HUT KOMPASIANA KEDUA : DARI ADU PIPI SBY KE OBAT AWET MUDA
Suasana MU (Manchester United) Cafe yang terletak tepat diatas Pusat Perbelanjaan Sarinah Jl.MH Thamrin, Sabtu (27/11) terlihat begitu semarak oleh hadirnya para penggiat Kompasiana atau Kompasianers yang memenuhi ruang masuk Cafe. Saya menyapa beberapa kawan yang sudah lebih dulu datang seperti Mas Honny, Kang Unang Muchtar, Daeng Ichwan Kalimasada, Azhariah Rachman. Yusran Darmawan bersama sang istri yang juga seorang Kompasianers Dwi, Iwan Piliang, Mas Aris Heru Utomo, Zulfikar Akbar, Mas Elha, Mas Dwiki Setiawan dan Imansyah Rukka yang sudah datang jauh-jauh dari Makassar.
Didalam cafe yang redup saya langsung mengambil tempat disisi kiri panggung untuk mendapatkan PW alias “Posisi Wuenak” ke arah pusat acara kelak. Ada 3 buah layar proyektor besar dipancarkan dan menampilkan gambar Kompasiana 2nd Anniversary dengan warna-warni memukau. Menjelang acara dimulai seluruh kursi di Cafe yang dulunya bernama Hard Rock Cafe itu sudah terisi. Sepasang pembawa acara membuka prosesi peringatan HUT Kedua Kompasiana, sebuah blog keroyokan terkemuka di Indonesia dan sudah memiliki anggota 43.000 orang ini.
Sebelum acara talkshow dimulai tampil General Manager Kompas Cybermedia, Edy Taslim yang langsung ke lokasi acara setibanya dari Singapura. Dengan wajah sumringah dan mata berbinar, beliau berkata,”Saya sengaja datang dengan pesawat paling pagi untuk membawa “oleh-oleh” berharga untuk kita semua. Yaitu, penghargaan untuk Kompasiana dari Digital Media Awards (ADMA) 2010 .
Di ajang penghargaan yang digelar untuk pertama kalinya tersebut, Kompasiana memenangi Silver Awards (peringkat kedua) Konten Digital Terbaik kategori Konten Berbasis Pengguna (Best in Digital Content Award – User Generated Content) bersama dua situs media sosial lain, yaitu Oknation (www.oknation.net) di peringkat pertama dan Stomp (www.stomp.co.sg) di peringkat ketiga”. Kemenangan ini, tambah Edy lagi, semakin melengkapi prestasi serupa yang diraih Kompasiana sebelumnya secara nasional yaitu penghargaan sebagai Kanal Blog Citizen Journalism Terbaik dari Pesta Blogger 2010 dan Marketeers Netizen Champion dari majalah Marketeers.
Tepuk tangan hadirin terdengar riuh saat Pak Edy mengangkat tinggi-tinggi trophy penghargaan tingkat Asia tersebut. “Trophy kemenangan ini adalah untuk kemenangan kita semua, para penggiat Kompasiana,”tegas beliau sambil tersenyum.
Setelah itu, tampil 3 pembicara dalam acara Talkshow bertajuk “Anda dan Social Media” yang menghadirkan Andrew Darwis sang pendiri dan penggagas forum online terbesar di Indonesia, Kaskus, Wisnu Nugroho, jurnalis Kompas dan penulis buku best seller Tetralogi “Pak Beye” yang diangkat dari tulisan-tulisannya di Kompasiana dan Fahira Idris, penggiat social media yang dikenal sebagai “The Most Inspiring Twitter” sejagad hasil survey yang dilakukan oleh Tony Hastings, pemilik The Top 10 Blog.
Andrew Darwis mengungkapkan pengalamannya merintis Kaskus hingga menjadi forum online terbesar di Indonesia saat ini. “Intinya, kita mesti fokus dan memelihara passion kita untuk mengerjakan apa yang sudah kita mulai,”ujar Andrew dengan sorot mata optimis.
Sementara itu, Wisnu Nugraha yang akrab dipanggil Inu menyatakan bahwa bila ia menulis yang penting-penting untuk media Kompas sebagai media yang sudah menggajinya sementara,”menulis di blog Kompasiana khusus yang tidak penting, hal-hal yang remeh, dan tak dapat tertampung di Kompas, sekaligus membagi gelisah kepada para pembaca”, kata Inu yang baru saja meluncurkan buku ketiga tetraloginya, “Pak Beye dan Kerabatnya” sehari sebelumnya.
Pada kesempatan itu, sebagai wartawan istana, Inu sempat berbagi cerita unik kepada hadirin. Saat acara ramah tamah di Cikeas, Inu dan beberapa rekan wartawan istana mendapat kesempatan bersilaturrahmi dengan keluarga presiden SBY. “Saat berjabat tangan dengan Pak SBY mendadak, saya langsung beradu pipi dengan beliau. Waduh, saya sempat malu apalagi adegan itu diabadikan oleh kamera kawan-kawan wartawan,” seloroh Inu yang disambut gelak tawa hadirin.
Di kesempatan berikutnya Fahira Idris ikut membagi kisahnya “berkicau” di Twitter. Salah satu aksi fenomenal yang pernah dilakukannya adalah ketika mempertanyakan aksi kekerasan yang dilancarkan Front Pembela Islam (FPI) lewat akun twitternya. “Dear FPI, apakah seperti itu Islam yang diajarkan Nabi Muhammad?”, demikian tanya putri sulung Fahmi Idris-mantan Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tersebut. Ternyata apa yang ditanyakannya mendapat respon positif bahkan diajak berdialog langsung dengan pemimpin FPI di markasnya. “Saya membawa hasil print out keluhan masyarakat lewat email, sekitar 500 halaman kepada pemimpin FPI seputar aksi-aksi kekerasan yang sudah dilakukan, tanpa ada penyuntingan sedikitpun bahkan mempersilahkan pihak FPI jika ingin berkomunikasi langsung dengan sang pengirim email,” katanya lantang.
