CATATAN DARI NONTON BARENG “RUMAH TANPA JENDELA”

Kami sekeluarga berfoto bersama Mas Aditya Gumay sebelum menonton

Minggu pagi (27/2), kami sekeluarga sudah bersiap-siap berangkat ke Jakarta untuk menghadiri acara nonton bareng film “Rumah Tanpa Jendela” yang dilaksanakan oleh Komunitas Mata Sinema. Syukurlah sebagai anggota blogger Bekasi, saya mendapat jatah undangan gratis menonton film yang merupakan buah kerjasama kedua kali (sebelumnya film “Emak Ingin Naik Haji”) antara sutradara Aditya Gumay bersama penulis produktif Asma Nadia.

Singkatnya, pukul 09.00 kami tiba di Blok M Square. Lokasi Bioskop 21 berada di lantai 5. Setelah naik lift, kami akhirnya tiba di tempat pelaksanaan nobar. Saya disambut hangat salah satu panitia, Mas Yulef.

“Acara Nobarnya dimulai pukul 10.00 pagi mas. Kita mau registrasi dulu satu-satu peserta yang ikut,” kata Mas Yulef sambil tersenyum. Pada hari itu, selain saya sekeluarga ternyata ada pula adik-adik Asuh PAYISC Al-Azhar dan Sanggar Ananda yang hadir ikut menonton. Kami lalu masuk menuju lobby bioskop dan sempat melihat mas Aditya Gumay, Sutradara film “Rumah Tanpa Jendela” tengah berbincang dengan mbak Asma Nadia (penulis produktif yang cerpennya berjudul “Jendela Rara” diangkat jadi film “Rumah Tanpa Jendela”).

Saya lalu mendekati mas Aditya dan memperkenalkan diri. Beliau ternyata sosok yang ramah dan rendah hati. Kami lalu bercakap-cakap akrab mengenai film Rumah Tanpa Jendela (Resensi film ini sudah saya buat dan tayangkan di Yahoo OMG Indonesia, silahkan baca disana). Menurut mas Aditya lokasi film ini dibuat mayoritas di kawasan Menteng Pulo dimana banyak terdapat rumah-rumah pemulung yang menjadi setting utama film RTJ. Ia menambahkan bahwa syuting film ini dilaksanakan saat liburan sekolah bulan Juni-Juli 2011 sehingga tidak menganggu waktu sekolah para pemeran ciliknya.

“Film Rumah Tanpa Jendela merupakan kerjasama saya yang kedua dengan mbak Asma Nadia setelah sebelumnya dengan film “Emak Ingin Naik Haji”, moga-moga kedepan akan ada kerjasama konstruktif lainnya dengan beliau,”ungkap mas Aditya dengan mata berbinar.

Saya juga sempat menyapa mbak Asma Nadia dan ibu Aty Kanser (yang berperan sebagai nenek Aldo) yang kemudian “menodong”nya untuk foto bareng keluarga kecil kami. Tiba-tiba entah kenapa anak saya Rizky menangis ketakutan. Ternyata ia melihat poster film pocong dengan ekspresi menakutkan saat kami akan masuk bioskop. Saya berusaha membujuknya dengan menyatakan film yang akan ditonton nanti bukanlah film pocong. Untunglah, setelah dibujuk beberapa lama ia akhirnya mau juga menonton. Mas Aditya ikut bantu membujuk dengan memberikan souvenir CD Original Soundtrack Film “Rumah Tanpa Jendela” kepada Rizky (Thanks ya mas Aditya! )

Di menit-menit awal film saya terpaksa harus memeluk Rizky dulu sampai ia betul-betul terbiasa. Dalam hati saya merutuk kesal pada para sineas Indonesia yang membuat film-film Pocong dan horor ini dengan sama sekali tidak menerapkan empati visual dalam pembuatan poster filmnya. Anak saya trauma sekali menyaksikan poster film pocong yang justru berdampingan posternya dengan promosi film “Rumah Tanpa Jendela”.

Berfoto bersama ibu Aty Kanser pemeran nenek Aldo dalam film Rumah Tanpa Jendela

Alhamdullah, anak saya senang sekali menonton film “Rumah Tanpa Jendela”. Pesan moral yang disampaikan lewat film ini benar-benar sangat menggugah dan mengharukan. Saya berharap, film-film Indonesia bisa seperti film RTJ yang lebih bernuansa edukatif serta sarat pesan moral yang tidak terkesan menggurui. Film-film Pocong, Kuntilanak, dan lain-lain, justru seperti layaknya melecehkan kecerdasan dan logika kita sebagai penonton.

Dari Blok M Square, kami sekeluarga meluncur ke lokasi Pameran Buku Kompas Gramedia di Istora Senayan. Ini adalah hari terakhir pameran dan kami tak mau melewatkan kesempatan tersebut. Disana kami “kalap” membeli buku yang memiliki potongan harga lumayan. Termasuk membeli buku “Rumah Tanpa Jendela” yang ternyata tidak hanya berisi novel karya mbak Asma Nadia, tapi juga skenario film yang ditulis oleh mas Aditya Gumay dan mas Adenin Adlan.

