CINTA POHON DAN UPAYA MENUMBUHKAN KECERDASAN EKOLOGIS


Happy Birthday Pohon

Happy Brthday Pohon

Happy Birthday, Happy Birthday, Happy Birthday, Pohoooon..

Lucu? Aneh?

Tapi inilah sebuah kenyataan yang terjadi,  justru secara mengharukan, dalam perayaan Ulang Tahun Kedua Botanical Garden Kota Jababeka terkait kegiatan Amprokan Blogger (Temu Blogger Nasional) 2010 yang dilaksanakan bulan Maret lalu. Sekitar 300 orang Blogger seluruh Indonesia hadir dalam kunjungan ke area Botanical Garden dengan khidmat menyanyikan lagu “Ulang Tahun” tadi dipimpin oleh Direktur Botanical Garden Bapak Eka Budianta. Didepan mereka terletak tumpeng dan beberapa sajian pelengkap “perhelatan” sederhana itu. Sebelumnya beberapa perwakilan komunitas blogger menanam pohon beragam jenis di area Botanical Garden atau Kebun Raya Jababeka dan memilki luas 100 hektar ini.

“Kita mesti berterimakasih pada pohon.  Tidak hanya karena kita sudah memanfaatkan potensi pohon untuk kemaslahatan kita, umat manusia, tetapi lebih dari itu. Pengetahuan dan kearifan hidup kita bisa ambil mulai dari akar, ranting, dahan, daun  dan buahnya. Daun yang gugur adalah refleksi kehidupan manusia. Ia melayang jatuh dari pohon seusai menunaikan tugas mulianya menghasilkan oksigen. Sama halnya seperti kita, manusia, yang kelak akan meninggalkan dunia fana ini. Tak ada yang abadi, namun kita bisa memaknai kehidupan kita didunia ini dengan melakukan hal-hal terbaik bagi diri kita dan masyarakat,” kata Pak Eka Budianta yang juga adalah seorang sastrawan dan penulis ini menuturkan filosofi eksistensi pohon kepada para blogger yang mendengarkan penuh antusias.

Pak Eka kemudian menjelaskan keberadaan Kebun Raya Jababeka ini adalah implementasi atas program CSR (Corporate Social Responsibility)  Jababeka dan kelak akan berfungsi sebagai “paru-paru” Kota Jababeka. Yang tidak hanya menghadirkan keteduhan tapi juga “ruang hijau” yang lebih luas sebagai bagian integral dari ruang publik secara keseluruhan.

Botanical Garden ini kelak diharapkan menjadi Kebun Raya kelas dunia yang penuh kasih memelihara keanekaragaman hayati dan memajukan masyarakat yang sadar lingkungan.

Dalam suasana riuh rendah itu, ingatan saya mendadak terbang pada sebuah kejadian 30 tahun silam, di Bone-Bone sebuah kecamatan kecil yang berjarak 500 km dari Makassar. Di suatu pagi yang cerah, saya dan adik saya Budi, menemani ayah menanam pohon mangga didepan rumah.

“Menanam pohon ini,nak,” kata ayah saya lembut,”adalah wujud terimakasih kita pada Tuhan dan pada alam. Juga sebentuk rasa syukur atas karunia tanpa henti yang diberikan olehNya”.

Kami berdua yang masih kecil hanya diam. Belum paham maknanya. Hanya membantu ayah saya meraup tanah dari sekeliling, membantu meletakkan bibit pohon ke dalam lubang kemudian menaburinya dengan tanah lalu memadatkannya pada semua sisi.

Blogger Menanam Pohon di Botanical Garden Jababeka

Kami melakukannya dengan gembira. Sesaat setelah “ritual” itu selesai, kami lalu menyiram pohon mangga tersebut. Kemudian ayah saya mengajak kami berdoa sejenak Kepada Sang Maha Kuasa. Menundukkan kepala dan menitip harap lewat pucuk-pucuk dedaunan muda di pohon yang kami baru tanam itu agar tumbuh subur dan menghasilkan buah yang lezat. Kami berjanji akan memeliharanya,  sebaik mungkin, dengan segala ketulusan melalui tangan-tangan mungil kami.