Pengalaman yang cukup mengharukan diceritakan Fahira beberapa saat kemudian.”Ketika itu saya mendapat kabar seorang pendeta di Ciketing mengalami kehilangan banyak darah akibat aksi penyerangan oknum yang tidak bertanggung jawab. Saya langsung mengirim “kicauan” di Twitter dan menyetir mobil sendiri ke Rumah Sakit di Bekasi tempat bapak Pendeta itu dirawat dan menghimbau siapapun yang ingin ikut untuk langsung datang ke rumah sakit ketemu saya disana untuk menyumbangkan darah. Dan, Subhanallah, tanpa saya duga sama sekali, sudah banyak kawan-kawan yang datang disana termasuk perempuan berjilbab menyatakan siap menyumbangkan darahnya tanpa harus melihat latar belakang agama sang pendeta. Sebuah bukti nyata bahwa media sosial mampu menggerakkan partisipasi masyarakat secara spontan. Inilah cikal bakal Gerakan Gema Damai Indonesia yang saya gagas dan kini sudah melibatkan banyak orang,” ujar Fahira yang kini memiliki 18.550 followers dan terpilih dari 16 nominator lain dari Amerika Serikat, Inggris, India, Filipina, dan Malaysia sebagai Twitter Paling Inspiratif sejagad bahkan mengalahkan Aaron Lee, seorang ahli pemasaran Internet asal Malaysia yang memiliki 141.756 followers.
Setelah Talkshow, tampil Mas Iskandar Zulkarnaen salah satu admin Kompasiana menyajikan fakta dan data terakhir yang sudah dicapai oleh situs blog “keroyokan” tersebut, termasuk pencapaian menjadi Top 100 peringkat situs di Indonesia dari Alexa hanya dalam waktu 2 tahun. Mas Iskandar juga menjelaskan beberapa fitur-fitur tambahan di Kompasiana yang membuat sang pengguna lebih mudah mempersonalisasikan sesuai keinginan seperti fitur “Library” untuk menyimpan konten tulisan yang bermanfaat bagi pengguna dan lain-lain.
Pak Prayitno Ramelan sang Bapak Blog Kompasiana, dalam kata sambutannya menyampaikan kekaguman atas pencapaian dan prestasi yang sudah dicapai oleh Kompasiana.
“Saya masih ingat betul bagaimana ketika saya 2 tahun lalu pertama kali mengusulkan ke admin agar situs ini dibuka untuk publik dan tidak hanya untuk jurnalis Kompas saja. Alhamdulillah, kini sudah banyak pihak yang terlibat membangun “rumah sehat” ini bahkan memperoleh penghargaan bergengsi”, kata Pak Pray.
Beliau kemudian menyatakan, Menulis merupakan salah satu obat awet muda karena membuat otak kita terus bekerja. “Teman-teman saya lulusan AKABRI 1970 sebanyak 103 orang yang sekarang masih segar bugar adalah yang hobi menulis, membaca dan browsing. Jadi tetaplah pelihara kebiasaan menulis itu,” kata Pak Pray yang juga aktif menulis di Twitter dan Facebook ini.
Sebelum makan siang, tampil grup band “J-Rocks” menghibur hadirin yang datang. Sebelumnya mereka mengungkapkan pengalaman mereka ikut bersosialisasi di social media, tidak hanya lewat twitter namun juga lewat blog. Peserta HUT kedua Kompasiana ikut bernyanyi dan larut dalam keceriaan saat lagu andalan J-Rocks “Meraih Mimpi” dinyanyikan.
Seusai makan siang dilaksanakan prosesi peringatan Ulang Tahun Kompasiana yang ditandai dengan nyanyi bersama serta pemotongan kue. Saya mendapat kesempatan menerima potongan kue dari admin Kompasiana Kang Pepih Nugraha, mewakili seluruh penggiat Kompasiana. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari mbak Linda Djalil yang kemudian menyanyikan lagu fenomenalnya berjudul “Wanita” diiringi petikan gitar akustik yang memukau dari Jody Yudhono.
Pada kesempatan selanjutnya adalah pengumuman Tulisan Terpopuler, Kompasianer Teraktif dan Kompasianer terpopuler yang masing-masing dimenangkan oleh Okti Li untuk tulisannya “Stop Konsumsi Mie Instan” dan sudah dibaca lebih dari 240.000 orang, Andy Syoekri Amal (hadiahnya diwakili oleh Imansyah Rukka) dan Katedra Rajawen (yang hadiahnya diwakili oleh sang istri). Masing-masing pemenangnya mendapatkan hadiah Netbook. Setelah itu ada pula pengumuman pemenang Lomba Menulis HUT Kedua Kompasiana.
Sungguh sebuah pengalaman mengesankan dapat hadir dalam acara peringatan HUT Kedua Kompasiana. Yang paling penting adalah bisa berjumpa dengan para Kompasianers yang selama ini hanya saling menyapa lewat dunia maya saja.
Maju Terus Kompasiana!
wah iya saya lupa ada undangan kompasiana 😀 maaf..
hari itu malah ikut diskusi milis backpacker dunia hehehe
Wah Daeng Amril .. saya sebenarnya pengen ikutan, tetapi apa daya, hari itu sedang tugas ke luar kota 🙁 … Kompasiana semakin semarak ya … selamat untuk Kompasiana …