MERIAH, PELAKSANAAN REUNI NASIONAL IKA UNHAS 2015 DI ISTANA CIPANAS
Tepat pukul 06.30, panitia memutuskan memberangkatkan 4 bis terlebih dulu dari Jakarta mengingat perjalanan bis ini yang dikawal polisi cukup panjang ke Cipanas dan relatif dapat menganggu kenyamanan pengguna jalan lainnya di akhir pekan. 4 bis sisanya diberangkatkan setengah jam kemudian sambil menanti kawan-kawan yang terlambat hadir. Saya sendiri berada di bis terakhir dari rombongan bis pertama menuju Cipanas. Pada bis berkapasitas 50 orang tersebut, berbaur alumni berbagai angkatan maupun fakultas di Unhas dalam spirit “Satu Alumni”
Pukul 09.00 rombongan kami tiba di Istana Kepresidenan Cipanas. Hawa sejuk langsung “menyergap” saat kami turun dari bis. Setelah semua rombongan berkumpul termasuk dari Bogor dan bis susulan, sekitar 800-an orang peserta Reuni Nasional kemudian memasuki kawasan istana dan diatur berbaris berdasarkan urutan angkatan masing-masing. Suasana terlihat begitu meriah dan santai. Para peserta menggunakan kaos seragam berwarna putih dengan logo Halal Bi Hlal/Reuni Nasional 2015 di bagian dada yang sekaligus menjadi “tiket” masuk kawasan istana Cipanas. Setelah melalui pemeriksaan ketat dari Paspampres, peserta diarahkan ke sebuah halaman luas dimana sebuah tenda besar berkapasitas hingga 1000 orang sudah disiapkan yang terletak disisi kolam dan di depan wisma utama. Di bagian bagian pinggir terletak tenda-tenda kecil untuk gerai makanan yang disajikan untuk seluruh peserta yang hadir.
Seperti diceritakan di Wikipedia, Istana Cipanas yang merupakan Istana Kepresidenan, terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Tepatnya lebih kurang 103 km dari Jakarta ke arah Bandung melalui Puncak. Istana ini terletak di Desa Cipanas, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Luas areal kompleks istana ini lebih kurang 26 hektare, namun sampai saat ini hanya 7.760 m2 yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya dipenuhi dengan tanaman dan kebun tanaman hias yang asri, kebun sayur dan tanaman lain yang ditata seperti hutan kecil.
Kata “Cipanas” berasal dari bahasa Sunda, yaitu ci atau cai yang berarti “air” dan panas yang berarti “panas”. Daerah ini dinamakan Cipanas karena di tempat ini terdapat sumber air panas, yang mengandung belerang, dan yang kebetulan berada di dalam kompleks istana Cipanas. Sebenarnya bangunan induk istana ini pada awalnya adalah milik pribadi seorang tuan tanah Belanda yang dibangun pada tahun 1740. Sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff, bangunan ini dijadikan sebagai tempat peristirahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Beberapa bangunan yang terdapat di dalam kompleks ini antara lain Paviliun Yudhistira, Paviliun Bima dan Paviliun Arjuna yang dibangun secara bertahap pada 1916. Penamaan ini dilakukan setelah Indonesia Merdeka, oleh Presiden Sukarno. Di bagian belakang agak ke utara terdapat “Gedung Bentol”, yang dibangun pada 1954 sedangkan dua bangunan terbaru yang dibangun pada 1983 adalah Paviliun Nakula dan Paviliun Sadewa. Sebuah peristiwa penting yang pernah terjadi di istana ini setelah kemerdekaan adalah berlangsungnya sidang kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soekarno pada 13 Desember1965, yang menetapkan perubahan nilai uang dari Rp 1.000,- menjadi Rp 1,-.
Sedangkan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, gedung ini hanya digunakan sebagai tempat persinggahan pembesar-pembesar Jepang dalam perjalanan mereka dari Jakarta ke Bandung ataupun sebaliknya. Gedung ini ditetapkan sebagai Istana Kepresidenan dan digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi Presiden atau Wakil Presiden beserta keluarga setelah kemerdekaan, seperti halnya Camp David Amerika Serikat.
