AMPROKAN BLOGGER 2010 (5) : MENCINTAI POHON, MENGHARGAI KEHIDUPAN
Semangat para peserta Amprokan Blogger 2010 tak jua sirna saat Panitia mengumumkan perjalanan berikutnya adalah Kota Jababeka Cikarang yang berjarak lebih kurang 30 km dari Bantar Gebang. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 siang,
Jam makan siang memang sudah lewat. Tapi kekhawatiran itu ditepis oleh salah seorang peserta Amprokan. “Jangan khawatir, perut udah lumayan terganjal nih dapat snack yang nikmat dua kali di UKM Boneka dan di TPST Bantar Gebang,” selorohnya riang. Seorang rekan blogger lainya nyeletuk dari belakang,”tapi tetap aja lapar, gak afdol kalau tidak makan nasi!”, sahutnya kencang.
Bis yang saya tumpangi melaju dengan kecepatan konstan di Jalan Tol Jakarta Cikampek. Sebagian besar peserta di atas bis terlihat mulai lelap tertidur dibuai hembusan sejuk AC bis, beberapa diantaranya terlihat bercakap-cakap satu sama lain.
Singkat cerita, dengan pengawalan mobil polisi Cikarang dan satuan pengawalan Kota Jababeka, sampailah kami di lobi President University Cikarang, Kota Jababeka. Kedatangan kami semua disambut hangat oleh mahasiswa President University dalam bahasa Inggris yang fasih, saya membalas sapaan mereka dengan bahasa Inggris ala kadarnya :). Di area tersebut memang diwajibkan menggunakan bahasa Internasional itu.
300 orang peserta Amprokan Blogger berkumpul di sebuah aula yang sangat luas di lantai 5 Presiden University. Kami disambut hangat oleh sejumlah petinggi Kota Jababeka yang dipimpin oleh Bapak I Made Suryadharma (General Manager), Bapak Suresh Kumar dan Bapak Munawar Fuad (dari President University) dan Bapak Eka Budianta, seorang sastrawan dan kini dipercayakan untuk menangani pengembangan Botanical Garden Kota Jababeka.
Pihak Kota Jababeka menjamu makan siang untuk seluruh rombongan Amprokan Blogger. Setelah itu Pak Suresh Kumar menyampaikan presentasi soal President University.
Pak Suresh yang keturunan India ini begitu lancar bertutur dalam bahasa Indonesia. Ia menjelaskan bahwa konsep mendirikan President University pada hakekatnya adalah keinginan untuk menyelaraskan kebutuhan dunia industri yang memilih menempatkan pabriknya di kawasan Jababeka dengan upaya mencerdaskan peserta didik dengan materi-materi yang sesuai dengan perkembangan peradaban dunia saat ini. Pak Suresh mengemukakan pula bahwa di President University, waktu belajarnya untuk mencapai gelar Sarjana sangat singkat. “Berbeda dengan Universitas lain, disini, di President University, Dalam setahun ada 3 semester dengan waktu libur yang tidak panjang, Pendidikan mereka bisa selesai hanya dalam jangka waktu 2,5 tahun” ujar Pak Suresh. “Dengan rentang waktu singkat seperti itu”, lanjutnya lagi, “maka efektifitas belajar bisa dipacu dan alumni Universitas ini bisa segera mengisi kebutuhan tenaga kerja berkualitas di sektor Industri yang sudah menjalin kerjasama dengan kami”. Pre
Di kesempatan selanjutnya, Pak I Made Suryadharma, General Manager Kota Jababeka menyampaikan presentasinya. Dengan gaya memikat, Pak Made menyampaikan bagaimana konsep awal Kota terpadu ini dibangun pada tahun 1989. Prioritas awal membangun kota ini adalah dengan membuka kawasan industri dan jasa niaga. “Kita tidak membangun perumahannya di awal, tetapi menciptakan pemacu roda ekonominya terlebih dahulu dengan membuka lahan untuk kawasan industri/niaga dan mengundang investor asing membuka pabriknya disini”, kisah Pak Made.
Strategi ini menurut Pak Made sangat tepat dan akselerasi perkembangan Kota Jababeka berlangsung begitu cepat seiring pembangunan kawasan ini yang terus tumbuh. Roda perekonomian yang berputar bergegas berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pada gilirannya memiliki daya jangkau memadai untuk membeli properti di Jababeka dimana sudah disiapkan oleh pihak pengembang segala fasilitas pendukung mulai dari sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan serta sarana hiburan. Kedepan, Jababeka sudah punya rencana untuk membangun pusat industri kreatif bidang perfilman yakni Movie Land (semcam “Hollywood-nya Indonesia”) serta pusat kesehatan Medical Center. Ah, mendengar penjelasan Pak Made, saya jadi merasa sangat beruntung tinggal dan menjadi bagian Kota Hijau Jababeka yang terus tumbuh dan berkembang ini :).
