FILM DEEPWATER HORIZON : VISUALISASI BENCANA DAHSYAT ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI DI TELUK MEXICO
Sudah lama saya “mengincar” untuk menonton film ini.
Bukan hanya karena bencana dahsyat ledakan anjungan pengeboran minyak lepas pantai (offshore rig) “Deepwater Horizon” pada 20 April 2010 ini kerap menjadi topik hangat dalam diskusi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di kantor namun juga rasa ingin tahu saya yang mendalam mengenai latar belakang kejadian tersebut serta bagaimana sang sutradara mengarahkan film ini menjadi tontonan yang apik dan memikat. Biasanya, film bernuansa bencana tidak terlalu banyak mendapat perhatian penonton sehingga dibutuhkan tangan dingin sang sutradara untuk meraciknya menjadi tontonan yang memukau.
Akhirnya, tiga hari lalu sepulang dari kantor, saya menyempatkan diri menonton film yang diangkat dari kisah nyata ini di XXI Pejaten Village.
Adegan dibuka dengan kemesraan keluarga teknisi pengeboran senior Mike Williams (Mark Wahlberg) bersama sang isteri Felicia (Kate Hudson) dan putri kecilnya, Sydney (Stella Allen). Mike dalam persiapan berangkat menuju tempat kerjanya, anjungan minyak lepas pantai Deepwater Horizon yang dioperasikan oleh TransOcean dan terletak di kawasan Teluk Meksiko, Amerika Serikat.
Semuanya terlihat baik-baik saja ketika kru rig Deepwater Horizon berangkat menuju lokasi. Mike disambut hangat oleh sang atasan Jimmy Harrell (Kurt Russell) juga salah satu bawahannya Andrea Fleytas (Gina Rodriguez). Dari perbincangan mereka, didapatkan informasi bahwa ada sejumlah kendala teknis yang terjadi pada fasilitas rig tersebut dan mungkin akan menyebabkan masalah fatal jika tak dilakukan langkah preventif sedini mungkin.
Mengingat jadwal eksplorasi yang jauh tertinggal di belakang serta anggaran yang terus membengkak membuat pihak perusahaan yang menyewa jasa dan peralatan mereka mendesak agar kegiatan pengeboran segera dilaksanakan. Jimmy menolak permintaan tersebut karena pengujian keselamatan pipa pengeboran khususnya terkait kinerja formasi dinding semen yang melapisi pipa pengeboran belum dilakukan. Schlumberger, Perusahaan yang seharusnya melakukan pengujian tersebut diminta pulang sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
“We’re a big company, millions of moving parts. We all work very hard to ensure those moving parts are functioned as a means to earn a profitable win for all of us”, demikian ucap Donald Vidrine (diperankan oleh John Malkovich), pengawas senior British Petroleum (perusahaan migas multinasional asal Inggris) yang menyewa jasa dan peralatan migas TransOcean yang dipimpin Jimmy dengan nada tinggi.
Perdebatan sengit pun terjadi diantara mereka. Akhirnya disepakati dilakukan pengujian ketahanan pipa pengeboran secara mandiri. Ketika terjadi deviasi pada tekanan pipa yang dapat berimplikasi pada keselamatan proses secara keseluruhan, Donald menyatakan bahwa kondisi tersebut mungkin disebabkan kesalahan sensor pembacaan pada alat dan mendesak agar proses pengeboran segera dilaksanakan.
Ternyata, apa yang dikhawatirkan terjadi. Lumpur bertekanan tinggi bercampur gas dan minyak meluap deras hingga ke platform rig yang akhirnya menyebabkan Deepwater Horizon mengalami bencana mengerikan.
Saya terkesan dengan visualisasi dramatik peristiwa fenomenal yang digambarkan oleh sutradara Peter Berg pada film yang berdurasi 107 menit tersebut. Penonton awam yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan mengenai pengeboran lepas pantai dapat dengan mudah memperoleh keterangan mengenai sejumlah terminologi terkait proses pengeboran bawah laut. Situasi BOP (blow out preventer) bawah laut yang kritis karena “over pressure” digambarkan secara detail. Ledakan dahsyat dan pijaran api raksasa yang melalap Deepwater Horizon terlihat begitu mengerikan termasuk aksi penyelamatan heroik yang dilakukan oleh Mike bersama kawan-kawannya.
Akting aktor kawakan Mark Wahlberg, Kurt Russel dan John Malkovich begitu prima dan memukau. Sebagai perwakilan perusahaan di rig, John Malkovich tampil cemerlang sebagai sosok yang menyebalkan. Kate Hudson yang berperan sebagai istri Mike juga menampilkan ekspresi kecemasan atas kejadian yang menimpa sang suami dengan akting natural. Secara sinematografis, penggambaran bencana yang disebut harian New York Times sebagai bencana tumpahan minyak terbesar yang pernah terjadi di Amerika itu nampak begitu dramatis. Sebagai film yang diangkat dari kisah nyata, pada bagian akhir diceritakan bagaimana kelak “nasib” para tokoh utama pasca kejadian.
Terdapat 11 pekerja meninggal dunia dan 17 orang lainnya mengalami luka-luka dari total 216 pekerja di Deepwater Horizon. Diperkirakan pekerja yang meninggal berada di posisi terdekat awal kejadian mengenaskan tersebut. Hikmah terbaik yang diperoleh setelah menonton film ini adalah aspek keselamatan kerja seharusnya menjadi pertimbangan utama khususnya dalam melakukan kegiatan eksplorasi migas. Jangan sampai demi penghematan anggaran atau mengejar target yang tertinggal membuat aspek penting ini diabaikan.