Setiap ruangan di Istana ini dilengkapi dengan perabot yang terbuat dari kayu. Di Istana ini tersimpa berbagai koleksi ukiran Jepara dan lukisan dari maestro seni lukis Indonesia seperti Basuki Abdullah, DullahSujoyono, dan Lee Man Fong. Pada 24 November 2011, Istana Cipanas dipakai untuk acara resepsi pernikahan antara Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Ruby Aliya Rajasa dengan nuansa Palembang. Sejumlah menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II hadir dalam proses pernikahan itu.
Konsep Reuni Nasional & Halal Bi Halal IKA Unhas kali ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya yang dilaksanakan di Ancol. Bila tahun lalu terkesan lebih formal, maka pada Halal Bi Halal kali ini terasa lebih santai dan casual. Wakil Presiden RI yang juga Ketua IKA Unhas sejak tahun 1990, HM.Jusuf Kalla, dalam kata pengantarnya menyambut rombongan menyatakan bahwa ajang ini harap dijadikan sebagai sarana yang baik untuk silaturrahmi antar alumni dalam suasana non formal penuh semangat kekeluargaan. “Mari kita jalan-jalan santai menikmati kesejukan Istana Cipanas,” kata beliau sambil tersenyum lebar.
Rombongan kemudian berjalan santai menyusuri kawasan hutan lindung yang sejuk nan asri di kawasan Istana Cipanas. Panitia menyiapkan pos-pos untuk tiap angkatan berfoto bersama Pak Jusuf Kalla bersama ibu Mufidah Jusuf Kalla. Nampak terlihat Pak Jusuf Kalla sangat energik bahkan sesekali menggandeng mesra istri tercinta berjalan bersama rombongan alumni UNHAS dari berbagai angkatan dan fakultas berjalan bersama kurang lebih 1,5 km. Di setiap pos, beliau dengan senang hati melayani permintaan foto bersama. Beberapa peserta terlihat begitu antusias untuk mengambil foto selfie bersama “orang kedua” Republik ini namun segera dihalau oleh Paspampres yang gesit mengawal selama perjalanan.
Pada penghujung perjalanan, didampingi Menteri Pertanian RI DR.Ir.Andi Amran Sulaiman yang juga adalah alumni Fakultas Pertanian UNHAS, Pak Jusuf Kalla melakukan penanaman manggis sekaligus mencanangkan program menanam manggis yang akan di-inisiasi oleh IKA Unhas. Sebagaimana diungkapkan dalam website alumni UNHAS, Permintaan ekspor buah Manggis yang terus meningkat sehingga Manggis adalah primadona ekspor buah yang menjadi andalan Indonesia dan diperebutkan khususnya oleh pasar Eropa, US dan Jepang. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengolahan dan Pengembangan Hasil Pertanian (PPHP) Kemtan, tahun 2013 volume ekspor Manggis mencapai 20.168 ton. Ekspor manggis mencapai 25.101 ton di tahun 2014, bahkan Selandia Baru yang sudah lebih satu dasawarsa menutup keran import buah dari Indonesia, di tahun 2014 Manggis Selandia Baru berhasil mengimpor kurang lebih 15 ton Manggis Indonesia. Hal ini merupakan peluang bagi peningkatan devisa Indonesia.
Peluang permintaan dunia akan buah Manggis banyak yang terlewatkan karena kondisi pertanaman Manggis sendiri, dimana jumlah pohon Manggis yang tersebar di Indonesia cukup terbatas. Pada umumnya tanaman manggis yang produktif sudah tua berumur lebih dari 100 tahun dan warisan dari orang tua pemilik yang terdahulu. Sedangkan, peremajaan tanaman baru dilakukan akhir tahun 1990-an. Sebagian besar tanaman manggis merupakan tanaman pekarangan, kebun campuran, dan ditanam pada daerah perbukitan/hutan. Pemeliharaan tanaman relatif tidak ada, saat ini biasanya petani hanya menunggu panen Manggis dari pohon warisan keluarga mereka. Akibatnya, kondisi ini membuat para eksportir buah Manggis kelabakan dalam memenuhi permintaan pasar. Informasi dari IPB Bogor, bahwa Para eksportir buah Manggis membuat data based setiap pohon Manggis dari rumah ke rumah demi memenuhi permintaan pasar.