Dua tahun silam, saya melakukan aksi serupa ketika memindahkan pohon jambu air yang ditanam dipekarangan rumah ke depan, tepat di seberang pagar rumah saya. Keputusan itu saya lakukan setelah melihat perkembangan pertumbuhan pohon tersebut tidak sesuai yang kami harapkan. Kemungkinan besar dari media tanah tempat bibit itu tumbuh yang kurang kondusif atau sebab-sebab lain yang saya tak tahu persis.

Dengan “meniru” aksi yang pernah saya lakukan bersama ayah dulu, saya mengajak kedua anak saya, Rizky dan Alya menyaksikan proses “pemindahan” pohon itu lalu membantu proses penanamannya kembali.  Saya bagaikan melihat cermin masa lalu saya dulu di wajah riang mereka. Saya katakan, ” Kita sedang memberi bantuan nafas tambahan pada bumi yang kian tua dengan menanam pohon ini”. Tidak hanya fungsi keteduhan dan penghijauan, namun lebih dari itu, pohon bisa menyerap karbondiosida serta melepaskan oksigen di udara serta mampu “mengikat” air melalui akarnya yang kokoh.

Dilihat dari sisi ekologis, pohon berperan dalam penyerapan karbondioksida (CO2) yang merupakan gas pencemar udara. Dengan tereduksinya polutan di udara, masyarakat kota pun akan terhindar dari risiko kemandulan, infeksi saluran pernapasan atas, stres, mual, muntah, pusing, kematian janin, keterbelakangan mental anak-anak, dan kanker kulit. Dengan kata lain, jika kota sehat, warga pun turut sehat.

Fungsi ekologis pohon lainnya ialah melalui akarnya, pohon mampu meresapkan air ke tanah sehingga pasokan air tanah semakin meningkat dan bisa mengurangi banjir. Pohon juga merupakan paru-paru kota karena bisa menghasilkan oksigen (O2). Keberadaan pohon sangat bermanfaat pula bagi burung-burung yang menjadikan pohon sebagai tempat tinggal dan berkembang biak mereka.

Tidak hanya itu, pohon juga memiliki fungsi estetis. Banyaknya pohon yang ditanam akan menjadikan kota tampak hijau, sejuk, dan tidak gersang. Selain itu, pohon bisa meneduhkan, terutama ketika matahari bersinar terik.

Beberapa waktu kemudian, pohon jambu yang kami tanam didepan rumah itu tumbuh subur, rimbun dan berbuah lebat. Tetangga kami, teman anak-anak kami, menikmati sajian buah jambu yang nikmat, langsung dari pohonnya, gratis, tak perlu bayar. Secara berseloroh, saya menambahkan lagi sisi sosial eksistensi pohon jambu itu termasuk kemampuannya sebagai tempat berteduh yang nyaman bagi tukang ojek yang menanti penumpang.

Mengenang kembali peristiwa itu membuat batin saya tersentuh. Betapa angan-angan sederhana kami, yang terbit dari hati, menggerakkan keinginan untuk peduli lingkungan. Saya teringat sebuah tulisan berjudul “Kecerdasan Ekologis” di blog Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang merupakan tulisan William Chang dan dimuat di Harian Kompas 9 Desember 2009. Saya tertarik uraian A Hultkrantz, Ecology The Encyclopedia of Religion (1995), 581-585 dalam tulisan itu:

Kecerdasan ekologis dituangkan dalam bentuk kearifan lokal berwawasan ekologis.

Alam semesta bukan hanya sumber eksploitasi, tetapi sebagai rumah hidup bersama yang terus dilindungi, dirawat, ditata, bukan dihancurkan. Kearifan ini melahirkan sikap setia kawan manusia dengan alam yang mendahului gerakan ekologi modern setelah Perang Dunia II.

Kualitas manusiawi (kebajikan moral) mencerdaskan manusia dalam menggalakkan pembangunan yang ramah lingkungan. Keselamatan lingkungan dan alam diprioritaskan. Hak dasar tiap makhluk untuk mempertahankan diri dan berkembang biak amat dijunjung. Sebagai mitra alam semesta, manusia ikut bertanggung jawab atas masa depan seluruh kosmos.

Kecerdasan ini mengingatkan, manusia tidak boleh membiarkan masa depan planet terancam pemanasan global. Tiap manusia dipanggil untuk memerhatikan mutu anasir alam yang langsung menyentuh hidup manusia, seperti udara, air, dan tanah. Derita dan sengsara bumi akan silih berganti jika manusia tidak arif melindungi jagat raya.

