PUISI: DI TABALONG, DI TABALONG, KITA MERAJUT KENANGAN

Pada sungai Martapura yang deras mengalirkan asa hingga ke hulu

Kita senantiasa menitipkan helai rindu agar hanyut dan larut

Bersama desir rasa tertahan yang kita pendam masing-masing dalam pilu

Pada kelezatan soto Banjar yang kita santap sore itu

Ada kemilau senyummu yang mampu melerai gundah

Mencipta kesejukan laksana keteduhan dedaunan Tengkawang Tungkul

Mengokohkan pesonamu bagai kekar pohon ulin yang tegak berdiri

Di Tabalong, di Tabalong, kita merajut kenangan

Menafikan waktu yang berlari bergegas

Dengan memaknai setiap detik pertemuan kita dalam rona bahagia dan bersahaja

Mengabaikan riuh pompa angguk mengalirkan minyak dan derap langkah cepat pekerja tambang menuju bis jemputan

Menikmati parasmu yang ranum bagai mangga kasturi

Sembari menyantap Gangan Paliat dan Amparan Tatak yang lezat

Kita menyesap fana dunia pada rasa syukur tak bertepi

“Pada akhirnya,” katamu, “meski kelak kita tak lagi bersama, ikrar yang sudah kita kekalkan di hati, menjadi janji suci untuk tak mengkhianati”

Di Tabalong, di Tabalong, kita merajut kenangan

Meresapi musim demi musim

yang berlalu begitu saja menyisakan jejak-jejak perjalanan

namun tetap abadi berpendar bagai api di tugu obor

serta gemericik indah air terjun riam Mambanin dimana kita menadah kangen yang menelusuri jemari

Luruh dalam senyap bersama senja yang membawa kelam

dan keniscayaan untuk pulang

kembali menuju tepian takdir kita

Yang tak terlerai..

