REVIEW THE AVENGERS : MENIKMATI AKSI SUPERHERO YANG “HUMANIS”
Sabtu malam (5/5), bersama putra sulung saya, Rizky (9 tahun) berkesempatan menonton film The Avengers di Studio 2 Bioskop XXI Mall Lippo Cikarang. Sejak menonton trailer film ini di Disney Channel, Rizky langsung mendesak saya menonton film aksi superhero itu. Kebetulan saja, sejak kecil, saya sangat menggemari komik-komik superhero, termasuk beberapa diantaranya tampil dalam film ini (Hulk, Thor dan Captain America). Alhasil, kesepakatan ayah dan anak lelaki pun terjadi : Nonton film bareng, yang apa boleh buat meninggalkan ibu dan anak perempuan (Alya, adik Rizky) di rumah yang memang sama sekali tidak terlalu menyukai film seperti ini :). Kami masuk bioskop pukul 18.30. Rupanya antusiasme penonton sangat tinggi untuk menonton film ini. Bioskop penuh sampai kami hanya memperoleh kursi 3 baris didepan sebelum layar.
Film kolosal ini menceritakan invasi Loki (Tom Hiddleston) dari Asgard untuk memburu sumber energi luar biasa bernama Tesseract. Adik tiri Thor (Chris Hemsworth) ini memiliki rencana jahat untuk membuka portal langit agar alien-alien ganas Chittauri yang menjadi sekutunya leluasa menyerbu bumi dan menaklukkannya. Direktur S.H.I.E.L.D yang bertanggung jawab pada keselamatan dan keamanan bumi (International Peacekeeping), Nick Fury (Samuel L.Jackson) kelabakan, apalagi salah satu agen andalannya, Clint Barton atau si jago panah Hawkeye (Jeremy Renner) sempat disihir dan diculik Loki untuk memenuhi ambisinya.
Nick Fury akhirnya menemukan solusi atas kegalauannya yakni mengaktifkan kembali program Avengers Initiative yang tertunda. Program ini merupakan kolaborasi superhero untuk mengatasi hal-hal yang mengancam keselamatan bumi. Di India, tempat pengasingan Dr.Bruce Banner atau Hulk (Mark Ruffalo), agen Natasha Romanoff atau Black Widow (Scarlett Johansson) pun diutus Nick Fury untuk membujuk sang “raksasa hijau” itu untuk bergabung. Sementara itu, agen Coulson (Clark Gregg) diminta untuk merekrut Milyader eksentrik Tony Stark atau Iron Man (Robert Downey, Jr).
Pada kesempatan lain Steve Rogers atau Captain America (Chris Evans) yang baru saja “terbangun” dari tidur panjangnya setelah membeku dibawah lapisan es, diminta langsung oleh Nick Fury untuk ikut bergabung bersama barisan The Avengers ketika sedang berlatih tinju. Kehadiran Thor, yang ingin mengajak adiknya Loki pulang ke Asgard melengkapi barisan superhero itu. Dengan berkoordinasi di sebuah kapal induk besar (yang ternyata bisa terbang dan “menghilang”!) mereka menyusun strategi. Keadaan menjadi kian runyam ketika invasi alien benar-benar terjadi dan disaat yang sama pemerintah memutuskan untuk meluncurkan rudal nuklir untuk meluluhlantakkan alien-alien tersebut.
Aksi-aksi seru dan dashyat yang mengalir sepanjang film ini. Apa yang menjadi ekspektasi saya (dan juga Rizky) untuk menyaksikan adegan-adegan laga yang fantastis dengan visual effect luar biasa sepertinya terpenuhi dengan baik. Dibawah arahan sutradara Joss Whedon, film ini berhasil menghadirkan proporsi nyaris setara antara barisan superhero yang hadir. Memang salah satu kesulitan yang cukup besar adalah bagaimana “membagi” secara pas akting masing-masing superhero yang sudah dikenal luas filmnya oleh publik ke dalam satu layar.
Yang menjadi titik perhatian saya adalah film ini menyelipkan unsur humor dan sisi-sisi humanis sang superhero. Pertengkaran yang terjadi diantara mereka, kegugupan Captain America menghadapi zaman yang berbeda, romansa antara Hawkeye dan Blackwidow, Sikap arogan namun kocak ala Tony Stark, sikap spontan dan reaktif si Raksasa Hijau yang dengan gemas membanting Loki sembari berdesis nyinyir adalah sejumlah hal memikat yang terjadi dalam film ini. Adegan pertengkaran yang kemudian diakhiri dengan perkelahian dashyat antara Thor vs Iron Man, Black Widow vs Hawkeye juga Hulk vs Thor menjadi salah satu “bumbu penyedap” film yang baru beredar di Indonesia pada 4 Mei 2012 ini.
Dari segi pemeran, meski tokoh Hulk kali ini diperankan oleh Mark Ruffalo dan bukan lagi oleh Eric Banna (Incredible Hulk) atau Edward Norton (Hulk), namun Mark terlihat mampu menginterpretasikan dengan baik sosok Bruce Banner. Aktingnya terlihat natural dan ekspresif. Nuansa “”Hulk” juga kian terbangun bagus karena suara sang raksasa hijau diisi oleh Lou Ferrigno, pemeran asli Hulk vversi serial TV-nya
Robert Downey Jr, sang pemeran Tony Stark (Iron Man) juga memperlihatkan kualitas peran yang mumpuni. Dialah menurut saya sosok yang menjadi pusat utama film spektakuler ini. Chris Evans yang memerankan tokoh Captain America juga begitu menonjol apalagi terlihat ia dengan begitu memukau menjadi pimpinan dan mengatur barisan laskar superhero melawan serangan alien meski kerapkali kena ejekan sinis Tony sebagai orang yang “old fashioned”
Terus terang, saya cukup puas dan terhibur menyaksikan film hebat yang diproduksi oleh Marvel Studios, Paramount Pictures, 2012 ini. Tak sabar rasanya menantikan aksi-aksi superhero ini di sekuel berikutnya. Bravo The Avengers!!
Belum sempet nonton 🙁
Jadi penasaran
penasarannn….kayaknya seru abis niiii
Pengen Cepet cepet nonton om,, pasti sangat seru sekali.. 🙂
seru habis … apalagi nontonnya dalam format 3D. kami menonton sekeluarga
Belum nonton juga… Apa tidak berebutan ingin jadi pahlawan itu Daeng para superhero… hehehe
Anak saya kebetulan pergi nonton bareng dengan kawan-kawannya dan menurut dia film yang satu ini memang keren. Kalau bapaknya sih cukup nonton leawt dvd saja walaupun saya akui kalau nonton di bioskop pasti lebih seru 🙂
Mantap Gan Bahasannya, Aliennya siapa Gan? Jadi mo nonton…
mantap reviewnya…. 😀
wihh keren belum sempet nonton..
terimakasih atas segala infonya, sukses selalu gan