MENIKMATI RADIO SIARAN DARI DUNIA MAYA
Di Radiooo..aku dengar, lagu kesayanganmu
Kutelepon kerumahmu, sedang apa sayangku
Kuharap kau mendengar dan kukatakan rindu
–Kugadaikan Cintaku, alm.Gombloh
Kebetulan, seusai menjalankan ritual ibadah sholat malam, saya membuka akun twitter ,menjelajahi rimba internet dan mendadak “nyangkut” pada akun twitter @radioteflon. Penasaran, saya membuka linkhttp://radio.cahandong.org yang ada pada akun tersebut. Dan mulailah saya merasakan sensasi mendengarkan siaran radio streaming internet yang dikelola oleh Komunitas Blogger Yogyakarta Cahandong tersebut dan semalam dipandu oleh penyiar Kak Mantje. Lagu-lagu lawas bernuansa sendu seketika mengisi ruang kerja saya dari speaker laptop, membawa saya pada imajinasi absurd dan terlena pada lamunan masa lalu yang indah. Iseng-iseng saya mengetikkan pesanan lagu “Have I Told You Lately” yang dibawakan oleh Rod Stewart dan mentioned ke @radioteflon di twitter dan segera direspon dengan cepat.
“Have i told you lately dari penyanyi bersuara serak2 basah, rod stewart. lagu ini spesial buat mas @amriltg yaa” demikian balasan dari @radioteflon lewat akun twitter saya. Dan mengalunlah suara merdu Rod Steward menembus hening malam. Saya terpekik riang dan ikut bernyanyi lirih setiap bait yang dinyanyikan oleh penyanyi gaek kondang itu. Saya mendadak merasakan euphoria tersendiri saat terkenang kembali ketika masih bersekolah di SD dan SMP dulu dimana radio menjadi satu-satunya hiburan audio di kampung. Terkadang saya memesan lagu favorit saya lewat surat dan itu mesti menunggu hingga 3-4 hari kemudian baru diputar. Lewat telepon juga demikian, responnya tidak secepat yang saya harapkan karena mesti menunggu antrian serta tidak ada respon balik apapun dari pihak stasion radio apakah lagu saya jadi ditayangkan atau tidak.
Kini, di Radio Teflon yang baru berdiri pertengahan November silam itu, saya tak butuh waktu lama mengirim pesanan lagu. Cukup mengetik via twitter dan mengarahkannya ke akun @radioteflon. Respon kepastian pemutaran lagu saya peroleh dengan cepat dan tentu saja akan segera menyiapkan diri untuk mendengarkan lagu pesanan saya itu. Hal lain yang menarik adalah para penyiar radio Teflon berasal dari berbagai latar belakang (umumnya adalah blogger) dengan materi siaran yang “tak terduga”. Seperti yang tertera pada Blog Nonadita (www.nonadita.com) , Radio Teflon menayangkan Konsultasi Cinta bersama Om Broto, Memetwit eh Memeradio bersama Jeng Wulan, Ngobrolin Film, Momonoshow, Jazz Chill Out & Obrolan Bola, dll. Tidak hanya itu, Radio Teflon juga menyediakan serial radio Saur Sepuh, lagu-lagu Warkop, lawakan ngapak, serta talkshow bersama beberapa narasumber yang juga “tak terduga”.
