JADI, KAPAN KITA “NYOTO” LAGI?

Pertanyaan diatas kerap kali dilontarkan kawan-kawan saya asal Makassar, baik dari sesama alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin atau komunitas blogger Makassar AngingMammiri yang kebetulan berdomisili di Jakarta. Dan begitulah, setiap kali pertanyaan itu terlontar mendadak terbayang dihadapan saya semangkuk Coto Makassar dengan kuah kecoklatan yang eksotik dengan taburan bawang merah goreng diatasnya, beraroma khas menggoda selera. Disamping mangkuk coto itu “terkapar pasrah” beberapa ketupat diatas piring yang siap disantap sambil “nyoto”. Tanpa terasa hatipun dibikin “termehek-mehek” dibuatnya. Tampaknya, saya memang mengidap ketagihan tahap akut pada kuliner khas Makassar ini .

Seperti yang ditulis sahabat saya Ipul Daeng Gassing di Mycityblogging Makassar, tidak ada catatan resmi sejak kapan Coto Makassar ditemukan serta siapa yang pertama kali menemukan serta memperkenalkannya. Saat ini orang hanya tahu kalau Coto adalah hidangan khas Makassar. Sebagian besar pedagang Coto adalah warga Sul-Sel yang berasal dari suku Makassar, hingga muncul dugaan kalau Coto memang adalah makanan khas suku Makassar.

Bahan dasar coto adalah jeroan sapi, biasanya berisi hati, limpah, jantung, usus dan daging. Di daerah Jeneponto, daging sapi digantikan dengan daging kuda, bahkan di beberapa tempat ada juga Coto dari daging ayam, walaupun sangat jarang. Bahan-bahan jeroan dan daging tersebut direbus terlebih dahulu hingga lunak. Selanjutnya saat akan disajikan, bahan-bahan tersebut dicampur dengan kuah yang dimasak di tempat terpisah. Daging dan jeroan yang sudah direbus biasanya masih menggumpal dalam jumlah yang besar sebelum kemudian dipotong kecil-kecil sesuai pesanan.

Kuah Coto umumnya berwarna coklat tua, namun ada juga yang berwarna putih. Kuahnya adalah campuran dari rempah-rempah semacam sereh, lengkuas, kemiri, bawang, dll yang kemudian ditambah gilingan kacang tanah yang sudah digoreng. Bahan-bahan kuah ini kemudian dimasak di dalam panci yang terbuat dari tanah liat. Panci dari bahan tanah liat ini dipercaya dapat menambah kekuatan rasa dari kuah Coto. Kuah Coto memegang peranan penting dalam menentukan enak tidaknya sebuah Coto Makassar. Tidak heran bila beberapa penjual Coto ternama memiliki rahasia khusus dalam meracik kuah tersebut.

Pasangan sejati dari Coto adalah ketupat. Tak lengkap rasanya makan Coto kalau tanpa ketupat, dan rasanya akan berbeda bila ketupat tersebut diganti dengan nasi atau lontong, walaupun sama-sama dari beras. Ketupat biasanya dibungkus dengan janur atau daun kelapa, tapi ada pula yang membungkusnya dengan daun pandan. Khusus untuk yang dibungkus dengan daun pandan, aromanya menjadi khas dan bisa membangkitkan selera. Saat ini penggunaan daun pandan sebagai pembungkus ketupat sudah sangat berkurang karena jenis tumbuhan ini juga sudah semakin sedikit jumlahnya.

Sejak masih SMP, saya memang penggemar Coto Makassar. “Kegilaan” menyantap hidangan khas ini semakin menjadi ketika menjadi mahasiswa. Biasanya, bila selesai begadang di kampus, maka sasaran utamanya adalah warung coto makassar yang tersebar di beberapa tempat di kampus Universitas Hasanuddin. Seusai menyantap coto, badan terasa segar dan fit kembali menjalani aktifitas.

Favorit saya adalah coto daging (artinya tidak ada campuran usus, limpa, jantung atau hati). Biasanya sang penjual, secara fleksibel memberikan opsi pada pembeli mau daging saja, jantung saja, hati saja atau campur semua. Sungguh sangat “demokratis”. Dengan “kedashyatan” kuahnya yang fenomenal terkadang tanpa sadar, kuah cotonya yang habis duluan serta beberapa ketupat. Seingat saya, dulu, untuk nambah kuahnya saja tidak ada tambahan biaya. Tak heran, walaupun hanya menyantap coto semangkuk, bisa jadi ketupatnya lebih dari lima.

