LAKON FRAGMENTARIS : CATATAN KONTEMPLATIF SANG BUNDA BLOGGER

Saya sangat gembira ketika mendapatkan email dari penulis buku ini, Mugniar Marakarma, untuk membuatkan testimoni atas sejumlah tulisan-tulisannya di blog yang kemudian diterbitkan menjadi buku dengan judul “Lakon Fragmentaris”. Saya sebenarnya sudah lama mengenal Mugniar karena menjadi adik angkatan saya di Fakultas Teknik UNHAS Makassar.  Setelah lama tak bersua, akhirnya tahun silam saya bertemu lagi dengannya yang ketika itu diantar oleh sang suami tercinta, Solihin (dan juga kawan seangkatan di Fakultas Teknik UNHAS) untuk mengikuti acara Blogilicious Makassar 2011.

Setelah mengikuti even tersebut, Niar ternyata tidak berhenti dari sekedar mengungkapkan rasa takjub. Tekadnya untuk konsisten menulis dan mencatat hal-hal menarik dalam kehidupannya melalui blog dibuktikan secara nyata. Lewat blognya,  Niar tidak hanya menuangkan opini dan aspirasinya, namun juga berbagi banyak hal seputar aktifitas kesehariannya sebagai ibu dari 3 orang anak. Dan hasilnya, selain buku ini, tulisan Niar juga berhasil masuk dalam 3 buku antologi yaitu “Wanita Era Digital”, Bunga Rampai  Selingkuh-Seringkuh”, dan “Catatan Heroik Perempuan”-Girls Power.

Di Buku “Lakon Fragmentaris” ini saya melihat eksplorasi kontemplatif Niar begitu dalam tidak hanya dalam hal-hal seputar pendidikan anak, namun juga pada persoalan-persoalan kehidupan yang lebih luas. Dengan gaya bahasa yang “lincah”, mudah dicerna dan jenaka, Niar–yang menjadi salah satu pemenang kontes Srikandi Keluarga yang diselenggarakan oleh Indosat–menyajikan tulisannya secara gurih dan bermakna. Para pembaca seakan dibawa dalam perasaan galau atau ekspresi senang sang penulis. Lihat saja misalnya, pada tulisannya “Masih Tujuh Tahun Lagi” :

Saking maunya punya akun fesbuk, Affiq masih selalu bertanya kepada mama dan memohon agar secepat mungkin bisa punya akun fesbuk. Entah apa yang menarik baginya memiliki akun ini, teman sekolahnya saja baru seorang yang memiliki akun fesbuk, yang lainnya tak ada.

Saat seorang pembaca blog berkomentar bahwa pada usia 17 tahun orang baru bisa memiliki akun fesbuk (bukannya 13 tahun seperti yang papanya bilang), mama mengetes dengan mencoba mendaftarkan sebuah nama fiktif yang berusia 13 tahun untuk menjadi anggota. Ternyata eh ternyata ‘tidak bisa’.

Maka mama pun mengabari kepada Affiq tentang ‘kabar buruk’ ini, bahwa ia baru bisa memiliki akun fesbuk 7 tahun lagi. Kelihatannya Affiq cukup shock mendengar berita ini. Ia berkata, “Kenapa lama sekali. Bosan!” Bosan menunggu selama itu maksudnya. Lalu ia pun ngambek.

Nuansa tulisan bermakna renungan juga disajikan Niar dengan olah kata yang apik, misalnya pada artikel Ketika Maaf Harus Terucap, Maka Runtuhlah Dinding Superioritas Itu

Pembaca yang budiman, menundukkan kemarahan, mengakui kesalahan, dan meminta maaf kepada anak adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Tetapi jika saya menginginkan anak-anak saya mampu melakukan hal-hal ini maka sayalah orang yang pertama kali harus mereka saksikan mampu melakukannya. Dan tahukah Anda, hal ini adalah momentum yang sangat berharga dalam pembentukan jalinan hati – ikatan batin antara saya dan Affiq. Momentum yang hanya datang pada saat itu saja, bukan pada saat-saat lain. Terimakasih Allah, saya ada di dekatnya saat momentum itu datang. Terimakasih, Engkau gerakkan hati saya untuk bersikap seperti ini saat ia butuh menyaksikan saya berbesar hati mengakui kesalahan dan meminta maaf padanya.

Terus terang, saat membaca tulisan ini saya sempat tercenung. Betapa sebagai orang tua saya kadang melupakan hal ini dan terbelenggu dalam “tahta superioritas”. Makna kebesaran jiwa dalam meminta maaf kepada anak kelak menjadi teladan buatnya kelak dalam berbuat serupa. Niar telah memberikan contoh yang baik dengan tulisan yang bernas tanpa terkesan menggurui.

Coba lihat di tulisan Niar yang lain “Ibu Tradisional vs Ibu Modern” yang merupakan akumulasi pengamatan kritisnya tentang sosok ibu atau tulisan tentang Duhai, Belajar IPA Sekarang Seperti Inikah? yang menguraikan kegelisahannya ketika melihat buku pelajaran anaknya di SD yang kian sulit bahkan nyaris sama dengan mata pelajaran SMP yang pernah dipelajarinya dulu. “Kelihatannya, orangtua yang harus mengusahakannya sebisa mungkin karena guru belum tentu mampu memahamkan mereka”, demikian tulis Niar yang pernah menjadi juara 2 pada lomba Catatan Harian Ibu yang diadakan Tabloid “Ibu dan Anak” tahun 2004 ini dalam bukunya.

