BUKU 60 FAKTA KESEHATAN MUTAKHIR : MENEMUKENALI GEJALA, SOLUSI & PENCEGAHAN PENYAKIT TERKINI
Judul Buku : 60 Fakta Kesehatan Mutakhir
Karya : Prof.Taruna Ikrar, M.Pharm, MD, PhD
Editor : S.Alam Dettiro & Syahrir Rasyid
Penerbit : IKA Unhas Jabodetabek
Cetakan : Pertama, Mei 2016
Tebal : 302 halaman
ISBN : 978-602-74609-0-4
Pencetak : PT.Semesta Rakyat Merdeka
Gembira rasanya saya mendapatkan buku ini secara langsung saat momen peluncurannya pada hari Rabu malam, 1 Juni 2016 di Auditorium Gedung BPPT Jln.M.H.Thamrin, Jakarta. Kegembiraan itu terasa lebih lengkap lagi ketika sang penulis, Prof.DR.Taruna Ikrar, M.Pharm, MD, PhD yang ternyata juga adalah senior saya di penerbitan kampus “Identitas” Unhas menorehkan tandatangannya di buku yang saya beli itu. “Terimakasih sudah beli bukunya ya, semoga bermanfaat,” katanya seraya tersenyum ramah bahkan melayani ajakan saya untuk berfoto bersama.
“Buku ini dipersembahkan oleh IKA Unhas Jabodetabek dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Hasanuddin. Diharapkan, buku ini menjadi pemandu dan sumber referensi bagi masyarakat yang ingin memahami masalah kesehatan terkait beberapa penyakit mutakhir,” demikian disampaikan editor buku Syahrir Rasyid yang juga adalah redaktur senior Koran Sindo dalam sambutan pengantar peluncuran buku sekaligus Pidato sains Prof.DR.Taruna Ikrar,M.Pharm, MD,PhD malam itu.
Terdapat 60 artikel didalam buku setebal 302 halaman ini dengan kata pengantar dari Wakil Presiden RI /Ketua IKA UNHAS H.M.Jusuf Kalla yang disajikan dalam gaya bahasa populer dan mudah dimengerti oleh pembaca awam sekalipun. Saya membaca daftar isi bukunya dan terlihat sejumlah ulasan mengenai penyakit terkini dibahas disana. Mulai dari Kejang epilepsi, Ambeien, Penyakit Parkinson, Alzheimer, Terapi Stem Cell, Penyakit jiwa Bipolar Disorder, Cara baru pengobatan diabetes, Gangguan seksual, terapi genetik penyakit jantung bawaan hingga kontraversi homoseksual & lesbian dalam persepsi kedokteran.
Sebagai seorang penulis, Taruna piawai “menjinakkan” kata-kata. Istilah-istilah kedokteran yang rumit disampaikan dengan jelas melalui rangkaian kalimat yang runtut dan sederhana. Yang menarik pula adalah, dalam buku ini pembaca dimanjakan secara visual dengan gambar-gambar illustrasi berwarna yang kian mempermudah pemahaman kita pada topik yang dibahas. Senior Specialist dan Peneliti utama pada Division Neurobiology, School of Medicines, University of California, Amerika Serikat ini dengan cerdas membuka wawasan pembaca untuk kian memahami problematika, juga solusi serta pencegahan penyakit-penyakit mutakhir yang kerap melanda masyarakat belakangan ini.
Penyakit jiwa Bipolar Disorder misalnya, yang sempat heboh melanda artis Marshanda diulas secara menarik dibuku ini. Pada halaman 132, di artikel bertajuk “Mengenal Lebih Jauh Penyakit Jiwa Bipolar Disorder”, pria kelahiran 15 April 1969 dan menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini tidak hanya membahas gejala klinis namun juga faktor pencetus dan pencegahannya.
Menurut lelaki yang menyelesaikan master farmakologi (M.Pharm) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2003 dan pendidikan doktoralnya (PhD) dengan keahlian ilmu penyakit jantung di School of Medicine, Niigata University of Japan tahun 2008 ini, Secara umum, penderita mania bipolar, ditandai dengan suasana hati tinggi atau euforia, aktifitas yang berlebihan dengan berkurangnya kebutuhan tidur (insomnia) dan optimisme yang berlebihan bahkan sangat ekstrim. Sebagai contoh, seseorang dengan mania dapat memutuskan membeli 500 set televisi jika ia percaya bahwa harga mereka akan naik.
