Saat senja, ketika Ramadhan pergi
Keharuan menyentak dikalbu, menyentuh nurani
Seiring semburat merah jingga bertahta di rangka langit
Bulan Suci beranjak perlahan, menapak dalam keheningan
meninggalkan jejak-jejak cahaya hingga batas cakrawala
Dan aku luruh dalam kesedihan tak terungkapkan
Saat Senja, Ketika Ramadhan Pergi
Bersama segenap doa yang terangkum pada setiap sujud,
pada lembar demi lembar Tadarrus Al Qur’an,
pada tiap untai khusyuk Tarawih
pada ikhlas sedekah dan zakat
pada takjub kehadiran Lailatul Qadr
pada gema Takbir, Tahlil dan Tahmid
mengagungkan kebesaranMU ya Allah..
Rindu ini mengapung bersama airmata yang menitik perlahan
Akankah Ramadhan menemuiku lagi tahun depan?
Saat Senja, Ketika Ramadhan Pergi
Aku terkulai dalam sunyi mendekap kalbu
Diatas sajadah yang terbentang hingga kaki langit
bersama harapan menemuimu kembali, Ramadhan..
dengan segala gigil kangen yang senantiasa berdetak
di setiap nadiku
bersama lirih Zikir yang kulantunkan dengan bibir bergetar
menyebut namaMU ya Allah
menyebut KemuliaanMu ya Allah..
Cikarang, akhir Ramadhan 1432 H
Catatan:
Foto adalah karya Pak Firman Alamsyah di Citography
Related Posts
Bagai harum hutan pinus di sisi bukit atau
wangi melati di pekarangan
Aroma cinta yang kau taburkan
melayang lembut dengan konfigurasi warna-warni
pada lanskap kesunyian yang terhampar sepanjang perjalanan
pada atmosfir lara yang telah kita ...
Posting Terkait
Kita telah lama membincang pagi dan senja, pada malam,
ketika gelap meluruh pelan dari kisi-kisi jendela kamar kita
dan kenangan yang telah kita rajut bersama larut dalam kelam
Sehelai pasmina biru, untukmu, istriku, ...
Posting Terkait
Langit senja ini seakan merenda batas cakrawala
dengan rona merah jambu serupa ranum pipimu
yang diterpa bias cerah cahaya fajar
Pada titian rindu dimana kaki kita gamang menapak
kamu acapkali berkata dengan mata berbinar,"Di ...
Posting Terkait
Ketika harapan tak terjelmakan dan ilusi tentangmu hanyalah bagian
dari noktah kecil yang bersinar redup di langit malam,
maka segala impian yang telah kita bangun mendadak sirna diterpa angin
sementara kerlip kunang-kunang tetap tak ...
Posting Terkait
Haruskah geliat rindu yang kau simpan
pada getar dawai hati, bening kilau embun dan segaris cahaya pagi
membuatmu mesti berhenti pada sebuah titik yang kau namakan
tepian sebuah perjalanan panjang?
Kegetiran ini, katamu, melelahkan
dan ...
Posting Terkait
emindai kembali jejakmu di sekujur tubuh Braga
pada pagi ketika embun baru saja melapisi atas aspalnya
dan halimun putih tipis yang melingkupi bagai sayap bidadari erat mendekap
seperti melihatmu lagi tersenyum menyongsong hangat ...
Posting Terkait
Langit dan senja, katamu, adalah paduan cerita tentang harapan dan rindu
yang terserak antara tepian cakrawala hingga batas dimana mentari meredupkan cahayanya
Kita menyaksikan detik-detik berguguran bersama alunan musim yang berlalu dengan ...
Posting Terkait
Kaki langit tempat segala harapan kita berlabuh
Serta kepak camar menyapa cakrawala
Adalah muara segala impian yang telah kita rajut rapi
Bersama desir rindu dan riak semangat
Membangun rumah bersahaja tempat kita senantiasa pulang
Dan ...
Posting Terkait
Kita tak akan pernah bisa menyepuh ulang segala impian
dan kenangan yang meranggas perlahan di ringkih hati
lalu menyemai harap, segalanya akan kembali seperti semula
"Karena apa yang tertinggal," katamu,"seperti sisa jejak kaki
di ...