Saya sangat terkesan bagaimana dengan lugas Niar menuliskan celoteh-celoteh lucu sang anak dalam rangkaian tulisannya. Saya sempat tertawa terpingkal-pingkal membaca beberapa artikelnya yang menyuguhkan ungkapan-ungkapan spontan sang anak — terutama si Athifah– menanggapi sesuatu dengan lugu dan kocak . Buku ini seakan menjadi refleksi keseharian pergaulan penuh cinta seorang ibu bersama anak-anak yang dicintainya.

Akhirnya, membaca buku setebal 127 halaman ini benar-benar menyajikan pengalaman berbeda. Pembaca larut dalam romantika keluarga dan kisah-kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Salut buat Niar, semoga tetap konsisten dalam berkarya lewat tulisan dan mengabarkan kisah-kisah kontemplatif, baik lewat blog maupun buku.

Catatan:

Dibawah ini adalah kutipan endorsment/testimoni saya yang dimuat pada halaman 3 buku Lakon Fragmentaris:

Buku ini menampilkan curhat reflektif dan wacana kontemplatif seorang ibu. Dituturkan dalam rangkaian bahasa yang lancar dan mudah dicerna, buku ini tidak saja menyajikan pengalaman dalam soal romantika mendidik anak serta interaksi dalam rumah tangga dan lingkungan, namun juga memaparkan solusi-solusi sederhana namun efektif untuk menyelesaikan problem keseharian yang kerap terjadi.Buku ini layak menjadi rujukan terbaik bagi semua pihak untuk mendapatkan gambaran lebih jernih dengan ulasan yang membumi dalam soal edukasi, aktualisasi diri, upaya membangun akhlak serta karakter, bahkan disertai celoteh-celoteh anak yang lucu, segar dan menghibur dikemas dalam perspektif bersahaja seorang ibu, dan juga seorang blogger. Salut !
— Amril Taufik Gobel, Blogger (www.daengbattala.com)
Related Posts
MENERANGI KOTA, MEMPERSEMBAHKAN SEMANGAT DAN SUKACITA
aat mengunjungi Bali untuk pertama kalinya pada bulan Februari tahun lalu dalam acara Employee Gathering kantor, saya senantiasa terpikat pada pemandangan malam kota ini. Saya masih ingat betul ketika itu, ...
Posting Terkait
FILM JENDRAL KANCIL : REFLEKSI CERIA ANAK MASA KINI
Hari Sabtu (7/7) lalu, kembali saya, istri dan kedua buah hati tercinta menonton film. Saya bersyukur pada masa liburan panjang anak-anak sekarang ada begitu banyak pilihan tontonan untuk mereka di ...
Posting Terkait
MENYIMAK JOKOWI DALAM KONSTELASI PUSARAN PILPRES INDONESIA
Judul Buku : Indonesia Memilih Jokowi Penulis : Bimo Nugroho Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2014 Tebal : 236 Halaman ISBN : 978-602-03-0474-8 iruk pikuk kampanye Pilpres Indonesia 2014 sungguh ramai dan semarak. Tak ...
Posting Terkait
FILM “PLANES” : SEMANGAT KEBANGKITAN SANG PESAWAT “PECUNDANG”
ari Minggu (8/9) silam, saya bersama istri dan anak-anak menonton film "Planes" di XXI Mal Lippo Cikarang. Rizky dan Alya, kedua anak saya memang "mengincar" film ini sejak melihat Trailer-nya ...
Posting Terkait
1. Lorem Ipsum ala Indonesia Mungkin anda sudah cukup familiar dengan "Lorem Ipsum". Lorem Ipsum adalah contoh teks atau dummy dalam industri percetakan dan penataan huruf atau typesetting. Lorem Ipsum telah ...
Posting Terkait
FILM “CITA-CITAKU SETINGGI TANAH” : PELAJARAN MENYIKAPI IMPIAN
eharuan begitu menyentak dada saya saat menonton film ini. Betapa tidak? Adegan-adegan yang tersaji dihadapan mata saya seakan membawa kembali ke nostalgia 30 tahun silam, saat melewati masa kecil di ...
Posting Terkait
WISATA RELIGI KE MASJID KUBAH EMAS
Catatan: Tulisan saya dibawah ini pernah dimuat di Yahoo Travel Indonesia, 10 September 2010 dan saya tayangkan kembali di blog ini sebagai arsip tulisan. Selamat membaca.. Empat bulan silam, tepatnya pada hari ...
Posting Terkait
FILM SKYFALL : AKSI SANG JAGOAN PADA TEPIAN TAKDIRNYA
aat kunjungan ke Batam pekan silam, saya berkesempatan untuk menonton film "Skyfall" di Nagoya Hill Mal. Sebagai penggemar film serial 007 saya senantiasa tidak melewatkan waktu untuk menonton aksi James ...