Dibawah ini disajikan video Amprokan Blogger yang dibuat secara memikat oleh salah satu peserta Mas Bani Mustajab. Judulnya menghentak : My Name is Amprokan Blogger dengan prolog adegan Shahrukh Khan dari film “My Name is Khan”, silahkan disimak:
Usai penjelasan Pak Made, giliran Pak Eka Budianta yang menyajikan materi. Dengan uraian yang menyentuh, sastrawan yang konon lahir di Jember dan dibawah pohon sawo serta aktif menulis artikel “hijau” di Majalah Trubus ini menguraikan program-program pengembangan Botanical Garden di Kota Jababeka yang ditanganinya. “Kasihan Indonesia yang memiliki luas area sangat luas dan hanya punya 5 kebun raya, untuk itulah ambisi untuk menjadikan Botanical Garden Kota Jababeka sebagai Kebun Raya tambahan di Indonesia sebagai wujud kepedulian dan aksi nyata untuk melestarikan lingkungan dan kehijauan,” ucap sang “bapak pohon Indonesia” ini bersemangat.
“Kita mesti berterimakasih pada pohon. Tidak hanya karena kita sudah memanfaatkan potensi pohon untuk kemaslahatan kita, umat manusia, tetapi lebih dari itu. Pengetahuan dan kearifan hidup kita bisa ambil mulai dari akar, ranting, dahan, daun dan buahnya. Daun yang gugur adalah refleksi kehidupan manusia. Ia melayang jatuh dari pohon seusai menunaikan tugas mulianya menghasilkan oksigen. Sama halnya seperti kita, manusia, yang kelak akan meninggalkan dunia fana ini. Tak ada yang abadi, namun kita bisa memaknai kehidupan kita didunia ini dengan melakukan hal-hal terbaik bagi diri kita dan masyarakat,” tutur Pak Eka lantang dan sejenak membuat hadirin terpaku diam.
Secara berkelakar, Pak Eka menyatakan, bahwa Tuhan itu sebenarnya bersemayam di pohon. “Bukankah kita selalu memanjatkan doa kepadaNya untuk melengkapi ikhtiar perjuangan hidup yang kita lakukan?. Dan bukankah istilah menaiki pohon adalah “memanjat” pohon? Lantas untuk apa kita memanjatkan do’a?. Tak lain adalah untuk “memohon” segala do’a kita dikabulkan. ,” ujar Pak Eka yang disambut tawa berderai para peserta.
Rombongan Amprokan Blogger kemudian dibawa ke lokasi Botanical Garden Kota Jababeka. Ternyata ada yang istimewa dari kehadiran para blogger disana karena Pak Eka sekalian merayakan ulang tahun kedua Botanical Garden Jababeka yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2010.
Tumpeng dan kue disediakan di area tersebut. Pihak Botanical Garden Jababeka sudah menyiapkan 15 batang pohon untuk ditanam disana dengan perwakilan 15 komunitas blogger seluruh Indonesia. Pohon yang sudah disiapkan antara lain: pohon bintaro ( Cerbera odollam), ketapang (Terminalia catappa), hujan emas (Tabebuea chrysanta), dadap merah (Erythrina variegate), Ki Acret (Sapatodea campanulata), Flamboyan (Delonix regia), daun kupu-kupu (Bauhinia blakeana) dan mahoni (Switenia mahagony).
Dibawah, anda bisa melihat video prosesi ini hasil persembahan dari Mas Bani Mustajab:
Para Blogger sangat bersemangat untuk menanam pohon dan terlihat betapa kebersamaan begitu terasa kental ketika blogger lintas komunitas saling membantu menanam pohon rekan-rekan dari komunitas lain. Dalam pengantar kegiatan ini, Pak Eka mengajak para Blogger Indonesia yang hadir dalam acara Amprokan Blogger 2010 untuk mencintai pohon dan lingkungan dalam rangka mengurangi dampak pemanasan global.
Menutup acara di Jababeka, dipimpin oleh Pak Eka, para Blogger menyanyikan lagu “Happy Birthday Pohon” untuk merayakan ulang tahun kedua Kebun Raya Jababeka. Terlihat lucu memang, tapi sangat mengharukan. Para Blogger digugah ruang kesadarannya untuk mencintai pohon dengan cara sederhana namun menyentuh. Saya sempat melirik ada seorang blogger yang menitikkan airmata saat kami semua menyanyikan lagu itu. Seusai aksi potong tumpeng dan pelepasan balon udara para blogger melakukan “ritual” rutin : Foto Bersama!
Sore kian tua, ketika kami semua beranjak kembali ke bis kembali menuju lokasi Pendopo Walikota Bekasi tempat pelaksanaan Live Blogging Contest dan Sarasehan Blog yang diselenggarakan malam harinya di kediaman Pak Mochtar Muhammad, Walikota Bekasi.