Saya masih ingat betul, waktu mahasiswa dulu, dengan keringat bercucuran didahi dan wajah “ditabah-tabahkan” saya berteriak lantang ke sang penjual coto : “Paakk, tambah kuahnya!”. Dan sang penjual dengan langkah tergopoh-gopoh mendatangi saya, mengambil mangkuk coto dan mengisinya kembali dengan kuah. Ketika menyodorkannya kembali, tatapan sang penjual begitu memilukan seakan-akan berkata: kasihan-banget-adik-mahasiswa-ini-duitnya-bokek-buat-nambah-satu-mangkuk-coto-lagi-dan-hanya-minta-tambah-kuahnya-saja . Kalau ditanya bagaimana dengan sekarang? Hmmm…gengsi dong nambah kuahnya lagi! hehehe.

Kawan saya sampai geleng-geleng kepala melihat sepuluh bungkus ketupat yang saya santap berada di samping mangkuk coto yang sudah kosong melompong. Tak jarang, kami–diantara para “coto mania” bertaruh siapa yang paling banyak menyantap ketupat–dengan kata kunci tersendiri. Bila 1:5 berarti 1 coto 5 ketupat, 1 : 10 berarti 1 coto, 10 ketupat. Dan, guess what? Terkadang justru saya yang bisa memenangkan “pertandingan” itu. Mengenang kembali peristiwa tersebut mendadak saya jadi tersenyum getir lalu mengelus perut yang kian membuncit ini dan tak heran sampai dapat julukan “Daeng Battala” alias “Abang Berat” dari teman-teman.

Menyantap Coto Makassar bagi saya juga merupakan obat pilek paling mujarab. Bagaimana tidak? Dengan racikan bumbunya yang menggelitik lidah menjadi obat manjur untuk mengusir flu atau pilek. Biasanya, mengawali “terapi” ini saya menambahkan sambal yang lumayan banyak dan percaya atau tidak, meski sudah ber-“hash-hush” kepedasan dengan keringat bercucuran, pilek pun pergi menjauh.

Saya bersyukur, saat ini, tak jauh dari tempat kerja saya di Cilandak Commercial Estate terdapat warung Coto Daeng Memang di Jalan Ampera Raya (seberang SMU Sumbangsih) . Paling tidak seminggu dua kali saya akan “parkir” disana. Cukup hanya 5 menit dicapai dengan naik angkot no.36 dari pintu gerbang Cilandak Commercial Estate.

Warung coto ini sudah sangat terkenal, bahkan sudah membuat blog sendiri di Multiply. Tidak hanya Coto, warung ini juga menyediakan hiangan khas Makassar lainnya seperti Sop Konro, Sop Saudara, Es Pallubutung, Es Pisang Ijo, dan lain-lain. Tempat tersebut kerap menjadi arena kopdar dan bernostalgia bersama kawan-kawan asal Makassar.

Saat ini, memang saya berusaha mengurangi porsi makan coto makassar. Sebab karena bahan dasarnya dari jeroan sapi beserta dagingnya, coto tidak dianjurkan bagi penderita tekanan darah tinggi, kolesterol, asam urat dan penyakit jantung. Apalagi bagi seseorang yang tengah menjalani program diet. Tapi sesekali tidak apalah. Pokoknya yang penting dengan porsi “terukur”.

Jadi, kapan kita “Nyoto” lagi? 

