Bindhe Biluhuta merupakan jagung manis yang dipipil lalu direbus kemudian diberi parutan kelapa, ebi, daun bawang, daun kemangi, bawang goreng, jeruk nipis, kecap, dan cabe rawit yang diulek halus. Binde paling enak disantap saat masih panas, menyeruput kuahnya pelan-pelan dengan aroma jagung manis rebus yang lezat ditambah sambal colek, sungguh merupakan sebuah sensasi tersendiri. Saya masih ingat betul setiap akhir pekan usai ayah saya gajian di awal bulan, hidangan ini senantiasa tersaji dimeja makan dan menjadi makanan favorit keluarga kami.
Tidak terlalu sulit sebenarnya menyiapkan hidangan ini. Semula istri saya, yang berasal dari Yogya, agak enggan karena kurang merasa percaya diri memasaknya. Saya langsung meyakinkannya serta menyatakan kita bisa meminta advis langsung dari ibunda yang bermukim di Makassar. Saat rencana itu saya ungkapkan, Ibu saya langsung mendukung dan siap melakukan “alih teknologi” masak kepada istri saya, si menantu tercinta di Cikarang.
Saya mendampingi istri belanja di Pasar Bersih Kota Jababeka Cikarang dan membeli semua materi yang diperlukan untuk memasak Binde Biluhuta seperti jagung manis, daun kemangi, jeruk nipis, udang dan ikan Tenggiri. Sebenarnya, bila merujuk pada hidangan aslinya di Gorontalo, biasanya Bindhe menggunakan udang kering yang disebut “duwo” , yang berasal dari danau Limboto, danau terbesar di Gorontalo. Namun karena di Cikarang sangat sulit mendapatkannya, kami melakukan modifikasi dengan tetap membeli udang plus ikan Tenggiri yang dibakar lalu disuwir-suwir kecil. Agar sajiannya kian mantap, parutan kelapa ditaburkan diatas hidangan Binde lalu dicampurkan bersama-sama udang serta suwiran ikan bakar Tenggiri.
Dengan jagung sebagai bahan baku utamanya, Binde Biluhuta memiliki kandungan gizi yang sangat kaya manfaat bagi kesehatan tubuh. Tak hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks, dan sejumlah zat gizi lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat besi, magnesium, fosfor, omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kolesterol.Seperti diungkap dari website ini,
Kandungan nutrisi dalam 100gram jagung:
- Energi: 129 kal
- Protein: 4,1 g
- Lemak: 1,3 g
- Karbohidrat: 30,3 g
- Serat: 2,9 g
- Kalsium: 5 g
- Fosfor: 108 mg
- Zat Besi: 1,1 mg
- Vitamin A: 117 IU
- Vitamin B1: 0,18 mg
- Vitamin C: 9 mg
- Air: 63,5 g
Tak jelas benar bagaimana sesungguhnya asal-usul Bindhe Biluhuta ini. Tetapi berdasarkan informasi dari website DeGorontalo
Menurut almarhum Mansoer Pateda, salah seorang putra terbaik Gorontalo, Profesor Linguistik dari Universitas Negeri Gorontalo, binde biluhuta sudah ada sejak zaman raja-raja Gorontalo, dan telah menjadi konsumsi umum, baik para raja maupun masyarakat biasa.
Jagung juga memiliki makna filosofis. Ketika jagung dipipil dimaknai dengan bercerai berai. Di zaman raja-raja Gorontalo di abad ke 15, sering terjadi perebutan wilayah untuk menaklukan kerajaan kecil, atau dikenal dengan pertengkaran antara Kerajaan Gorontalo dan Limboto.
“Binde biluhuta sudah ada sejak pertikaian raja-raja di abad ke 15. Jagung yang bercerai berai itu dianalogikan sebagai raja-raja yang bertengkar. Namun ketika jagung yang dipipil itu dicampur dengan bahan rempah-rempah dan menghasilkan binde biluhuta yang lezat, maka disitulah makanan ini menjadi pemersatu antara raja-raja yang bertengkar,” kata Mansoer Pateda.
Karena raja-raja di Gorontalo kerap kali berperang memperebutkan wilayah kekuasaan, maka akan selalu muncul simbol-simbol yang melambangkan perdamaian. Salah satunya adalah makanan. Binde biluhuta dan ilabulo adalah makanan yang selalu disimbolkan persatuan dan perdamaian.
Prestasi Bindhe Biluhuta di kancah internasional juga sudah cukup dikenal luas. Rustamrin Akuba, dosen teknologi hasil pertanian di Politeknik Gorontalo mengatakan (dikutip dari sini) , Binte Biluhuta bahkan pernah memenangkan International Cuisine Contest di Los Banos, Philipina, yang diikuti oleh 19 negara pada 2002 silam.
Menurutnya, Binte Biluhuta tampil sebagai pemenang lantaran dinilai punya kandungan gizi yang cukup dan cocok dikonsumsi oleh segala usia (di atas tujuh tahun). Selain Bahan-bahannya mudah didapat, proses pembuatannya juga relatif mudah.
Sementara itu, pada ajang Pasar Malam Indonesia (PMI) di Malieveld, Den Haag,Belanda 2012 silam, William Wongso—pakar kuliner Indonesia– menyuguhkan Binte Biluhuta sebagai sajian istimewa. Tidak hanya itu, seperti diungkapkan di berita ini, William juga menyarakankan agar Bindhe Biluhuta disajikan sebagai salah satu menu andalan kuliner di istana Negara, untuk menjamu tamu-tamu penting kenegaraan.
Anda Penasaran bagaimana membuatnya dan merasakan sensasi #jelajahgizi pada Bindhe Biluhuta? Mudah kok. Silakan baca resepnya disini dan yang paling nikmat adalah memasaknya disertai lagu “Binde Biluhuta” yang dinyanyikan oleh Eddie Silotonga:
Binde biluhuta
ula ulau loduwo
wanu olamita
ngoinda mopulito
binde biluhuta
malo sambe lolowo
malita dadata
orasawa tohuwoto
monga binde binde biluhuta
timi idu bele dila tamotolawa
monga binde binde biluhuta
timi idu bele dila ta motolawa
binde bilihuta
diyaluo tou weo
binde biluhuta
bome to hulondalo
Catatan:
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Jelajah Gizi 3 yang diselenggarakan oleh Sari Husada















Lama tak main ke sini
Sekalinya ke sini, eh tulisan ini menang ke Padang ^_^
Barakallah yah kakak…
Dari baca judulnya “Rasa Mendunia” membuat jadi pengin mencicipi. hihihihi
Saya pernah mendapatkan makanan seperti ini saat sarapan pagi hotel di menado, baru tahu kalo namanya Bindhe Biluhuta, rasanya memang khas,,