Beruntung sekali di stand tempat saya membeli buku, ketemu lagi dengan mbak Asma Nadia. Saya lalu meminta beliau menandatangani buku yang baru saya beli sekaligus foto bersama kami sekeluarga. Istri saya sangat senang apalagi mbak Asma Nadia merupakan penulis favoritnya, jadi merupakan kebahagiaan luar biasa dapat bertemu langsung dengan sang idola.

Foto bareng bersama mbak Asma Nadia dan buku Rumah Tanpa Jendela di lokasi Gramedia Book Fair, Senayan, Minggu (27/2)

Alhamdulillah, hari Minggu ini menjadi hari yang paling berkesan buat kami sekeluarga tidak  hanya menonton film anak-anak berkualitas “Rumah Tanpa Jendela” tapi juga bertemu langsung dengan sejumlah tokoh penting yang berada dibalik film hebat ini.

 

Related Posts
MY BLOGGING KALEIDOSKOP 2013
Pengantar: Seperti "tradisi" yang biasa saya lakukan di akhir tahun, saya biasanya membuat Blogging Kaleidoskop yang merekam sejumlah jejak langkah dan kiprah saya di dunia blogging sepanjang tahun sebelum pergantian kalender ke ...
Posting Terkait
XLNETRALLY(5) : JEJAK LAKSAMANA CHENG HO DI KAWASAN SAM POO KONG
eusai mengikuti perjalanan wisata sejarah ke Lawangsewu, Minggu (24/7), kami semua rombongan XLNetRally melanjutkan perjalanan menuju kawasan Sam Poo Kong. Kawasan ini seperti dikutip dari situs Visit Semarang dikenal juga ...
Posting Terkait
MERANGKAI SEMANGAT KEBANGSAAN DALAM BINGKAI MEDIA SOSIAL
aya masih terkenang pengalaman itu. Sebuah momen langka dan sederhana 3 tahun silam yang membuat batin saya sontak bergelora dalam gemuruh semangat nasionalisme yang begitu kental. Keempatbelas pemuda-pemudi nampak berdiri diatas ...
Posting Terkait
CATATAN RINGAN DARI NOV FAMILY GATHERING@ANCOL
Hari Sabtu, 14 Februari 2009, kami sekeluarga menghadiri acara Family Gathering kantor saya PT National Oilwell Varco-Downhole Tool Division di Putri Duyung Resort Ancol. Kami tiba di Lokasi acara Pukul 15.30. Keluarga ...
Posting Terkait
“OLEH-OLEH” DARI WORDCAMP : LIVE PERFORMANCE ZARRO & FRIEND’S
Pada Hari kedua acara Wordcamp Indonesia di Erasmus Huis Hari Minggu tanggal 18 Januari 2009, usai makan siang, secara spesial ditampilkan Zarro & Friend's yang menyanyikan lagu-lagu beraliran Brazilian Jazz selama ...
Posting Terkait
CATATAN DARI PELUNCURAN NOKIA N97
Selasa Malam (9/6), bertempat di Café Poste East Building Kawasan Lingkar Mega Kuningan Jakarta Selatan, saya diundang atas nama salah satu Blogger di Asia Blogging Network (ABN) ,untuk menghadiri Exclusive ...
Posting Terkait
“MENEMUKAN KEMBALI” SPIRIT WARISAN BUDAYA DALAM MENEGUHKAN PILAR KOMUNITAS ASEAN
ari Senin (25/2) kemarin saya memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri untuk menghadiri Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tema "Reinventing the Spirit the cultural heritage of south east asian people; ...
Posting Terkait
EKSOTISME IIMS 2015 YANG MEMPESONA
atahari bersinar terik saat saya dan putra sulung saya, Rizky tiba di pintu timur area JIEXPO Kemayoran, Hari Minggu (23/8) untuk menyaksikan acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015 yang ...
Posting Terkait
MUDIK LEBARAN KE YOGYA (1) : DARI MUSEUM BENTENG VREDEBURG HINGGA KE KOMPLEKS MAKAM RAJA IMOGIRI
esawat Citilink QG 102 yang kami tumpangi mendarat mulus di bandara Adisucipto Yogyakarta pukul 20.50 malam, hari Minggu (27/7). Meski telat sekitar 15 menit karena menanti giliran mendarat, disebabkan meningkatnya ...
Posting Terkait
AMPROKAN BLOGGER 2010 (9) : KEMESRAAN INI JANGANLAH CEPAT BERLALU
Waktu berakhirnya acara Amprokan Blogger 2010 datang juga. Menjelang saat ditutupnya acara ini, dilaksanakan pengumuman lomba blog dan foto yang masing-masing dilaksanakan oleh juri kedua lomba tersebut yaitu Mas Antyo Rentjoko ...
Posting Terkait
NUANSA PERSAUDARAAN YANG KENTAL DALAM KOPDAR MILIS CIKARANG BARU
inggu sore (7/8), dengan menumpang sepeda motor Honda Revo kesayangan, saya bersama si sulung Rizky menuju kediaman pak Saparjan, di Jl. Antilop IV Blok E.3 No.2 Perum Cikarang Baru, Kota ...
Posting Terkait
MENIKMATI PESONA PERUMAHAN BINTARO JAYA DALAM ONE DAY BLOGGER TOUR
atahari bersinar begitu cerah di Hari Sabtu (22/6) ketika saya bersama sejumlah blogger berkumpul di fX Plaza Jl.Jenderal Sudirman Jakarta Selatan untuk berkumpul kemudian bersama-sama berangkat menuju Perumahan Bintaro Jaya. ...
Posting Terkait
PESAN KEBANGSAAN MEGAWATI DALAM KAMPANYE AKBAR DI BALI
esawat berlogo "Indonesia Hebat!" yang membawa saya bersama rombongan jurnalis serta fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendarat mulus di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali, Sabtu pagi (22/3), setelah menempuh ...
Posting Terkait
DUET BLOGGER DAENG DALAM BLOGSHOP IDENTITAS UNHAS MAKASSAR
esawat Lion Air JT 784 mendarat mulus di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Jum'at (30/11) pukul 22.00 WITA. Perjalanan menuju Makassar yang ditempuh "penuh perjuangan" dalam cuaca buruk sejak berangkat dari ...
Posting Terkait
CATATAN DARI LOKAKARYA ENERGI NASIONAL : KETAHANAN ENERGI UNTUK KEDAULATAN & KEMAKMURAN NEGERI (Bagian Pertama)
agi terasa begitu sejuk dan terlihat cerah ketika saya memasuki area Hotel JS Luwansa Jl.HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Rabu (3/12). Setelah mengarungi kemacetan yang cukup panjang dari Cikarang, saya ...
Posting Terkait
MY BLOGGING KALEIDOSKOP 2013
TULISAN SAYA DI MAJALAH “THINK” NINDYA KARYA EDISI
XLNETRALLY(5) : JEJAK LAKSAMANA CHENG HO DI KAWASAN
MERANGKAI SEMANGAT KEBANGSAAN DALAM BINGKAI MEDIA SOSIAL
CATATAN RINGAN DARI NOV FAMILY GATHERING@ANCOL
“OLEH-OLEH” DARI WORDCAMP : LIVE PERFORMANCE ZARRO &
CATATAN DARI PELUNCURAN NOKIA N97
“MENEMUKAN KEMBALI” SPIRIT WARISAN BUDAYA DALAM MENEGUHKAN PILAR
EKSOTISME IIMS 2015 YANG MEMPESONA
MUDIK LEBARAN KE YOGYA (1) : DARI MUSEUM
AMPROKAN BLOGGER 2010 (9) : KEMESRAAN INI JANGANLAH
NUANSA PERSAUDARAAN YANG KENTAL DALAM KOPDAR MILIS CIKARANG
MENIKMATI PESONA PERUMAHAN BINTARO JAYA DALAM ONE DAY
PESAN KEBANGSAAN MEGAWATI DALAM KAMPANYE AKBAR DI BALI
DUET BLOGGER DAENG DALAM BLOGSHOP IDENTITAS UNHAS MAKASSAR
CATATAN DARI LOKAKARYA ENERGI NASIONAL : KETAHANAN ENERGI

