‘BEHIND THE SCENE” HONGKONG DISNEYLAND BLOGGER TOUR (Bagian Pertama)
Sudah lewat 2 pekan berlalu sejak kepulangan saya dari Hongkong Disneyland yang di-inisiasi oleh IDBlognetwork. Ada berjuta kenangan yang tak terlupakan seumur hidup selama perjalanan kami, 6 orang blogger Indonesia kesana. Saya, Priyadi Iman Nurcahyo, Benny Chandra, Setyo Budianto, Nuruddin Jauhari dan Isnuansa Maharani plus Mubarika Darmayanti serta Radityo Djojo Adhiningrat dari IDBlognetwork tidak hanya mengalami pengalaman-pengalaman baru berkunjung untuk pertama kalinya ke Taman kedua Disney di Asia itu tetapi juga pengalaman perdana berkunjung ke kota Hongkong.
Perjalanan kami dimulai ketika saya mulai membuka topik diskusi di ruang terbatas di facebook. Setelah saling tukar menukar nomor handphone, email dan PIN Blackberry, kami semua lalu ngobrol soal apa saja yang perlu disiapkan sebelum berangkat kesana. Dipisahkan oleh 3 kota berbeda dimana saya, Priyadi, Isnuansa, Mubarika dan Radityo di Jakarta, Jauhari di Yogyakarta, Benny Chandra dan Setyo Budianto di Surabaya, obrolan kami berlangsung lancar dan interaktif. Persiapan pakaian dingin karena konon suhu di Hongkong sekitar 14-16 C (kira-kira nyaris sama dengan waktu pagi di Bandung) menjadi wacana paling hangat dibicarakan.
Insiden soal pasport yang nyaris kadaluarsa oleh saya dan Priyadi saat akan berangkat sempat membuat kami deg-degan. Aturan bahwa usia “expired” paspor tak boleh kurang dari 6 bulan sebelum bepergian keluar negeri telah membuat saya dan Priyadi kena “interogasi” khusus dari petugas imigrasi karena paspor kami tidak sesuai dengan aturan tersebut. Kami lalu diminta berjanji jika terjadi sesuatu–misalnya kena deportasi dari Hongkong–pihak imigrasi Indonesia tak akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Dengan mantap kami berdua menyatakan siap (meski tentu saja jantung saya ikut berdebar kencang karenanya 🙂 ).
Beres urusan imigrasi kami melangkah masuk ke ruang boarding. Singkat cerita, sampailah kami di Hongkong Internasional Airport (HKIA), Jum’at pagi (18 Maret 2011). Jantung saya kembali berdebar kencang. Apalagi kalau bukan soal deportasi kembali ke Indonesia gara-gara paspor nyaris kadaluarsa. “Tenang aja mas, kalau udah sampai disini gak bakal disuruh pulang kok hanya gara-gara paspor mau expired. Mari kita berdoa,” kata mas Setyo yang sudah sering bepergian keluar negeri termasuk transit di HKIA saat ia akan ke Shenzen tahun lalu. Saya memberikan diri maju ke barisan terdepan. Dan Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Pihak Imigrasi Hongkong dengan ramah mempersilahkan saya lewat setelah mencap paspor saya. Dati jauh saya melihat mas Setyo mengacungkan jempol. Saya dan Priyadi lolos dari ancaman deportasi :). Oh..legaa rasanya.
Setelah check in dan beristirahat sejenak, pukul 10.30 siang kami kumpul lagi di lobi hotel. Kami dapat cerita menggelikan karena saat seorang karyawan hotel bermaksud merapikan kamar Benny Chandra dan Jauhari yang tidur sekamar, mengajak bahasa cina kepada Benny yang kebetulan berkulit putih dan bermata sipit. Terang aja Benny Chandra yang asli Gorontalo dan berdomisili di Surabaya ini kebingungan lalu menjawabnya dengan “bahasa tarzan” alias menggerakkan-gerakkan tangan dengan ekspresi muka lucu.
Di hari pertama kami langsung menikmati wahana-wahana menarik di Hongkong Disneyland. Pengalaman paling mengesankan adalah ketika naik Space Mountain. Secara jujur saya katakan, sejak pertama kali naik Roller Coaster di Dunia Fantasy 10 tahun lalu, saya sudah bertekad tidak akan, dan tidak akan pernah lagi sekalipun naik roller coaster. Walau punya badan kekar menggelegar seperti ini, saya sangat trauma naik Roller Coaster. Takut sekali pokoknya. Jadi maaf saja, meski Jennifor Lopez sekalipun mau merayu saya naik roller coaster bersamanya, akan saya tolak mentah-mentah.