Fenomena Radio Streaming Internet sesungguhnya bukanlah hal yang baru terjadi. Pada beberapa stasiun radio terkemuka di Indonesia, aplikasi ini bisa kita temukan dengan mudah. Namun, ketika aplikasi aplikasi radio streaming ini dikolaborasikan dengan interaksi aktif lewat jejaring social media secara intens, kian mendekatkan secara emosional antara pengelola radio dan pendengarnya. Membuat sang pendengar terasa lebih nyaman karena dilayani secara personal, interaktif dan tak berjarak. Saya menemukan keakraban virtual itu di radio Teflon, apalagi tatkala Kak Mantje dengan suara baritonnya yang khas, usil menyentil saya di siarannya semalam,”semoga dengan mendengar lagu Rod Steward ini membuat mas Amril makin terinspirasi dan mampu menghasilkan puisi-puisi romantis melankolis yang indah di blognya”. Ah, Kak Mantje bisa aja nih! J
Upaya membuat jaringan radio streaming sendiri sudah begitu mudah dilakukan oleh orang awam sekalipun. Cukup dengan perlengkapan audio sederhana dilengkapi WinAmp, jaringan internet yang stabil serta penambahan radio shoutcast, maka jadilah radio streaming pribadi. Jika pada radio konvensional segmentasi wilayahnya sangat terbatas, misalnya jaringan radio di sekitar Cikarang, hanya dapat didengarkan didaerah tersebut saja karena keterbatasan frekwensi/jaringan, maka radio Streaming bisa didengarkan seluruh dunia. Puluhan ribu kilometer sekalipun dari pengelola radio menyiarkannya. Internet telah memungkinkan kemustahilan itu.
Coba anda simak salah satu aplikasi radio streaming lainnya yaitu “Radio Kentang” (www.kentangradio.com). Seperti yang saya kutip dari Koran Tempo rubrik i-Tempo tanggal 20 Maret 2010, radio yang didirikan oleh Christoforus Priyo Nugroho dan Toma Avianda dibuat secara spontan dan terinspirasi saat menonton streaming pertandingan sepakbola via internet. “Kalau nonton bola bisa streaming di Internet, kenapa siaran radio enggak bisa? Logikanya kan sama,” ujar Chris pada Koran Tempo. Keduanya akhirnya memutuskan membuat sebuah radio daring. Toma kebagian menangani sisi teknisnya, seperti mengembangkan situs web, player, dan chat room atau ruang obrol di Kentang Radio. Sedangkan Chris, yang menangani segi kontennya, yakni memperbanyak lagu-lagu di database mereka.
Yang menarik keduanya tak memiliki latar belakang pengalaman sebagai penyiar radio. Program acaranya pun ditayangkan dengan pendekatan “suka-suka”. Pokoknya disiarkan tanpa tenggat dan ketika sedang sempat.Jadi jangan heran bila anda tengah asyik terbuai oleh lagu melankolis, tiba-tiba siarannya terhenti tanpa kata perpisahan sebelumnya.Memang mereka terkesan belum terlalu serius menggarap ini karena memiliki kegiatan lain yang butuh konsentrasi tinggi. “Kentang Radio memang baru siaran saat kami punya waktu untuk siaran dan memutar lagu, jadi tak ada niat untuk asal-asalan,” kata Chris pada iTempo.
Koleksi lagu Kentang Radio sudah mencapai 36 ribu buah dari berbagai genre dan kebanyakan merupakan lagu-lagu lawas. Tidak hanya itu, kentang radio membuat sebuah aplikasi untuk “ditanam” di Facebook yang kemudian memungkinkan penyiar dan pendengar saling berinteraksi lewat ruang obrolan (chatting) sembari mendengarkan lagu yang dilantunkan. Jadi berbeda dengan penyiar radio konvensional yang “cuap-cuap”, interaksi terbangun melalui obrolan online di ruang chatting. Kedua pengelola Radio Kentang ini bertekad untuk tetap konsisten menggunakan dan mengembangkan radio internet ini dengan alasan selain butuh dana besar, juga aspek perizinan yang rumit untuk pengelolaan radio konvensional.
Kini, Radio Teflon atau Radio Kentang menemani aktifitas keseharian saya. Sambil menyeruput kopi di meja kerja, celetukan-celetukan nakal yang kerap membuat saya tersenyum-senyum sendiri dan lagu-lagu kegemaran saya mengalun lembut dari speaker komputer, terkadang sayapun ikut bersenandung riang mengikuti irama : Di Radiooo… aku dengaar…lagu kesayanganku..
Catatan:
Dikutip dari Yahoo OMG! Indonesia