Dalam ulasan lain, di buku ini, Taruna yang terpilih menjadi satu dari sepuluh tokoh penemu bertajuk “Mereka yang tak Mengutuk Gelap”,Majalah Tempo 19 Agustus 2012 serta satu dari enam tokoh “Pengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan” versi Koran Sindo 21 Juni 2015, mengungkap model pengobatan terkini penyakit jantung. Pada artikel berjudul “Kematian Mendadak dan Pengobatan Penyakit Jantung Terkini” di halaman 149, Taruna yang juga adalah Wakil Presiden I4 (International Indonesia Scholars Association) periode 2011-2015 ini menjelaskan terapi genetik, terapi stem cell dan transplantasi organ jantung sebagai alternatif pengobatan. Khusus untuk terapi gen, Taruna bersama kawan-kawannya di Cardiac Research Center, Niigati University Hospital, melakukan uji gene screening pada lebih dari 100 keluarga dengan penderita jantung bawaan.
Penemuan ini dipublikasikan J Cardiovasc Electrophysiol volume 541 dengan memaparkan dan membuktikan bahwa gen KCNQ1 adalah gen utama yang menjadi fungsi jantung. Mutasi yang terjadi pada gen tersebut akan menyebabkan penyakit jantung bawaan pada ratusan ribu anak dan akan menyebabkan gangguan rhytim atau irama jantung dengan penderitaan seumur hidup. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan gagal jantung atau cardiac suddent dan kematian.Keparahan penyakit tersebut ditentukan bukan hanya oleh lokasi terjadinya mutasi, namun yang lebih penting lagi asam amino pembentuk mutan tersebut. Hasil temuan ini digunakan sebagai dasar ilmiah teknik pengobatan genetik bagi penderita jantung bawaan, yaitu dengan mentransgenikkan asam amino mutant pada pasien ke arah asam amino normal.
Reputasi Taruna Ikrar dalam dunia kedokteran internasional memang telah teruji. Anak kelima dari 10 bersaudara Alm.Abubakar dan Hasnah Lawani ini merupakan Director of Brain Circulation Institute of Indonesia (BCII) dan juga berperan aktif di Society of Neurosciences, Center for Interregional Study, Asia Pacific Heart Rhythim Association dan juga International Society for Heart Research. Dokter yang multitalenta ini selain sebagai kolumnis handal di berbagai media juga sudah menghasilkan buku berjudul “Ilmu Neurosains Modern dan Mutiara Pengetahuan Kedokteran Moderen”.
Pada tahun 2009, Taruna Ikrar bersama tim berhasil menemukan “High Resolution and Fast functional mapping of cortical circuitry through a novel combination of voltage sensitive dye imaging and laser scanning photostimulation” dengan nomor paten : 2009-623-1. Karya ilmiah internasional lebih dari 56 publikasi di berbagai jurnal ilmiah bereputasi internasional. Salah satu yang cukup fenomenal adalah paten pemetaan fungsi otak dan keterlibatan dalam proyek otak virtual yang disponsori oleh Pemerintah USA. Akhir Mei 2016 silam, Taruna Ikrar ditetapkan sebagai adjunct professor pada Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan. Sebelumnya, Taruna telah ditetapkan sebagai adjunct professor pada Universitas Teknologi MARA (Malaysia), Institut Sains dan Teknologi Nara (Jepang), dan Universitas Bologna (Italia). Ia juga menjadi profesor tamu pada Universitas Niigata (Jepang), Universitas Shanghai (Tiongkok), dan Universitas Indonesia.
“Dengan memiliki buku ini, seakan kita mempunyai dokter pribadi sendiri dalam rumah,”ungkap A.Razak Wawo Ketua IKA UNHAS Jabodetabek dalam acara peluncuran buku “60 Fakta Kesehatan Mutakhir”. Ya, saya sependapat sekali, ulasan populer bernuansa kekinian yang disajikan dalam buku ini sungguh renyah dan bermanfaat. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI Anies Baswedan dalam testimoninya dibalik buku ini. “Buku “60 Fakta Kesehatan Mutakhir” yang ditulis oleh DR.Taruna Ikrar dengan pengalaman memberikan pelayanan mulai level Puskesmas sampai tingkat internasional, menjadi buku sangat penting dan wajib dibaca, bagi siapa saja yang ingin menggali ilmu kesehatan terkini”.
Selamat dan sukses untuk Prof.DR.Taruna Ikrar, M.Pharm, MD, PhD !
Catatan:
Bagi anda yang berminat memiliki buku ini silakan baca caranya disini
Pastinya buku ini bagus banget, semoga semakin banyak masyarakat kita yang bisa mendapatkan manfaat dengan membaca buku yang satu ini.