Posting Terkait
BUKU “CELOTEHAN LINDA” : SENTILAN HUMANIS & MEMORI KEHIDUPAN DALAM CATATAN
Judul Buku : Celotehan Linda (Jurnalis, Penulis, Humanis) Penerbit : Kaki Langit Kencana, 2012 Penulis : Linda Djalil Kata Pengantar : Bondan Winarno Halaman : xvii + 426 Halaman Cetakan ...
Posting Terkait
MENIKMATI RADIO SIARAN DARI DUNIA MAYA
Di Radiooo..aku dengar, lagu kesayanganmu Kutelepon kerumahmu, sedang apa sayangku Kuharap kau mendengar dan kukatakan rindu --Kugadaikan Cintaku, alm.Gombloh ebuah pengalaman baru saya nikmati tadi malam : mendengar radio siaran suka-suka dari dunia maya. Kebetulan, ...
Posting Terkait
REVIEW THE AVENGERS : MENIKMATI AKSI SUPERHERO YANG “HUMANIS”
abtu malam (5/5), bersama putra sulung saya, Rizky (9 tahun) berkesempatan menonton film The Avengers di Studio 2 Bioskop XXI Mall Lippo Cikarang. Sejak menonton trailer film ini di Disney ...
Posting Terkait
AYO IKUT : IB BLOGGER COMPETITION @ KOMPASIANA !
iB Blogger Competition adalah lomba penulisan artikel di kanal blog Kompasiana dengan tema umum mengenai Perbankan Syariah. Lomba bersifat terbuka untuk masyarakat umum, jurnalis, mahasiswa/pelajar, penulis dan penggiat blog di media online. Selain untuk menciptakan wabah ...
Posting Terkait
Gegap gempita Pesta Blogger 2008 yang bertajuk "Blogging for Society" baru saja usai. Pada Video Montage diatas yang saya ambil dari blog Mas Iman Brotoseno, sungguh menggetarkan digambarkan terdapat begitu banyak ...
Posting Terkait
MEMPERKENALKAN : KAMUSITAS
  Sebuah situs berbasis User Generated Content baru saja diluncurkan. Namanya Kamusitas alias Kamus Komunitas. Alamatnya ada disini. Pengembang situs ini adalah PT. Prima Softindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang ...
Posting Terkait
MARI BERSELANCAR MENELUSURI KATA DI KATEGIO !
Setelah sebelumnya saya membuat artikel tentang perkenalan Kamusitas atau Kamus Komunitas di Kompasiana, kali ini saya ingin memperkenalkan kepada anda dengan Kategio. Bingung dengan istilah ini?. Sama, saya juga pada awalnya. ...
Posting Terkait
FILM “AMBILKAN BULAN”: MENGABADIKAN KENANGAN LAGU MASA KECIL
ejak pertama kali iklan film "Ambilkan Bulan" tayang di televisi, kedua anak saya, Rizky dan Alya sudah mematok tanggal kapan waktu menontonnya (film ini ditayangkan perdana di bioskop Indonesia, tanggal ...
Posting Terkait
MENERANGI KOTA, MEMPERSEMBAHKAN SEMANGAT DAN SUKACITA
FILM JENDRAL KANCIL : REFLEKSI CERIA ANAK MASA
MENYIMAK JOKOWI DALAM KONSTELASI PUSARAN PILPRES INDONESIA
FILM “PLANES” : SEMANGAT KEBANGKITAN SANG PESAWAT “PECUNDANG”
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (17)
FILM “CITA-CITAKU SETINGGI TANAH” : PELAJARAN MENYIKAPI IMPIAN
WISATA RELIGI KE MASJID KUBAH EMAS
FILM SKYFALL : AKSI SANG JAGOAN PADA TEPIAN
BUKU “CELOTEHAN LINDA” : SENTILAN HUMANIS & MEMORI
MENIKMATI RADIO SIARAN DARI DUNIA MAYA
REVIEW THE AVENGERS : MENIKMATI AKSI SUPERHERO YANG
AYO IKUT : IB BLOGGER COMPETITION @ KOMPASIANA
MEMAKNAI “BLOGGING FOR SOCIETY” : JUST DO IT,
MEMPERKENALKAN : KAMUSITAS
MARI BERSELANCAR MENELUSURI KATA DI KATEGIO !
FILM “AMBILKAN BULAN”: MENGABADIKAN KENANGAN LAGU MASA KECIL

4 comments

  • Terimakasih sekali atas resensinya Kak 🙂
    Sangat lengkap.
    Terimakasih sudah menjadi blogger pertama, tempat saya belajar.
    Thn 2006 – 2007 saya pernah ngeblog tapi tersendat-sendat. Baru mulai tahun 2011 kemarin dan blog yang saya datangi pertama kali dan beberapa kali setelahnya adalah blog ta’ 🙂

    • Sama-sama, saya bangga pada Niar yang tetap konsisten menulis dengan baik dan kritis. Semoga tetap terus berkarya !

  • Tulisan Niar yang mencengangkan….. pembahasan Amril yg sungguh mengena….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.