PUISI : DESAU ANGIN DAN PEREMPUAN YANG MERINDU

Agaknya, urat sejarah dan gurat kenangan yang membeku dalam ingatanmu

telah membuat semuanya menjadi tak sama, seperti dulu..

laksana sebatang pohon kesunyian yang tumbuh enggan dari perih luka atau

mata air pegunungan yang kehilangan kesejukan bahkan saat tetes pertamanya tercurah

“Aku telah menadah rinduku padamu di telapak waktu, lalu membiarkannya berada disana,

basah, hingga tercecer satu-satu lewat sela-sela jemari, menjelma embun, dan merangkak ke langit

bersama terik mentari, menjumpaimu, entah dimana,” kata perempuan itu, dengan nada pilu

Sebaris sajak sejatinya, telah rampung ditiupkan sang lelaki bersama desau angin di beranda

dan harapan yang menggema dalam benak, serupa derap kuda pasukan penyerbu bergerak riuh

dengan gumpalan debu, melerai angkara, menebar asa hingga ke angkasa

Segalanya menjadi tak penting, katanya lirih

karena tunas cinta yang telah kita semai menghadirkan ngilu pada tiap helai kangen didahannya

dan kita kemudian sadar bahwa pada akhirnya, tak ada yang kekal pada setiap keindahan

seperti kita yang menjadi tiada, dalam keheningan senjakala

Cikarang,22 Juni 2012

Catatan:

– Foto diambil dari koleksi foto mas Eko Eshape di Facebook, Terimakasih ya mas

– Nikmati koleksi puisi-puisi cinta romantis saya dengan membeli buku Kumpulan Puisi “Menyesap Senyap”, lihat cara ordernya disini

 