Dalam perjalanan pulang saya masih merasakan kehangatan uraian materi Pak Eka soal mencintai lingkungan dan pepohonan, saya teringat sebuah artikel indah yang pernah ditulis beliau (seperti saya kutip dari sini)
Setelah tua nanti, aku ingin seperti para penanam pohon di lereng Gunung Himalaya. Atau seperti petani-petani kurma yang merawat pohon-pohon kecil dan terus menanam kendati sudah mendekati ajalnya. Mengapa?
Apakah pohon-pohon itu tidak bisa melanjutkan hidup dan menjamin berlangsungnya ketrurunan sendiri? Bukankah ombak telah menolong biji-biji ketapang, pandan, kelapa dan aneka tanaman pantai untuk menyeberang dan tumbuh di pulau-pulau lain? Bukankah angin rajin menerbangkan biji-biji dadap dan mahoni sehingga berputar-putar seperti kitiran, menjauh dari pohon induknya? Bukankah juga burung dan kelelawar menyebarkan biji buah-buahan ke berbagai penjuru?
Betul. Aku ingin bersama angin, ombak, dan burung-burung itu menyebarkan berbagai macam pohon. Aku ingin berbakti untuk pohon-pohon kehidupan. Mereka telah menolong manusia menulis sejarahnya. Pohon memberi kami kertas, meja, kursi, dan inspirasi yang tiada habis-habisnya. Sudah pantas bila kita berterima kasih atas hidup ini dengan cara menanam pohon sebanyak-banyaknya, setulus-tulusnya.
Kabarnya pohon adalah juga mahluk yang jujur dan setia. Pohon mangga tidak akan berbuah manggis. Pohon kelapa tidak menipu anak keturunannya. Tiap buah akan diupayakan sama bulatnya, sama matangnya. Mereka tidak berselingkuh dan tidak korupsi. Pohon-pohon itu hidup dalam persaingan ketat. Di dalam tanah mereka berebut hara, di angkasa berebut sinar matahari. Tetapi mereka tidak saling mengkhianati. Mereka polos dan tulus berkembang seirama musim dan karakter pribadi. Tidak bersandiwara. Saling menerima dan saling memberi.
Akhirnya, semoga tiap orang bisa jadi pohon bagi dirinya sendiri. Tumbuh dengan tenteram, disiplin dan gembira di tempat masing-masing. Bekerja dengan rajin siang dan malam sesuai dengan bakat yang diberikan Tuhan. Bersyukur dan memberikan yang terbaik untuk penciptanya maupun untuk mahluk-mahluk lain. Pohon-pohon tercinta telah menghijaukan perasaanku di masa kecil. Kelak setelah meninggalkan dunia yang fana ini, kalau anda berhasil menjadi pohon yang baik dan besar, tentu dapat memberikan manfaat. Mungkin sebagai biola, patung, atau bingkai lukisan yang indah. Sebagai bangku anak sekolah. Atau sebagai dinding kapal besar yang dengan gagah perkasa berlayar di lautan. Menuju pelabuhan abadi.
(Bersambung)
wuah… acaranya seru banget mas
kapan mau dibuat di jogja?
alhamdulillah bisa datang saya ke bekasi. semoga bisa ketemu tahun depan mas
Blog ini sungguh sangat berguna
Pingback: CINTA POHON DAN UPAYA MENUMBUHKAN KECERDASAN EKOLOGIS / Catatan Dari Hati
Pingback: Cinta Pohon dan Upaya Membangun Kecerdasan Ekologis | Komunitas Blogger Bekasi
Pingback: Cinta Pohon dan Upaya Membangun Kecerdasan Ekologis » Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri - Komunitas yang menghimpun blogger-blogger yang memiliki keterikatan khusus dengan Makassar, dan bersama-sama mengadakan kegiatan-kegiatan positif dan be
Pingback: Cinta Pohon dan Upaya Membangun Kecerdasan Ekologis | cikarangonline.com | Website berita dan Informasi Kota cikarang bekasi
Pingback: Cinta Pohon dan Upaya Membangun Kecerdasan Ekologis
Pingback: Amprokan Blogger 2011 (6): Jababeka Movieland & Harapan Blogger Sebagai Hati Nurani Masyarakat Industri | Komunitas Blogger Bekasi
Pingback: AMPROKAN BLOGGER 2011 (6) : JABABEKA MOVIELAND & HARAPAN BLOGGER SEBAGAI HATI NURANI MASYARAKAT INDUSTRI / Catatan Dari Hati
Pingback: PENDEKATAN HOLISTIK UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM / Catatan Dari Hati
Pingback: MENJAGA AGAR KEHIJAUAN ITU TETAP NISCAYA DI KOTA JABABEKA / Catatan Dari Hati