AMPROKAN BLOGGER 2011 (4): KECERDASAN EKOLOGIS DALAM PERSPEKTIF KEARIFAN LOKAL
“Mari kita berkaca pada diri masing-masing, apakah kita semua sudah memiliki kecerdasan ekologis?”
Sebuah pertanyaan menohok datang dari Emmy Hafild seorang “pendekar” wanita di bidang pelestarian lingkungan hidup saat membawakan presentasi pamungkas dalam acara hari pertama Amprokan Blogger 2011 di aula asrama haji Bekasi. Wanita kelahiran Sumatra Barat tahun 1958 dan pernah dinobatkan sebagai “Pahlawan Bumi” oleh Majalah TIME tahun 1999 ini kemudian mengungkapkan berbagai fakta betapa kepentingan ekologis seringkali kalah oleh kepentingan ekonomi.
“Lihatlah, hutan kita hilang seluas lapangan bola hanya dalam hitungan 2 detik. Hanya 2 detik !!!”, tegas Emmy lantang. Kemudian hening. Para peserta Amprokan Blogger yang hadir bagaikan tersihir oleh kalimat dan retorika Emmy Kalimantan saat ini sudah ditetapkan pemerintah sebagai kawasan wilayah pertambangan dan galian mineral. Dampaknya, kita akan kehilangan begitu besar kekayaan alam hayati berupa hutan hujan tropis disana. “Yang tinggal hanyalah berupa danau-danau bekas galian serta bukit gundul sebagai warisan untuk anak cucu kita kelak,” tutur Emmy yang pernah bekerja di Green Peace Indonesia itu dengan sorot mata tajam. Laju Deforestrasi terus berlanjut.dan lambat laun, “harta” berharga kita itu akan kian habis.
Tidak hanya bicara soal lingkungan, Emmy juga giat mengkampanyekan Komodo sebagai salah satu dari keajaiban dunia. “Saya tidak peduli bila saat ini pemerintah sudah memutuskan untuk menghentikan promosi ini akibat konflik dengan yayasan “New 7 Wonder penyelenggara acara tersebut”, katanya. “Yang paling penting adalah jika Komodo berhasil dikukuhkan sebagai 7 Keajaiban Dunia maka Nusa Tenggara Timur yang menjadi habitat Komodo, dan didominasi oleh padang Sabana kering serta relatif susah dikembangkan sebagai kawasan pertanian atau kehutanan yang bernilai ekonomis akan bisa menjadi primadona pariwisata dunia yang bisa meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat setempat,” kata Emmy yang juga memimpin kampanye Komodo tersebut. Dibawah ini video uraian Emmy Hafidl mengenai hal tersebut serta dukungan teguh peserta Amprokan Blogger 2011 :
Setelah sesi diskusi yang dibawakan oleh Emmy Hafidl dan dipandu oleh blogger senior Antyo Rentjoko yang akrab dipanggil oleh Paman Tyo ini, tampil Mas Amrul dari ElKail sebuah Yayasan Konservasi Lingkungan Hidup yang berkantor pusat di Cikarang. Mas Amrul menyajikan materi tentang gerakan yayasan mereka melakukan pemeliharaan dan penyelamatan hutan Mangrove di Bekasi Utara yang saat ini jumlahnya kian menyusut.
Amrul bersama kawan-kawannya di Elkais menggalang partisipasi masyarakat setempat untuk melakukan penanaman kembali hutan Mangrove disana. ” Ini,” katanya,”merupakan bagian dari upaya membangkitkan semangat kearifan lokal dalam memelihara lingkungan. Hutan Mangrove atau bakau tidak hanya menahan abrasi pantai namun juga mengendalikan intrusi air laut ke daratan, menjadi habitat ekosistem kawasan pesisir bahkan menjadi penahan gelombang tsunami yang efektif”.
Amrul juga mengungkapkan langkah-langkah yang mereka lakukan dengan melaksanakan pembibitan bakau hingga penanaman kembali tumbuhan khas pesisir tersebut bersama masyarakat sekitar. “Inilah salah satu wujud nyata dari kecerdasan ekologis itu dengan memberdayakan perspektif kearifan lokal masyarakat,”katanya sembari tersenyum.
(Bersambung)
Terima kasih mas Amril Taufik Gobel atas tulisannya tentang kondisi mangrove di pesisir utara bekasi, data pendukung lainnya adalah bahwa di kondisi abrasi desa pantai bahagia telah merendam sedikitnya 700 ha, dengan tingkat intrusi yg sudah mencapai 5-10km. kesalahan terbesar dari kondisi tersebut adalah karena keserakahan manusia. Dalam kesempatan ini saya berharap media ini dapat menjadi forum komunikasi dalam rangka mendorong gerakan bersama penyelamatan pesisir utara bekasi.
Pingback: PENDEKATAN HOLISTIK UNTUK ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM / Catatan Dari Hati