Upaya penanaman pohon bahkan dengan skala dan usaha sekecil apapun, memiliki makna mendalam bagi kontribusi kita merawat bumi.  Kerusakan lingkungan yang terjadi telah berimplikasi langsung maupun tidak, pada menurunnya kualitas kehidupan. Penanaman pohon adalah salah satu upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global.

Sebuah desa terpencil bernama Sher di Tibet sangat terkenal karena warganya memiliki perilaku ramah lingkungan. Seperti yang saya kutip dari tulisan Bung Jalal seorang aktivis Lingkar studi CSR berjudul “Mengembangkan Kecerdasan Ekologis” di Koran Tempo kemarin (21/4) diceritakan bahwa;

Telah lebih dari 1000 tahun mereka menjalani hidup dengan tatacara yang luar biasa mulia dibanding sebagian besar warga bumi ini. Mereka bukan cuma tak pernah merusak lingkungan. Mereka selalu berfikir bagaimana cara berkontribusi kepada perbaikan kondisi lingkungan. Pohon-pohon Willow yang mereka tanam berusia hingga 400-tahun, tinja yang mereka hasilkan didaur ulang menjadi rabuk dan mereka mengatur agar jumlah penduduk tetap berkisar 300-an orang. Ketika Jonathan Rose, pelopor pembuatan rumah murah ramah lingkungan menemukan mereka,ia menyatakan “Kalau sebuah desa dapat bertahan selama lebih dari 1000 tahun tanpa sumber daya eksternal pastilah mereka benar-benar menjalankan cara hidup berkelanjutan”.

Buat Daniel Goleman, yang menulis buku “Ecological Intellegence”(2009), cerita mengenai penduduk Sher tersebut lebih membawa kesadaran mengenai keterbatasan. Dia melihat bahwa warga desa itu menjadi sedemikian cerdasnya karena menyadari betapa sumber daya alam yang mereka miliki sesungguhnya sangat terbatas. Mereka kemudian mengembangkan perhitungan yang cermat atas dampak segala tindakan merek. Sementara itu, hal yang membuat sebagian besar manusia tidak mengembangkan budaya yang ramah lingkungan adalah bahwa, sampai beberapa dekade lampau kebanyakan manusia tidaklah perlu khawatir atas dampak tindakannya atas lingkungan.”Sekarang”, menurut Goleman,”kemewahan itu tak ada lagi”.

Apa yang disinyalir Goleman, benar adanya. Penduduk bumi telah begitu banyak mengkonsumsi sumber daya alam yang ada jauh melampaui ketersedian dan kemampuan yang dimiliki bumi sendiri.  Ini memprihatinkan. Amerika Serikat saja yang cuma berpenduduk 5 persen dari populasi bumi terus mengkonsumsi 25% bahan bakar fosil dan berimplikasi pada dampak besaran polusi yang dihasilkan. Setiap warga AS kini menghasilkan 25 ton emisi setara karbondioksida per tahun.

Laporan Federasi Nasional Margasatwa dan Yayasan Asma dan Energi baru-baru ini–seperti yang saya kutip dari suplemen khusus Hari Bumi Koran Tempo hari ini (22/4)– menyebutkan perubahan iklim dapat memperbesar ongkos berobat alergi dan penyakit Asma di AS diatas 32 Miliar Dollar AS per tahun. Hal ini juga mengurangi masa kerja dan merendahkan produktivitas kerja.

Melonjaknya penderita Asma dan alergi karena bumi yang semakin panas membuat musim-musim menjadi panjang dan menghasilkan lebih banyak serbuk penyebab alergi didua pertiga wilayah padat penduduk di bagian timur AS. Sekitar 10 juta penduduk AS menderita Asma yang dipicu oleh Alergi.

Fakta-fakta inilah yang seyogyanya menggugah kita menggerakkan aksi nyatadan tidak sebatas wacana. Retorika soal perubahan tata kelola lingkungan Global yang merujuk pada hasil konfrensi Perubahan Iklim memang layak menjadi acuan kita. Namun bagaimanapun, perubahan di level individual, diri sendiri dan lingkungan sekitar kita layak diupayakan. Toh, setiap perubahan besar selalu dimulai dari perubahan kecil yang digagas oleh segelintir orang.