Related Posts
PUISI : MENGHAYATI BENING NUANSAMU
Adakah kerlip bintang di langit dan spektrum cahayanya yang berkilau menerangi jernih bola matamu adalah tanda harapan masih terbersit disana? Setelah luka kehilangan itu perlahan pudar jejaknya dan kita kembali mengais-ngais remah-remah kenangan yang tersisa lalu menyatukannya kembali ...
Posting Terkait
PUISI : PADA SEPOI ANGIN DI BERANDA (Selamat Ulang Tahun Ananda Alya Dwi Astari Gobel)
Putriku sayang, apa yang sedang kau lamunkan di serambi depan menjelang senja? sepoi angin menggoyang-goyangkan beberapa helai rambut di keningmu dan kau tersenyum sekilas menyaksikan mentari tenggelam menyisakan cahaya redup keemasan dibalik tembok ...
Posting Terkait
PUISI : SEBUAH RUANG TANPA RATAP
Seperti mendengarkan dongeng cinta yang absurd Kita selalu terbuai dalam pesona yang kerap kita sendiri tak bisa menafsirkannya Dan pada malam, ketika bintang berkelip genit di rangka langit serta rembulan perlahan meredup dibalik ...
Posting Terkait
PUISI : MENGENANGMU, PADA KELAM LANGIT DESEMBER
ita, pada suatu waktu, pernah berbincang tentang tanda-tanda tentang deras hujan yang kerap menghisap segala mimpi indahmu pada rinainya dan membiarkanmu menggigil memeluk nestapa yang tertinggal dengan nafas tersengal tentang geliat rindu yang ...
Posting Terkait
PUISI : TENTANG DIA, YANG BERJARAK DENGAN RINDU PADAMU
Barangkali, kepanikan yang melanda dirimu hanyalah serupa gerhana yang melintas sekilas lalu pergi meninggalkan sebaris jelaga di hatimu bersama tangis getir disepanjang jejaknya Sementara dia, yang berjarak dengan rindu padamu tersenyum sembari membawa cahaya musim semi meninggalkan ...
Posting Terkait
PUISI : MENARI DI LINTASAN PELANGI
Sepagi ini kita bercakap tentang hujan yang jatuh dari langit laksana hunjaman jarum-jarum air Pada tanah basah tempat kita berpijak. dan rindang pepohonan dimana kita berdiri dibawahnya "Sebagaimana setiap kisah pilu dituturkan," katamu perih,"Seperti ...
Posting Terkait
PUISI : KOTA KECIL DAN KEHENINGAN ITU
Senyap yang menggantung pada kelam kota kecil kita Adalah desah nafas rindu yang kita tiupkan perlahan pada langit, bulan separuh purnama, rerumputan pekarangan dan desir angin yang mengalir lembut menerpa pipimu yang telah basah ...
Posting Terkait
PUISI : PADA GENANGAN KELAM, PADA RATAP YANG TERDEKAP
Deras Hujan yang datang malam ini seperti kidung melankolis yang datang membuai perlahan tapi juga mengusung ketakutan tak terkatakan Kita menyaksikannya dengan tatap nanar sembari mendekap erat ratap yang tak terungkap Pada genangan kelam yang ...
Posting Terkait
PUISI : HUJAN MEMBAWA BAYANGMU PERGI…
  Sudah lama, aku menyulam khayalan pada tirai hujan menata wajahmu disana serupa puzzle, sekeping demi sekeping, dengan perekat kenangan di tiap sisinya lalu saat semuanya menjelma sempurna kubingkai lukisan parasmu itu dalam setiap leleh ...
Posting Terkait
PUISI : DI TEPI KALIMALANG, AKU DUDUK DAN TERMANGU
  Riak air berwarna kusam mengalir pelan di sepanjang batang tubuhmu, Kalimalang Pada tepiannya aku termangu dan menyesap segala cerita tentang anak-anak yang tertawa riang menceburkan diri ke dalammu tentang sampah yang mengapung disekitarmu tentang tawa ...
Posting Terkait
PUISI : KITA TELAH MENOREH MALAM DENGAN ANGAN-ANGAN (Sajak Cinta Untuk Istriku)
Kerapkali kita menyempatkan diri duduk diberanda bercakap tentang hal-hal tak penting dan upaya-upaya menanggulangi kegetiran seraya menatap gelap yang luruh perlahan dipelupuk mata dan kunang-kunang melintas anggun membawa kerlip harapan sementara rindu memantul-mantul gemas ...
Posting Terkait
Dibawah ini, saya mencoba mendokumentasikan dan menayangkan ulang sejumlah puisi-puisi lama saya yang pernah di muat di suratkabar di Makassar, 17 tahun silam: IRAMA HATI Kususuri jejak-jejak cinta kita Udara terluka, tembok-tembok ...
Posting Terkait
PUISI : PADA PENGHUJUNG TITIAN RINDU
Langit senja ini seakan merenda batas cakrawala dengan rona merah jambu serupa ranum pipimu yang diterpa bias cerah cahaya fajar Pada titian rindu dimana kaki kita gamang menapak kamu acapkali berkata dengan mata berbinar,"Di ...
Posting Terkait
PUISI : SEHELAI PASMINA BIRU UNTUK ISTRIKU
Kita telah lama membincang pagi dan senja, pada malam, ketika gelap meluruh pelan dari kisi-kisi jendela kamar kita dan kenangan yang telah kita rajut bersama larut dalam kelam Sehelai pasmina biru, untukmu, istriku, ...
Posting Terkait
PUISI : SERENADE LOSARI
Kaki langit tempat segala harapan kita berlabuh Serta kepak camar menyapa cakrawala Adalah muara segala impian yang telah kita rajut rapi Bersama desir rindu dan riak semangat Membangun rumah bersahaja tempat kita senantiasa pulang Dan ...
Posting Terkait
Kaca-kaca bening di Wisma Atria  seperti memantulkan wajahmu perlahan luruh bersama cahaya senja  yang turun dengan enggan Pada kaki Mall Isetan dan Lucky Plaza sementara hiruk pikuk pejalan kaki yang berseliweran  pada pundak Orchard dari dua ...
Posting Terkait
PUISI : MENGHAYATI BENING NUANSAMU
PUISI : PADA SEPOI ANGIN DI BERANDA (Selamat
PUISI : SEBUAH RUANG TANPA RATAP
PUISI : MENGENANGMU, PADA KELAM LANGIT DESEMBER
PUISI : TENTANG DIA, YANG BERJARAK DENGAN RINDU
PUISI : MENARI DI LINTASAN PELANGI
PUISI : KOTA KECIL DAN KEHENINGAN ITU
PUISI : PADA GENANGAN KELAM, PADA RATAP YANG
PUISI : HUJAN MEMBAWA BAYANGMU PERGI…
PUISI : DI TEPI KALIMALANG, AKU DUDUK DAN
PUISI : KITA TELAH MENOREH MALAM DENGAN ANGAN-ANGAN
PUISI-PUISI DARI MASA LALU
PUISI : PADA PENGHUJUNG TITIAN RINDU
PUISI : SEHELAI PASMINA BIRU UNTUK ISTRIKU
PUISI : SERENADE LOSARI
PUISI : TERMANGU DI PUNDAK ORCHARD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.