Related Posts
SAAT SENJA, KETIKA RAMADHAN PERGI
Saat senja, ketika Ramadhan pergi Keharuan menyentak dikalbu, menyentuh nurani Seiring semburat merah jingga bertahta di rangka langit Bulan Suci beranjak perlahan, menapak dalam keheningan meninggalkan jejak-jejak cahaya hingga batas cakrawala Dan aku luruh dalam ...
Posting Terkait
PUISI : LANSKAP KESUNYIAN DAN EMBUN DI TEMARAM PAGI
Keheningan, katamu, adalah rangkaian aksara yang menggantung pada rapuh rangka langit dan pada desau angin berhembus pelan membelai dedaunan Di "rahim" ingatan, kata-kata yang seharusnya kau ucapkan dengan lugas berhenti pada basah bibirmu ...
Posting Terkait
PUISI : HUJAN MEMBAWA BAYANGMU PERGI…
  Sudah lama, aku menyulam khayalan pada tirai hujan menata wajahmu disana serupa puzzle, sekeping demi sekeping, dengan perekat kenangan di tiap sisinya lalu saat semuanya menjelma sempurna kubingkai lukisan parasmu itu dalam setiap leleh ...
Posting Terkait
Sajak Sebatang Lisong oleh WS Rendra menghisap sebatang lisong melihat Indonesia Raya mendengar 130 juta rakyat dan di langit dua tiga cukung mengangkang berak di atas kepala mereka matahari terbit fajar tiba dan aku melihat delapan juta kanak - kanak tanpa ...
Posting Terkait
PUISI : MENGENANGMU, PADA KELAM LANGIT DESEMBER
ita, pada suatu waktu, pernah berbincang tentang tanda-tanda tentang deras hujan yang kerap menghisap segala mimpi indahmu pada rinainya dan membiarkanmu menggigil memeluk nestapa yang tertinggal dengan nafas tersengal tentang geliat rindu yang ...
Posting Terkait
PUISI-PUISI CINTA – RELOADED
Pada Saatnya Pada Saatnya, Ketika musim berganti Dan gugusan mendung yang ranum Menitikkan tetes hujan pertama Biduk yang kukayuh akan merapat ke dermagamu Menyibak kabut keraguan Lalu mendamparkan hasrat yang hangat dibakar rindu Pada Saatnya, Di ujung perjalanan Akan kubingkai ...
Posting Terkait
PUISI: SECANGKIR KOPI DAN KENANGAN AKHIR TAHUN
1/ Secangkir kopi yang kau seduh dengan sedih Sejatinya menjadi aura atas segala perih yang disenandungkan dengan nada lirih bersama kemilau mentari senja yang kerap membuatmu risih 2/ Di akhir tahun semua kenangan yang indah terpatri membuat ...
Posting Terkait
PUISI : KITA, KATAMU…
  Kita, Katamu Bagai dua ilalang liar yang tumbuh di hamparan rumput halus dimana embun enggan beranjak  dari selusur daunnya walau terik mentari hangat menyengat Kita, Katamu Adalah bau tanah basah seusai hujan pagi yang meruap perlahan mendekati jendela ...
Posting Terkait
PUISI : SEHELAI PASMINA BIRU UNTUK ISTRIKU
Kita telah lama membincang pagi dan senja, pada malam, ketika gelap meluruh pelan dari kisi-kisi jendela kamar kita dan kenangan yang telah kita rajut bersama larut dalam kelam Sehelai pasmina biru, untukmu, istriku, ...
Posting Terkait
PUISI : SAAT INDAH MENGENANGMU
Kenangan itu selalu berjalan tertatih dalam benak meniti sebuah perjalanan panjang tentang sebuah rasa yang tertinggal pada relung hati dimana sunyi bersemayam bersama rindu "Kadangkala," katamu,"pada lirih sajak yang kuterbangkan bersama angin senantiasa ada ...
Posting Terkait
PUISI :  PADA TETES PERTAMA EMBUN PAGI RAMADHAN
Pada tetes pertama embun pagi bulan Ramadhan tahun ini Kita menyaksikan pantulan cinta tak bertepi dariNya yang memancar kemilau dari kebeningan permukaan di rerumputan menyongsong fajar yang muncul malu-malu seusai Subuh dengan getar pesona ...
Posting Terkait
PUISI : SEBUAH CINTA YANG MENJAUH
Senja yang jatuh di pelupuk matamu, kekasih adalah sebait lagu melankolisyang mengalun pilu pada barisan waktu,  dan seketika luruh  lalu menjelma laksana pusara beku dari helai-helai rindu  yang terserak hambar sepanjang jalan "Kesendirian yang menyesakkan," gumammu gusar. Dan ...
Posting Terkait
PUISI : DI TEPI KALIMALANG, AKU DUDUK DAN TERMANGU
  Riak air berwarna kusam mengalir pelan di sepanjang batang tubuhmu, Kalimalang Pada tepiannya aku termangu dan menyesap segala cerita tentang anak-anak yang tertawa riang menceburkan diri ke dalammu tentang sampah yang mengapung disekitarmu tentang tawa ...
Posting Terkait
PUISI : ELEGI DINI HARI
Sepi Malam dan Kerik Jengkerik di Beranda Adalah dendang nyanyian rindu terlukis diam-diam pada rangka langit dan bintang yang mendelik cemburu sementara embun luruh perlahan menyentuh pucuk rerumputan, kaca jendela, helai daun, juga bening mataku ...
Posting Terkait
PUISI : MENARI DI LINTASAN PELANGI
Sepagi ini kita bercakap tentang hujan yang jatuh dari langit laksana hunjaman jarum-jarum air Pada tanah basah tempat kita berpijak. dan rindang pepohonan dimana kita berdiri dibawahnya "Sebagaimana setiap kisah pilu dituturkan," katamu perih,"Seperti ...
Posting Terkait
PUISI : WAKTU YANG BERDERAK RIUH BERSAMAKU
Ada begitu banyak jejak terpacak yang tertinggal di belakang Bersama berjuta kenangan, kisah-kisah lama dan deretan musim yang luruh dengan serpihan hikmah dan kiprah Meniti segalanya ibarat mengarungi petualangan dengan ujung yang kadang ...
Posting Terkait
SAAT SENJA, KETIKA RAMADHAN PERGI
PUISI : LANSKAP KESUNYIAN DAN EMBUN DI TEMARAM
PUISI : HUJAN MEMBAWA BAYANGMU PERGI…
MENGENANG WS RENDRA : SAJAK SEBATANG LISONG
PUISI : MENGENANGMU, PADA KELAM LANGIT DESEMBER
PUISI-PUISI CINTA – RELOADED
PUISI: SECANGKIR KOPI DAN KENANGAN AKHIR TAHUN
PUISI : KITA, KATAMU…
PUISI : SEHELAI PASMINA BIRU UNTUK ISTRIKU
PUISI : SAAT INDAH MENGENANGMU
PUISI : PADA TETES PERTAMA EMBUN PAGI
PUISI : SEBUAH CINTA YANG MENJAUH
PUISI : DI TEPI KALIMALANG, AKU DUDUK DAN
PUISI : ELEGI DINI HARI
PUISI : MENARI DI LINTASAN PELANGI
PUISI : WAKTU YANG BERDERAK RIUH BERSAMAKU

4 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.