MISSION IMPOSSIBLE 4 (GHOST PROTOCOL) : SPEKTAKULER & MENEGANGKAN !
Minggu (18/12), bersama istri tercinta, saya berkesempatan menonton film Mission Impossible IV (Ghost Protocol) di Studio 1 Blitz Megaplex Pacific Place. Hari itu, kedua anak kami sedang mengikuti outing ke Kidzania bersama teman-teman kursus Bahasa Inggris mereka. Selesai acara outing tersebut, rencananya kami berdua langsung menjemput Rizky dan Alya di Kidzania yang berada satu lantai dengan Blitz Megaplex.
Setelah membeli tiket masuk, kami lalu menuju ke Studio-1. Pemutaran film dimulai pukul 12.00 siang.
Setelah menonton 3 episode film Mission Impossible (disingkat dengan MI saja), saya memiliki ekspektasi tinggi terhadap episode keempat ini,terutama pada nuansa ketegangan dan konflik yang senantiasa menjadi ciri utama film-film MI.
Dibuka dengan adegan kejar-kejaran antara Agen Trevor Hanaway (Josh Holloway) dengan sejumlah lelaki yang membuntutinya diatas atas sebuah gedung di Budapest, seketika memberikan kesan yang “menjanjikan” akan hadirnya adegan-adegan menegangkan yang akan memacu adrenalin penonton. Hanaway yang ketika itu membawa sejumlah dokumen penting yang ternyata adalah kode peluncuran rudal nuklir Rusia, dihentikan langkahnya oleh Sabine Moreau (Léa Seydoux), pembunuh bayaran yang selalu minta dibayar dengan berlian. Piranti canggih Hanaway sempat merekam wajah Sabine sebelum ia kemudian menemui ajalnya.
Adegan kemudian berpindah ke sebuah penjara di Moscow. Sang Jagoan, Ethan Hunt (Tom Cruise) tengah ditahan di penjara itu karena sebuah kasus. Benji Dunn (Simon Pegg) mitra Ethan bersama Agen Jane Carter (Paula Patton) berusaha membebaskan dengan melakukan penyusupan digital ke dalam sistem keamanan penjara. Usaha mereka berhasil, Ethan berhasil lolos dan mereka mendapatkan tugas untuk mendapatkan kembali dokumen penting tersebut sekaligus memburu sang dalang, Cobalt.
Usaha Ethan, Jane dan Benji kemudian berlanjut dengan melakukan penyamaran untuk memperoleh lebih banyak informasi dengan menyamar sebagai petinggi militer di Kremlin gagal karena ulah sabotase lawan mereka yang membajak frekuensi alat komunikasi yang digunakan. Ethan berusaha kabur namun disaat yang sama Kremlin meledak. Saat sadarkan diri di Rumah Sakit, Ethan dituduh menjadi pelaku aksi peledakan di Kremlin. Ketika itu ia sadar, bahwa ia telah dijebak. IMF sebagai lembaga yang menaungi gerakannya dituduh sebagai teroris internasional. Ethan kemudian kabur dari Rumah Sakit dengan perlengkapan seadanya.
Dalam pertemuan rahasia di sebuah mobil, Ethan bertemu dengan atasannya, Sekretaris IMF(Tom Wilkinson) yang menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat memberlakukan “Ghost Protocol” yang berisi antara lain tidak lagi melindungi agen IMFserta keberadaan organisasi ini tidak diakui lagi eksistensinya. Didampingi seorang analis, William Brandt (Jeremy Renner), Sekretaris IMF meminta Ethan bersama timnya untuk menyelidiki sekaligus membersihkan nama IMF. Dan “tagline” pada poster film inipun “berlaku” pada Ethan dkk : No Plan, No Back-up, No Choice.
Sayangnya pertemuan rahasia itu tak lama dilaksanakan. Mobil mereka ditembaki hingga menewaskan sang Sekretaris. Ethan dan Brandt berhasil melarikan diri. Setelah bertemu kembali dengan Benji dan Jane di sebuah kereta rahasia, dengan tekad bulat mereka beraksi untuk menuntaskan pekerjaan sekaligus memenuhi amanah mendiang sang Sekretaris IMF. Perburuan yang menegangkan dan sarat dengan adegan aksi memukau memasuki tahap klimaks. Pengejaran hingga ke Dubai dan Mumbai berlangsung seru dan mengesankan. Saya sampai terpaku di kursi menyaksikan adegan-adegan dashyat seperti kejar-kejaran mobil ditengah badai pasir, memanjat di ketinggian yang semuanya terlihat begitu nyata.
Saya terkagum-kagum pada aksi berani Tom Cruise mempertaruhkan nyawa di gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifah Dubai yang menjulang ke langit dengan ketinggian 800 meter atau 6 kali tinggi Monas (Monumen Nasional) yang hanya tingginya 132 meter.
Aksi spektakuler yang dilakukan oleh bintang berusia 49 tahun ini memang sungguh mengagumkan. Dengan kemampuan fisik yang prima, adegan-adegan berbahaya dilakukan oleh artis yang melejit namanya pertama kali melalui film “Top Gun” ini.
Sang Sutradara Brad Bird yang pernah memenangkan piala Oscar lewat film animasi The Incredibles dan Ratatouille (2007) telah berhasil mengemas film ini menjadi tontonan yang menghibur dan mengasyikkan. Ditengah-tengah aksi seru, selipan-selipan humor cukup menyegarkan film ini dan Brad berhasil menampilkannya secara mulus dan efektif. Yang mengasyikkan menurut saya adalah bagaimana Brad menyuguhkan “ironi teknologi” yakni ketika gadget-gadget canggih yang digunakan mendadak ngadat sampai akhirnya, sang pengguna menggunakan kreatifitasnya sendiri–juga keajaiban –untuk menyiasatinya. Keren dan menggugah. Dari ketiga film MI sebelumnya, episode film kali ini yang terbaik, tidak hanya aksi spektakuler yang disajikan, namun juga “chemistry” antar pemain terjadi begitu natural.
Arahan Brad dalam film yang disutradarainya ini sekaligus membuktikan bahwa dirinya tak hanya piawai menyutradarai film animasi namun juga film aksi spektakuler seperti ini. Tantangan mengarahkan bintang besar sekaliber Tom Cruise (yang juga bertindak sebagai produser) di film berdurasi 133 menit tersebut berhasil ia lakukan. Adegan-adegan dengan ritme cepat dan alur yang tetap terjaga membuat film ini asyik ditonton dan sungguh menghibur.
Aaaa… Hari Minggu besok baru mau nonton juga sama istri… 🙂
Seru banget dengar ceritanya,mau lihat juga ah…