
Minggu pagi (30/6) yang cerah tadi, saya menemani istri untuk mengikuti lomba masak nasi goreng yang dilaksanakan oleh Kokita di Pasar Bersih Cikarang. Awalnya, saya sama sekali tidak ada rencana untuk menjadi salah satu peserta lomba ini. Niatnya, sekedar memotret dan mendukung istri supaya bisa menang dalam lomba yang konon sudah kedua kalinya diadakan oleh Kokita di Pasar Bersih Cikarang ini.


“Ayo Pa, daftar aja jadi peserta,supaya seru. Kebetulan pesertanya juga dikit kok,” kata istri saya yang sejak dari rumah sudah membawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk lomba.
Saya menggeleng dan mengaku tidak cukup punya kepercayaan diri untuk mengikuti lomba masak ini.
“Banyak kok bapak-bapak yang ikut, tuh sana dan itu lagi,” kata istri memberi semangat seraya menunjuk 2 orang bapak-bapak yang ikut berpartisipasi dalam lomba ini.
“Wah boleh juga nih, ayo daftar deh,” kata saya antusias seraya melangkah menuju panitia lomba. Disana saya mendapatkan nomor 15 dan satu nomor setelah istri saya. Persoalan berikutnya adalah, saya tidak memiliki “amunisi” yang cukup untuk ikut lomba ini. Panitia hanya menyiapkan bumbu nasi goreng, minyak goreng, kompor gas, garam dan kecap. Kami mesti menyiapkan nasi sendiri serta pernik-perniknya.

“Papa beli aja nasi putih di warung sebelah sana, juga sosis dan telor. Kalau sayur-sayuran, bisa bagi dua dengan punya Mama nih,” kata istri saya. Dan begitulah, sayapun bergegas menuju salah satu warung terdekat membeli nasi putih serta telor dan sosis. Untunglah lombanya diadakan di pasar sehingga bahan-bahannya tersedia. Diam-diam, istri saya sudah membantu memotongkan wortel, bawang putih dan tomat sebagai bahan tambahan untuk saya.
Dan saatnya pun tiba. Dengan agak gugup saya memakai celemek dan topi koki yang sudah disiapkan. Istri saya yang tepat berada disamping saya tertawa geli melihat saya agak kaku menyiapkan wajan penggorengan.
“Sssttt…ingat, masak dulu bawang,sosis dan telornya. Jangan lupa bikin dulu telor ceploknya ya,” kata istri saya dengan suara pelan. Saya manggut-manggut. Enak juga nih lomba masak nasi goreng bisa berdampingan dengan istri.

Waktu yang diberikan panitia adalah 15 menit. Saya pun dengan sigap menyiapkan segala sesuatunya dan memasak nasi goreng kekar membahana menggunakan bumbu kokita yang sudah disediakan. Pokoknya saya merasa bagaikan peserta Master Chef Indonesia. Sejumlah pengunjung menyaksikan kami menggoreng nasi dan ikut bertepuk tangan memberikan semangat.

Nah, inilah dia “penampakan” nasi goreng kekar membahana buatan saya. Setelah saya cicipi sih rasanya lumayan enak, entahlah bagaimana penilaian juri. Penampilannya memang tidak istimewa tapi yang penting rasanya dong 🙂 Saat pengumuman, saya dan istri gagal menjadi juara. Tidak apa-apalah, yang penting ikut meramaikan dan mendapat pengalaman baru ikut lomba masak nasi goreng.
Related Posts
elakukan aktifitas yang bernuansa ekstrem, yang memicu laju adrenaline tubuh terpacu kencang kerapkali saya ikuti dalam beberapa kesempatan.Meski sempat juga membuat rasa takut saya terbit ketika akan melakukan kegiatan itu, ...
Posting Terkait
"Setidaknya ada 3 makna yang berada pada nama depanmu, nak," kata ayah saya suatu hari saat kami sedang duduk-duduk di teras rumah. Saya masih bersekolah di SMA ketika itu.
"Apa itu, ...
Posting Terkait
ekitar pukul 11.30 siang, Rabu (30/7), kami check-out dari hotel Malioboro Palace dan dengan menumpang taksi kami pulang ke Kuncen. Disana kami bertemu dengan kakak Ipar saya, mas Sukarjana yang ...
Posting Terkait
erencanakan perjalanan di awal secara seksama dengan mempertimbangkan berbagai opsi yang tersedia, senantiasa menjadi prioritas saya, agar perjalanan yang kelak akan dilakukan lebih nyaman, menyenangkan, murah dan tentu saja menghalau ...
Posting Terkait
3Â Degrees Club yang terletak di lantai 7 FX Mall Jl.Jend.Sudirman Jakarta begitu semarak, kemarin malam (16/12). Sejumlah standing banner dan logo DELL, salah satu produsen komputer terkemuka di dunia, berada ...
Posting Terkait
Suasana lingkungan kediaman kami di Jalan Antilop V Blok H3 dan I1 Kota Jababeka Perumahan Cikarang Baru begitu semarak tadi malam Sabtu (15/8) yang melaksanakan acara Syukuran Kemerdekaan RI ke ...
Posting Terkait
Pagelaran Tari Gandrang Bulo yang spektakuler dalam ajang Pesta Blogger 2010 yang dilaksanakan tanggal 30 Oktober 2010 silam di Rasuna Episentrum Walk, telah membangkitkan kenangan saya pada sebuah waktu 34 ...
Posting Terkait
"Tradisi" yang sudah lama saya tinggalkan yakni menulis posting-posting singkat terkait dengan link website atau blog yang menarik perhatian serta bermanfaat akan saya aktifkan lagi. Saya terakhir menulis "Yang Melengking ...
Posting Terkait
ari Rabu, 7 September 2016, saya menyempatkan diri hadir dan memenuhi undangan untuk mengikuti peluncuran layanan perbankan Citi Priority dari Citibank bertempat di Hotel Kempinski, Jl.MH.Thamrin, Jakarta. Saya hadir agak ...
Posting Terkait
ujan deras membasahi bumi Semarang saat rombongan kami, peserta XLNetRally yang menggunakan kereta dari Jakarta tiba. Dua bis yang membawa kami semua melaju pelan menyusuri jalan-jalan kota yang baru pertama ...
Posting Terkait
MENANTANG KEBERANIAN LEWAT ADRENALINE RUSH BLOGGING COMPETITION
MUDIK LEBARAN KE YOGYA (3) : DARI MUSEUM
PESAN TIKET PESAWAT YANG PRAKTIS DAN BANYAK DISKON
NONTON FILM LASKAR PELANGI DI “TV TANCAP”
TARI GANDRANG BULO, KRITIK SOSIAL DAN KENANGAN 34
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (32)
CATATAN DARI LAUNCHING CITI PRIORITY : LAYANAN PERBANKAN
XLNETRALLY (2) : TOKO OEN YANG LEGENDARIS DI
Wah..siap di coba nih hasil karyanya. apakah well done rasanya ?
Yiaaaay … coba saya ada di sana juga, bisa ikutan juga nih. hahaha … Mantap Daeng, nasgornya bikin ngiler nih 😀