Spirit yang dibangun oleh ayah saya, Botanical Garden Kota Jababeka, para blogger yang hadir dalam Amprokan Blogger 2010, dan siapapun juga dalam menanam pohon sebagai bagian integral upaya merawat bumi perlu terus dikembangkan.

Edukasi dan penyebaran pengetahuan yang memadai mulai dari soal dampak buruk perubahan iklim akibat pemanasan global, manfaat menanam pohon dan memelihara lingkungan serta gerakan penghijauan, menjadi landasan esensil membangun kecerdasan ekologis.  Kita semua, umat manusia memiliki tugas dan tanggungjawab luhur memelihara alam dan lingkungan.

Sebuah wujud rasa syukur dan terimakasih kita atas berkah tak terhingga dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Mari Menanam Pohon, Mencintai Lingkungan dan Membangun Kecerdasan Ekologis.

Demi kita, demi anak cucu kita kelak dan demi kehidupan yang lebih baik.

Selamat Hari Bumi ke-40, 22 April 2010 ! 

Related Posts
LIVE REPORT KOPDAR MAILISTER & BLOGGER @ PUSPITEK SERPONG
Rombongan Blogger Kompasiana bersama Menristek Kusmayanto Kadiman (berkaos merah) di Graha Widya Bhakti Puspitek Serpong Pukul 08.00 pagi Sabtu (2/5) rombongan kami (saya, Pak Mas'ud dan Pak Eko) berangkat dari Cikarang ...
Posting Terkait
SELAMAT MENGORBIT SARONDE, KOMUNITAS BLOGGER GORONTALO
emuanya diawali oleh Semangat. Dengan "S" kapital yang menandai lahirnya komunitas blogger baru berbasis daerah ini. Sebuah pertemuan di akhir Mei bersama Agus Lahinta dan Suwito Pomalinggo ketika saya ke Makassar ...
Posting Terkait
CATATAN DARI LOKAKARYA ENERGI NASIONAL : KETAHANAN ENERGI UNTUK KEDAULATAN & KEMAKMURAN NEGERI (Bagian Pertama)
agi terasa begitu sejuk dan terlihat cerah ketika saya memasuki area Hotel JS Luwansa Jl.HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Rabu (3/12). Setelah mengarungi kemacetan yang cukup panjang dari Cikarang, saya ...
Posting Terkait
MENIKMATI DESTINASI WISATA JOGJA BAY BERSAMA TRAVELOKA
ebagai kampung halaman istri saya, Kota Yogyakarta senantiasa menjadi destinasi kunjungan rutin kami sekeluarga. Dalam setiap kunjungan, tidak hanya sekedar bertemu dan bersilaturrahmi bersama keluarga disana,kami juga selalu “berburu” lokasi-lokasi ...
Posting Terkait
ECOPARK ANCOL, WISATA HUTAN KOTA YANG ASRI DENGAN DESAU ANGIN PANTAI
ebuah kehormatan tersendiri buat saya kembali diundang oleh PT Pembangunan Jaya Ancol untuk berbuka puasa bersama para blogger di Ecopark. Dan demikianlah, Sabtu (27/7), bersama istri dan kedua buah hati, ...
Posting Terkait
SURAT UNTUK SAHABATKU, BLOGGER LAWAS YANG LUPA PASSWORD
Selamat pagi Sahabatku Blogger Lawas Lupa Password, Apa kabarmu hari ini? Sehat? Semoga memang demikianlah adanya.. Sejak pagi tadi, dunia maya Indonesia riuh rendah oleh ucapan selamat peringatan "Hari Blogger Nasional Kesembilan". ...
Posting Terkait
WORKSHOP CARA CEPAT MEMBANGUN TOKO ONLINE
Tiga Komunitas Online Cikarang yaitu Komunitas Blogger Cikarang, Cikarang Online dan Komunitas Bisnis Cimart, kembali berkolaborasi dengan menggelar workshop Cara Cepat Membangun Toko Online yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, ...
Posting Terkait
SARUNGAN ? SIAPA TAKUT ?