Saya sama sekali tak menduga wahana Space Mountain itu adalah Indoor Roller Coaster. Sempat berfikir ini hanyalah sejenis sama dengan pengalaman naik wahana di “The Adventure of Winnie The Pooh” yang baru saja kami naiki. Melewati jejeran boneka-boneka lucu dan dinding-dinding berwarna-warni kartun khas Winnie diatas perahu kecil berkecepatan rendah.
Saya tidak curiga sama sekali ketika naik Space Mountain saat”kendaraan”yang saya, Benny Chandra, Isnuansa dan Jauhari tumpangi berjalan pelan. Memasuki ruang gelap dengan bintang gemintang indah bertaburan, saya masih santai. Kalau yang kayak gini sih No Problemo, begitu saya membatin.
Tapi ketika kendaraan itu mulai menanjak, naik, dan naiiik terus, saya mulai curiga. Saya telah berada disebuah Indoor Roller Coaster. Kendaraan kami mulai menukik turun dengan kecepatan tinggi. Sayapun berteriak sekencang-kencangnya. Liukan kendaraan yang membelok tajam,mendaki, menyusuri turunan curam memang sungguh meneror batin. Dashyat sekali apalagi menjelang akhir perjalanan ada cahaya menyilaukan menerpa wajah kami semua. Pengalaman 10 tahun lalu terulang kembali.
Untunglah teriakan kencang saya cukup menghalau rasa cemas yang menikam jantung. Saat turun dari wahana, saya langsung sempoyongan, stress berat dan tentu saja pucat. Luar biasa. Ini benar-benar pengalaman yang sungguh tak terlupakan,. Saya sempat tertawa terpingkal-pingkal saat melihat ekspresi tegang kami difoto. Rupanya cahaya menyilaukan yang kami lihat terakhir adalah kilatan blitz kamera .
Saat turun, mbak Rika menggoda kami semua, “Bagaimana, masih berani naik lagi?”. Saya spontan menggeleng kencang-kencang. Oh, sudah cukup pengalaman menegangkan hari ini. Jantung saya masih berdegup kencang. Sementara Benny yang terlihat kian putih kulitnya karena “pucat yang overdosis” menjawab datar,”Nggak ah, takut nanti kameranya jatuh. Yang lain aja kalau mau naik”. Isnuansa malah dengan berani menantang,”Yuuk kita naik lagi!”. Astaga, sungguh dirimu wanita perkasa, Is ! :))
Foto oleh : Priyadi
(bersambung)
ah kapan pak saya kesampaian menginjakkan kaki disana.
Amiiin ^_^
Mudah-mudahan bisa yaa..amiin..ikut mendoakan 🙂
ha ha ha :))
Btw, soal aturan paspor yg itu rasanya tdk resmi.
Hmm..sepertinya begitu deh.. 🙂
memang disarankan tidak kurang dari 6 bln, saya kerja di Garuda dan di maskapai lain juga sama klo ada penumpang yang mau ke luar negeri..demi kebaikan, sering juga ada kasus kena deportasi, malah ditahan dlu..kejadian terbaru ada penumpang yang di tahan di Turki gara2 paspor limit,uj,hihi.,ngeri..
Kenangan yang indah Mas, semoga terulang kembali ke tempat yang berbeda Amin
Iya mas..mudah-mudahan, Amiin..
chicken!!!
Harus ditambah “basic” kayaknya didepannya mas jadi “basic chicken” !!..hahahaha 🙂
wkwkwkw saya baca saja tertawa… apalagi klo melihat disana =))
Mudah-mudahan bisa kesana ya mas
HAHHAHAA… wahana ini benar2 membuat “jantung” kita segarrr ^_^
Iya bener mbak..ternyata cukup hanya mbak Rika saja (tak perlu Jennifer Lopez) segala yg bisa merayu saya naik Roller Coaster..hahahaha
mas amril gak kuat naik rollercoaster ya? saya juga lhooo… :))
Waaaaaahh. liat foto yang ada mba rikanya lagi narik TAs koper itu, kereeeen bangeeeeetttt pengambilan Gambarnya 🙂
Iya tuh yg ngambil gambarnya mas Priyadi yg memang canggih dalam soal potret memotret
Pingback: ARUNG JERAM ARUS LIAR : MENAKLUKKAN TANTANGAN DAN KETAKUTAN / Catatan Dari Hati
Pingback: Wisata Adventure: Menikmati Arung Jeram Arus Liar Sungai Citarik « REALTA TOUR & TRAVEL – JAKARTA
Kapaannnn saya bisa maen ke sana ya…pengenn….
mantapp kapan kapan nyusul doakan saja.
bismillah, semoga bisa kesana juga