“Pada Halal Bil Halal dan Reuni Nasional 2015 IKA Universitas Hasanuddin diharapkan mengawali komitmen bersama Ikatan Alumni Unhas untuk mengkampanyekan Gerakan 3M (Mari Menanam Manggis), yang dimulai oleh para alumni yang hadir di acara Halal Bil Halal dan Reuni nasional 2015 dan diteruskan kepada seluruh alumni lainnya,”ungkap Titien Syukur, Ketua Panitia Pelaksana Reuni Nasional IKA Unhas.
“IKA Unhas juga mengharapkan kesediaan Ibu Rektor Universitas Hasanuddin untuk meneruskan kampanye ini kepada calon alumni Universitas Hasanuddin yang akan tamat untuk berkomitmen dan mengkampanyekan menanam buah Manggis, di rumah masing-masing, sekaligus penanda kenangan saat mereka meninggalkan almamater menuju dunia kerja nyata. Dimohon dukungan Bapak Wakil Presiden agar gaung kampanye 3M ini dapat lebih meluas ke tingkat nasional. Target dalam 5 tahun kedepan, kebutuhan Manggis di Indonesia dapat terpenuhi, dan di inisiasi oleh IKA Universitas Hasanuddin di acara Halal Bil Halal dan Reuni Nasional 2015. Diharapkan gerakan 3M ini akan berdampak positif kepada masyarakat,” lanjutnya lagi. Agar program kampanye 3M ini berkelanjutan, maka IKA Universitas Hasanuddin kemudian akan membentuk tim permanen untuk meyakinkan tercapainya target minimum fund raising untuk mengadakan pohon Manggis untuk 5 tahun kedepan sejumlah 100 ribu pohon.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan di area depan wisma utama Istana Cipanas sekaligus makan siang bersama. Jalan kaki sepanjang 1,5 km terasa tidak melelahkan karena suasana hutan lindung di kawasan istana Cipanas begitu teduh serta nuansa kebersamaan yang kental antar sesama alumni UNHAS. Sambil makan siang, para peserta dihibur dengan nyanyian ala Makassar yang didendangkan merdu oleh Aty dari Selayar, Juara Kedua Dangdut Academy Indosiar.
Suasana menjadi kian semarak, saat seorang penyanyi mengajak peserta untuk bergoyang Poco-Poco dan segera disambut spontan oleh peserta reuni dengan bersemangat. Tak ayal, halaman depan wisma utama Istana Cipanas menjadi arena Poco-Poco yang penuh canda dan tawa. Beberapa peserta yang baru pertama kali menari Poco-Poco sempat kebingungan namun akhirnya terbiasa mengikuti gerak ritmis peserta lainnya.
Ternyata tak berhenti sampai disitu. Panitia menyiapkan pertandingan lomba tradisional yaitu “Ma’Longga” (Lomba Lari Enggrang) dan “Makkadaro” (Lomba Lari dengan Batok Kelapa). Acara ini berlangsung seru dan memikat. Tak hanya peserta pria, peserta wanita pun tak mau kalah mengikuti lomba yang menyediakan hadiah menarik ini. Pada waktu yang sama, bertempat di klinik istana Cipanas, dilaksanakan pula aksi donor darah yang diikuti oleh peserta reuni.
Menjelang acara berakhir dilaksanakan penyerahan hadiah-hadiah lomba antara lain, penyerahan Piala kompetisi futsal IKA Unhas MERDEKA Cup oleh Ketua Umum IKA UNHAS Jabodetabek A.Razak Wawo, serta penyerahan hadiah bagi pemenang lomba Domino, memancing, Ma’longga (pria dan wanita) dan Ma’kaddaro (pria dan wanita). Seluruh rangkaian acara berakhir pukul 15.00 WIB dan meninggalkan kesan mendalam. Sampai ketemu pada Reuni Nasional/Halal Bi Halal IKA UNHAS tahun depan !