3 Replies to “CATATAN DARI NONTON BARENG “RUMAH TANPA JENDELA””

  1. Maaf… untuk yang berkomentar diatas. Saya selalu merasa terganggu dengan adanya klaim “film Hollywood dilarang tayang di Indonesia.” Kerena kenyataannya tidak ada yang melarang film Hollywood tayang di Indonesia. Sedang ada permasalahan antara distributor film asing dengan pemerintah (atau sesuai dengan kabar lain yang berhembus) memang benar. Namun pemerintah tidak pernah mengeluarkan larangan film Hollywood untuk tayang di Indonesia.

    Terlepas dari itu… kita gak perlu ketergantungan dengan film luar. Benar mutu film kita masih rendah. Namun siapa yang ramai-ramai menonton film ‘pocong,’ ‘kuntilanak,’ ‘jenglot,’ ‘Jupe,’ ‘Depe,’ dan segudang film murahan itu kalau tidak penonton film Indonesia sendiri. Jadi, bisa dibilang, kurang lebih, penonton film Indonesia sendiri yang menentukan pilihan bahwa mereka ingin menonton film sekelas itu.

    Anyway, saya sangat senang dengan kualitas film anak yang dirilis akhir-akhir ini. Setelah Rindu Purnama, ada Rumah Tanpa Jendela. Sangat memuaskan. Penonton harus mendukung film-film sekelas ini kalau benar-benar ingin mau sinema Indonesia maju pesat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.