Related Posts
BERSAMA JAMIL AZZAINI, BLOGGER BEKASI AKAN MERAYAKAN ULTAH KETIGANYA
 ari ulang tahun Komunitas Blogger Bekasi tahun ini dirayakan dengan cara istimewa. Jika pada Ulang Tahun Pertama (2010) dirayakan lewat Buka Puasa Bersama anak-anak Rumah Baca Mutiara Mandiri Tambun, dan tahun ...
Posting Terkait
BLOG BARU :”PERJALANAN MENUJU BENING JIWA”
Hari ini saya membuat sebuah blog baru yang memuat sejumlah tulisan-tulisan saya yang bernuansa inspiratif dan memperkaya "nutrisi" jiwa. Sebenarnya sebagian besar sudah pernah dimuat diblog ini namun saya ...
Posting Terkait
SEWA MOBIL KIKA, SOLUSI PRAKTIS RENTAL MOBIL MEWAH, HANDAL DAN PROFESIONAL
alam beberapa kesempatan, saya kerapkali di-"curhat"-i oleh sejumlah kawan soal susahnya mencari rental kendaraan mewah, handal dan profesional untuk melayani kebutuhannya mengantar tamu penting dari luar negeri selama perjalanan bisnis ...
Posting Terkait
BUNAKEN, ANDALAN MANADO
nilah sebuah tempat wisata memukau di utara Sulawesi. Ketika menyebut nama Taman Nasional Bunaken maka akan identik dengan lokasi menyelam paling menawan sedunia. Di sana surga bawah laut terletak, di ...
Posting Terkait
MEMENANGKAN IPOD NANO 8 GB DALAM KONTES YAHOO MIM
Alhamdulillah sebuah kabar gembira datang dari Yahoo Indonesia yang menyatakan saya sebagai pemenang kontes mingguan berhadiah sebuah Ipod Nano 8 GB lewat kompetisi bertajuk Football Mim Minggu ini. Dalam kompetisi ...
Posting Terkait
AYAHMU BULAN, ENGKAU MATAHARI : KISAH PEREMPUAN DALAM NARASI YANG MENGGETARKAN
Judul : Ayahmu Bulan, Engkau Matahari (Kumpulan Cerpen) Karya : Lily Yulianti Farid Cetakan : Pertama,Juli 2012 Halaman : 255 halaman Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama ISBN : 978-979-22-8708-0 enang sekali saat menerima buku ini ...
Posting Terkait
WISATA RELIGI KE MASJID KUBAH EMAS
Catatan: Tulisan saya dibawah ini pernah dimuat di Yahoo Travel Indonesia, 10 September 2010 dan saya tayangkan kembali di blog ini sebagai arsip tulisan. Selamat membaca.. Empat bulan silam, tepatnya pada hari ...
Posting Terkait
AURA BALAP YANG MENGESANKAN DARI HONDA NEW BLADE-S
epeda Motor Honda sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keseharian saya.  Sejak bekerja di PT Cameron Services International di Kawasan Industri Jababeka Cikarang lebih dari setahun silam, kendaraan ini ...
Posting Terkait
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (28)
1. "Internet Sehat" Blog Award 2009   Internet Sehat Blog Award 2009 ini adalah penghargaan yang diberikan kepada pengelola blog (blogger) yang dengan segenap daya kreatifitasnya telah menuangkan ide, gagasan dan pikirannya ...
Posting Terkait
AMPROKAN BLOGGER 2010, AJANG TEMU BLOGGER DI BEKASI
Sebuah ajang pertemuan blogger akan digelar di Bekasi, tanggal 6-7 Maret 2010. Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Bekasi atau Be-Blog dinamakan "Amprokan Blogger" (dalam bahasa Bekasi berarti "pertemuan") dilaksanakan sebagai ...
Posting Terkait
MUSIKALISASI LASKAR PELANGI : TANTANGAN INTERPRETASI & KONSISTENSI
etelah melihat iklan besar rencana pementasan Musikalisasi Laskar Pelangi yang akan dilaksanakan mulai tanggal 17 Desember 2010 sampai 31 Desember 2010 bertempat di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, di sebuah ...
Posting Terkait
MENEMUKENALI POTENSI HEBAT SAMSUNG GALAXY NOTE 5 (Bagian Kedua)
ehadiran Samsung Galaxy Note 5 di jagad gawai canggih dunia sungguh fenomenal.  Tak hanya dari sisi desain dengan tampilan premium, indah nan solid ,ditenagai prosessor cepat dan tangguh, dilengkapi  S-Pen ...
Posting Terkait
1. Kavling Blog Gratis Buat Para Caleg Caleg (Calon Legislatif) yang ikut Pemilu 2009 kali ini , sangat beruntung. Seperti dikutip dari berita di Republika Online, mereka dapat memanfaatkan blog gratis ...
Posting Terkait
ME@KOMPASIANA
Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya, karena hari ini, saya akhirnya dapat menjadi bagian dari blogger di "Journalist Blog Network-nya Kompas" yaitu Kompasiana. Ada 4 tulisan saya dimuat di salah satu Channel ...
Posting Terkait
NARASI KERESAHAN YANG LUGAS DAN PUITIS ALA LINDA DJALIL
Judul Buku : Cintaku Lewat Kripik Balado Penulis : Linda Djalil Prolog : Putu Wijaya Epilog : Jodhi Yudono Penerbit : Penerbit Buku Kompas , Juni 2011 Halaman : xii + 244 Halaman Ukuran : 14 ...
Posting Terkait
BERSAMA JAMIL AZZAINI, BLOGGER BEKASI AKAN MERAYAKAN ULTAH
BLOG BARU :”PERJALANAN MENUJU BENING JIWA”
SEWA MOBIL KIKA, SOLUSI PRAKTIS RENTAL MOBIL MEWAH,
BUNAKEN, ANDALAN MANADO
MEMENANGKAN IPOD NANO 8 GB DALAM KONTES YAHOO
AYAHMU BULAN, ENGKAU MATAHARI : KISAH PEREMPUAN DALAM
WISATA RELIGI KE MASJID KUBAH EMAS
AURA BALAP YANG MENGESANKAN DARI HONDA NEW BLADE-S
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (28)
AMPROKAN BLOGGER 2010, AJANG TEMU BLOGGER DI BEKASI
MUSIKALISASI LASKAR PELANGI : TANTANGAN INTERPRETASI & KONSISTENSI
MENEMUKENALI POTENSI HEBAT SAMSUNG GALAXY NOTE 5 (Bagian
YANG “MELENGKING”DARI BLOGWALKING (31)
ME@KOMPASIANA
BERPARTISIPASI MEMERIAHKAN HUT NINDYA KARYA KE 61 DENGAN
NARASI KERESAHAN YANG LUGAS DAN PUITIS ALA LINDA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.