Sekitar tahun 1996 (11 tahun silam, tanggal tepatnya saya lupa), ketika itu saya masih kost di daerah Klender-Jakarta Timur dan bekerja sebagai salah seorang karyawan di PT.KADERA-AR INDONESIA Pulogadung.Bersama 4 ...
Posting Terkait
MONTOK YA MAS?
Sebuah tulisan yang tertera dibagian atas sebelah kiri supir bis Mayasari AC 132 (Jurusan Bekasi Timur-Lebak Bulus) saat menempuh perjalanan menuju kantor tadi pagi cukup membuat saya tersenyum simpul. Tulisan "Montok ...
Posting Terkait
“BEHIND THE SCENE” HONGKONG DISNEYLAND BLOGGER TOUR (Bagian Ketiga)
  Pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir kami berada di Hongkong, sebuah julukan baru disematkan pada Jauhari saat kami semua tengah makan pagi bersama di Chef Mickey Cafe Hotel Hollywood ...
Posting Terkait
MENULIS DI KORAN TEMPO MELALUI INDONESIANA
ulisan resensi film "Spiderman-2" yang saya buat dan tayangkan di situs blog Tempo "Indonesiana" dimuat di Koran Tempo edisi Minggu,11 Mei 2014. Sungguh sebuah kehormatan besar buat saya karena pihak Indonesiana ...
Posting Terkait
CIMART MULAI MENGGELIAT
Tadi pagi saya dan si sulung Rizky membeli beras di toko Cimart, yang dikelola secara swadaya oleh sejumlah calon-calon wirausaha yang berada disekitar perumahan Cikarang Baru Kota Jababeka. Inisiatif pendirian ...
Posting Terkait
SURAT CINTA TERBUKA BUAT ISTRIKU : 11 TAHUN YANG MENAKJUBKAN BERSAMAMU…
Istriku Sayang, Untuk kedua kalinya, setelah pada perayaan ulang tahun perkawinan kita yang kesepuluh tahun lalu, aku menulis Surat Cinta Terbuka, maka kali ini aku melakukan hal yang sama kembali. Mohon ...
Posting Terkait
MAAFKANLAH, DAN HIDUP AKAN TERASA JAUH LEBIH INDAH
"Rela Memaafkan Adalah Jalan Terpendek Menuju Tuhan"(Gerard G.Jampolsky dalam bukunya "Forgiveness, The Greatest Healer of All") Saya mengelus pipi dengan rasa geram luar biasa. Bahkan oleh ayah sendiri sekalipun, saya tidak ...
Posting Terkait
IKLAN ALWAYS ON : MEMBANGUN INTERAKSI DENGAN KEBEBASAN YANG NYATA
aya termasuk salah satu pemerhati iklan-iklan yang ditayangkan di Televisi. Salah satu yang sempat "mencuri" perhatian saya iklan "AlwaysOn" dari provider seluler Three yang belakangan ini begitu intens menyampaikan promosi ...
Posting Terkait
HUT KOMPASIANA KEDUA : DARI ADU PIPI SBY KE OBAT AWET MUDA
Suasana MU (Manchester United) Cafe yang terletak tepat diatas Pusat Perbelanjaan Sarinah Jl.MH Thamrin, Sabtu (27/11) terlihat begitu semarak oleh hadirnya para penggiat Kompasiana atau Kompasianers yang memenuhi ruang masuk ...
Posting Terkait
LIVE REPORT KOPDAR MAILISTER & BLOGGER @ PUSPITEK
SELAMAT MENGORBIT SARONDE, KOMUNITAS BLOGGER GORONTALO
CATATAN DARI LOKAKARYA ENERGI NASIONAL : KETAHANAN ENERGI
MENIKMATI DESTINASI WISATA JOGJA BAY BERSAMA TRAVELOKA
ECOPARK ANCOL, WISATA HUTAN KOTA YANG ASRI DENGAN
SURAT UNTUK SAHABATKU, BLOGGER LAWAS YANG LUPA PASSWORD
WORKSHOP CARA CEPAT MEMBANGUN TOKO ONLINE
SARUNGAN ? SIAPA TAKUT ?
MONTOK YA MAS?
“BEHIND THE SCENE” HONGKONG DISNEYLAND BLOGGER TOUR (Bagian
MENULIS DI KORAN TEMPO MELALUI INDONESIANA
CIMART MULAI MENGGELIAT
SURAT CINTA TERBUKA BUAT ISTRIKU : 11 TAHUN
MAAFKANLAH, DAN HIDUP AKAN TERASA JAUH LEBIH INDAH
IKLAN ALWAYS ON : MEMBANGUN INTERAKSI DENGAN KEBEBASAN
HUT KOMPASIANA KEDUA : DARI ADU PIPI SBY

21 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.