laboratorium di Puspitek. Termasuk pula komunikasi internal lewat VOIP (Voice Over Internet Protokol). Walau hanya baru komunikasi data dulu, warga Perumahan Puspitek Serpong sudah menikmati akses internet nirkabel super cepat ini.
Aksi Demonstrasi berikutnya adalah kemampuan WiMax melakukan Teknologi Multicast. Dengan menerapkan teknologi ini sang pengguna tetap menggunakan kapasitas bandwith yang tetap meski membuka sejumlah situs aplikasi video disaat yang sama.
“Inilah,”kata Pak Onno,”yang membedakan WiMax dengan koneksi internet konvensional. Kanal yang dipakai adalah IP Address pengguna, jadi sebanyak apapun sang pemakai membuka akses internet, kapasitas bandwithnya tetap sama. Ini sebuah lompatan teknologi yang luar biasa”
Demonstrasi keunggulan WiMax berikutnya adalah kemampuannya melakukan video Call lewat VOIP serta menghubungi telepon konvensional lewat telepon berbasis WiMax.Yang menarik pada salah satu handphone yang dipinjam Pak Onno, terdapat indikator “4 G”. Dengan suara bergetar, Pak Onno berkata,”Lihatlah, di ruangan kita sekarang, sebuah era baru teknologi komunikasi telah tiba, era 4 G!”. Seketika aula Graha Widya Bhakti Puspitek bergemuruh oleh tepuk tangan hadirin.
Pak Onno lalu menyajikan presentasi soal konfigurasi WiMax, yang terus terang membuat saya bingung dengan terminlogi yang tidak saya kenal. Namun yang menarik adalah, kelak dengan menggunakan teknologi WiMax, kita bisa membuat sentra telepon sendiri berbasis VOIP dan menginstall sendiri softwarenya yang open source secara gratis.
Suasana Talkshow dengan panelis masing-masing dari kanan, Agus Hamonongan (Moderator Milis Forum Pembaca Kompas), Wicaksono “Ndoro Kakung” dan Sinta Danuwardoyo
Usai menikmati hidangan Bakso Lapangan Tembak Senayan serta Kopi Toraja Camus, saya menghadiri acara selanjutnya yakni Talkshow yang bertajuk “Kiat Keluar dari Penyakit Rabun Membaca dan Lumpuh Menulis” yang dibawakan oleh Moderator/Penggagas Mailing List Forum Pembaca Kompas Agus Hamonongan, Sinta Danuwardoyo (www.bubu.com) dan blogger kondang Mas Wicaksono Ndoro Kakung,
Talkshow ini sangat menarik dan interaktif. Ndoro Kakung mengungkapkan perkembangan blog di Indonesia sangat spekakuler dimana saat ini terindintefikasi sekitar 900 ribu blog. Mantan Ketua Panitia Pesta Blogger 2008 ini lalu menyatakan jumlah itu terdiri atas 300,000 blog berbasis wordpress, 350.000 blog berbasis blogspot, 200.000 blog di Multiply dan sisanya adalah blog berhosting/berdomain sendiri. Pertumbuhannya akan semakin besar apalagi jika didukung oleh infrastruktur yang memadai termasuk jaringan WimaX.
Rangkaian acara kopdar akbar mailister dan blogger itu ditutup oleh sambutan dari Menteri Ristek Kusmayanto Kadiman sebagai tuan rumah. Dan seperti layaknya sebuah ritual rutin bagi para blogger, ajang foto bersama tak dilewatkan. Bersama seluruh hadirin, Pak Menristek mejeng bersama di depan halaman Graha Widya Bhakti Puspitek..
Sepanjang perjalanan pulang , kami berlima rombongan blogger Kompasiana sektor Bekasi (saya, Pak Mas’ud, Pak Eko Eshape, Pak Wijayakusuma dan Pak Aris Heru Utomo) berdiskusi soal prospek WiMax di Indonesia. Salah satu harapan kami agar WiMAX “rasa Indonesia” ini dapat segera dinikmati oleh masyarakat luas dengan harga murah setelah uji coba di Puspitek.
“Dengan akses internet yang berkualitas tinggi, murah dan cepat, maka penyebaran informasi virtual semakin luas, termasuk blog akan tumbuh semakin banyak,” kata Pak Guru Wijayakusuma blogger aktif Kompasiana yang getol mengajak anak didiknya di SMP Labschool Jakarta ini dengan penuh semangat.
“Betul pak, dan yang paling penting lagi, pengelolaan dan pengembangan WiMax ini dikerjakan orang kita sendiri, orang Indonesia, yang tak kalah kemampuannya dengan tenaga ahli dari luar,” timpal Pak Eko tak kalah bersemangat.
Semoga saja dan mari kita dukung pengembangan WiMax “rasa Indonesia” ini dengan tulus serta penuh dengan rasa nasionalisme yang tinggi.














canggih banget pak.. hari gini sudah 4G ya… 3.5G aja belum kebeli nih heheh…
kalo yang pasarin pemerintah, hopefuly harganya murah donk… ngarepngarep.com
Luar biasa. Apalagi kalau dikerjakan warga negara Indonesia.
Andai salah satu siswaku ikut berpatisipasi dalam pembuatnnya, pasti saya bahagia sekali.
Suatu saat apabila akses internet semakin mudah dan murah saya yakin, ketrampilan menulis bangsa kita akan semakin meningkat dan secepatnya Indonesia akan mampu mencetak generasi pembelajar bukan penghapal seperti sekarang ini. amin.
Selamat berjuang !.
Duh…. ngiler nih…. kapan ya bisa reallisasi di seluruh indonesia?
wah, kapan ya bisa kita nikmati secara luas….
wah moga ajah wimax cepet nyampe purwokerto
jadi bisa menikmati layanan wimax
hidup wimax!!
^_^