Sebagai orang yang gemar bepergian, saya selalu mencari alternatif transportasi terbaik menuju destinasi tempat tujuan saya. Mencari Bus Murah Jakarta Bandung misalnya, saya lakukan lebih awal beberapa waktu sebelum keberangkatan agar tidak terlalu terburu-buru memesan. Namun kerapkali, juga saya lakukan secara mendadak dan untuk kondisi ini, tanpa didukung aplikasi teknologi pemesanan tiket, kerapkali membuat saya frustrasi.
Herman Donner, Doktor dan Peneliti Pascadoktoral dari Stanford University menuliskan pendapatnya terkait fenomena lanskap transportasi sekarang, seperti dikutip dari sini.
Menurutnya, “Ketika melihat ke seluruh lanskap teknologi, sudah ada banyak produk yang dapat dengan mudah mengatasi frustrasi sehari-hari orang dengan perjalanan. Namun, tidak ada solusi yang harus dikembangkan secara terpisah. Oleh karena itu tantangan utama terletak pada pertama-tama mengidentifikasi teknologi yang relevan yang menyediakan produk yang sesuai untuk pasar, kemudian mengelola implementasi bersama dengan serangkaian pemangku kepentingan yang luas termasuk penyedia mobilitas, perusahaan teknologi, pemilik infrastruktur dan agen transportasi umum. Dari penelitian kami, kami berpikir bahwa banyak dari perubahan kecil dan bertahap ini memiliki potensi untuk membuat perbedaan yang signifikan dalam perjalanan harian orang, apakah itu untuk membantu menemukan parkir, mendapatkan harga terbaik untuk mengisi bahan bakar mobil mereka atau merencanakan perjalanan mereka dengan transportasi umum. ”
Sebuah study lain oleh Arthur D Little dan UITP, mengenai masa depan mobilitas di perkotaan yang dilakukan pada 2010 dan 2011, membahas mengenai keadaan ini. Mobilitas perkotaan adalah salah satu tantangan yang perlu dipecahkan. Saat ini, populasi penduduk dunia hidup di perkotaan. 53% dari populasi penduduk dunia hidup di daerah perkotaan dan akan meningkat hingga 67% pada tahun 2050. Saat ini, 64% dari semua perjalanan terjadi di wilayah perkotaan dan akan meningkat hingga 3 kali lipat pada tahun 2050.
Selain peningkatan mobilitas di wilayah perkotaan, kebutuhan mobilitasnya juga turut meningkat. Perubahan kebiasaan, permintaan akan pelayanan transportasi public yang lebih baik, kecepatan dan ketepatan waktu, akan membutuhkan peningkatan infrastuktur secara signifikan.
Kedua ulasan hasil penelitian diatas menunjukkan korelasi antara pentingnya penerapan teknologi yang mampu memberikan fleksibilitas mobilitas masyarakat untuk transportasi didalam maupun diluar kota.
Teknologi ini tentunya memberikan kemudahan aksesbilitas bagi para penggunanya yang berharap memperoleh respon cepat dan akurat lewat teknologi yang ada dan cukup dari dalam genggaman saja. Tidak seperti waktu-waktu sebelumnya dimana pengguna memerlukan tambahan waktu untuk berinteraksi langsung secara fisik dengan penyedia jasa perjalanan untuk melakukan transaksi.
Buat saya sendiri, merencanakan perjalanan keluar kota lebih awal menjadi hal yang sangaa at esensil dan tentunya perencanaan perjalanan ini melibatkan teknologi yang memberikan kemudahan akses dan fleksibilitas lewat internet.
Jika misalnya saya merencanakan perjalanan liburan ke Bandung dari Cikarang dengan menggunakan bis travel, saya tinggal buka aplikasi Traveloka dimana aplikasi ini akan sangat membantu saya mendapatkan kendaraan yang nyaman, aman, dan sesuai dengan preferensi waktu perjalanan yang saya inginkan. Sangat praktis, cepat dan mudah.
Melalui mekanisme seperti ini saya menjadi sangat terbantu, dimana tak hanya layanan tersebut tidak mengharuskan saya hadir secara fisik untuk bertransaksi langsung di tempat jasa penjualan tiket bis Travel namun juga pengaturan jadwal yang disesuaikan dengan preferensi rencana saya dapat diatur sesuai kebutuhan. Teknologi seperti kata Donner–seperti diawal paragraf tadi–memang mampu mengatasi rasa frustrasi dalam perencanaan perjalanan melalui aksesbilitas dan fleksibilitas yang sangat memudahkan.