Posting Terkait
Riak air berwarna kusam mengalir pelan
di sepanjang batang tubuhmu, Kalimalang
Pada tepiannya aku termangu dan menyesap segala cerita
tentang anak-anak yang tertawa riang menceburkan diri ke dalammu
tentang sampah yang mengapung disekitarmu
tentang tawa ...
Posting Terkait
Keheningan, katamu, adalah rangkaian aksara yang menggantung pada rapuh rangka langit
dan pada desau angin berhembus pelan membelai dedaunan
Di "rahim" ingatan, kata-kata yang seharusnya kau ucapkan dengan lugas
berhenti pada basah bibirmu ...
Posting Terkait
Mari duduk disini, dihadapanku dan berceritalah
tentang bunga melati yang mekar di pekarangan, politisi yang bergegas menebar pesona,
ibukota yang telah memerangkapmu dalam galau tak berkesudahan,
cuaca yang kian tak ramah, atau definisi ...
Posting Terkait
Rintik hujan pagi ini membasuh luka yang terlihat samar dibalik halimun
Dan entah, janji yang sejatinya akan kutunaikan, terpuruk lunglai di rerumputan
Tak berdaya, bersama senarai kisah kita yang terbang melayang bersama ...
Posting Terkait
: untuk almarhum Maksum.A.Kararok
Kita telah mengurai malam, mempelajari makna yang ada di baliknya dengan hati riang
Kita juga telah menelaah setiap siang bersama teriknya yang membakar tubuh bersama sungging senyuman
Kita telah ...
Posting Terkait
Dalam banyak kisah, kita selalu percaya bahagia selalu ada di penghujung hilirnya
sementara duka dan tangis hanyalah ornamen pelengkap
yang kerap melekat ringkih di sepanjang perjalanan
lalu akan luruh satu-satu meninggalkan jejak kelam dibelakang
Saat ...
Posting Terkait
PUISI : MENITI GARIS EDAR PESONAMU
PUISI : SEHELAI PASMINA BIRU UNTUK ISTRIKU
PUISI : PADA PENGHUJUNG TITIAN RINDU
VISUALISASI VIDEO PUISI “SEBUAH CINTA YANG MENJAUH”
PUISI : PERJALANAN SEPARUH KERINDUAN
PUISI : SEPANJANG BRAGA DAN SETERUSNYA.. (II)
PUISI : TENTANG SENJA, DETIK YANG BERGUGURAN DAN
PUISI : SENANDUNG SEKEPING KEHENINGAN
PUISI : DI TEPI KALIMALANG, AKU DUDUK DAN
PUISI : LANSKAP KESUNYIAN DAN EMBUN DI TEMARAM
PUISI : DI PHOENAM…DI PHOENAM..KITA MENGANYAM KENANGAN
PUISI : HUJAN, KENANGAN DAN TEPIAN ANGAN-ANGAN
SAJAK UNTUK LELAKI TEGAR DARI BATUSITANDUK
PUISI : MENGENANG NAMAMU PADA LIRIH DESAU ANGIN
Segenap Keluarga Besar Ejawantah’s Blog mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1432 H.Taqobballahu Minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin.
Semoga segala amal perbuatan kita di bulan suci Ramadhan diterima disisi Allah SWT dan kembali kepada fitrahnya.
Seiring salam dengan kerendahan hati kami berharap sudikiranya sahabat menjemput kartu ucapan dari kami di
http://ejawantahnews.blogspot.com/2011/08/kartu-lebaran-idul-fitri-1432-h-untuk.html#comments
Sukses selalu dan salam untuk keluarga.
Salam
Ejawantah’s Blog
wah.. ramadan telah Berakhir… saat ya …
puasa.. sawal…. dan silaturrahmi..
para ulama cirebon pasti.. mantep ykin…
wah.. ramadan Telah Selesai…
saat ya.. silatur rahmi ke para ulama cirebon
pasti meyenangkan….
puisi yg sangat inspiratif untuk kembali menemukan ramadhan