NYANYIAN SUNYI DI KAREBOSI

4november2007d.jpg

Pagar seng biru yang “membingkai” Karebosi yang tengah direvitalisasi (foto diambil dari Panyingkul)

“KAMU lahir di sana, Nak. Di Rumah Sakit Bersalin Siti Khadijah, tepat didepan lapangan Karebosi,” demikian ungkap ibu saya, disebuah petang yang senyap sekitar dua puluh lima tahun silam saat saya menanyakan dimana tempat saya memekikkan tangis pertama ke dunia. “Waktu itu,” lanjut ibu saya lagi dengan pandangan mata menerawang,”langit Makassar begitu riuh dengan suara parade pesawat terbang di angkasa, karena ketika kamu lahir bertepatan Hari Bakti Angkatan Udara 9 April 1970. Banyak orang menyaksikan parade pesawat terbang itu dari lapangan karebosi. Begitu berisik suaranya hingga ke kamar bersalin, sampai-sampai suara tangismu seperti saling berlomba dengan deru pesawat terbang”.

Saya tercenung dan membayangkan hiruk pikuk suasana ketika itu, tentu saja termasuk histeria kedua orangtua saya menyambut kehadiran putra pertama mereka lahir ke dunia.

Ingatan saya tentang landmark Makassar bernama lapangan Karebosi terpatri seketika dihati oleh kenangan kisah kelahiran saya disebuah rumah sakit yang berada tepat didepan lapangan fenomenal itu.

Dan di lapangan itulah, beberapa tahun kemudian, menjadi tempat favorit saya untuk sekedar nongkrong makan coto makassar atau sop saudara di sebuah warung tenda yang berada dipinggir lapangan setelah mengambil honor tulisan yang tidak seberapa di sekretariat redaksi harian “Pedoman Rakyat” di jalan Arief Rate atau pulang dari mengerjakan tata letak koran kampus ‘Identitas” UNHAS di Percetakan Sulawesi di Jalan Mappanyuki.

Usai menyantap coto, saya kerap duduk-duduk dipelataran podium upacara yang tersedia, menyaksikan anak-anak bermain bola, atraksi tukang obat yang kocak dan provokatif atau menyantap es poteng (tape) serut yang dijual oleh penjaja bersepeda ontel. Saya menikmati “ritual” ini sekitar tiga atau empat kali dalam sebulan. Sungguh sangat menyenangkan sebagai sebentuk “wisata hati” disebuah ruang publik bernama Karebosi.

Pada sebuah kesempatan, saya pernah berdiri tepat didepan Rumah Sakit Siti Khadijah tempat saya lahir dulu, memandang lepas hingga ke ujung lapangan, seraya membayangkan bagaimana pesawat-pesawat tempur TNI-AU berparade menghias langit Makassar dan disaksikan dengan antusias oleh sejumlah penonton dari lapangan Karebosi .

Disuatu waktu pula, saya dan teman saya Nasrun A Samaun, pernah terkekeh-kekeh geli menyaksikan dari atas motor sepulang dari lay-out ‘Identitas”, sejumlah waria Karebosi berteriak heboh dan histeris karena dikejar-kejar Tramtib. Beberapa kali pula kami sekeluarga pernah melaksanakan ibadah Sholat Idul Fitri dan Idul Adha di lapangan Karebosi. Yang paling saya ingat adalah, kami mesti berangkat pagi-pagi sekali (usai sholat subuh) dari rumah kami di Maros yang terletak 30 km dari kota Makassar, untuk mendapatkan tempat yang cukup “layak dan representatif” di area lapangan.

4november2007x.jpg

Lapangan Karebosi yang tengah direvitalisasi (foto diambil dari situs Panyingkul) 

Ketika saya datang ke Makassar 24-25 November 2007 silam, saya memandang pedih pemandangan yang melingkupi lapangan itu : dinding berwarna biru dengan tulisan terpampang jelas “Revitalisasi Karebosi”. Dari balik kaca taksi PUTRA yang buram ditetesi gerimis, seketika hati saya tergugu pilu. Saya lalu meminta supir Taksi yang membawa saya dari kampus UNHAS Tamalanrea ke MTC Karebosi, untuk berhenti sejenak. Dan dari dalam kabin taksi, saya sama sekali tidak dapat memandang lepas hingga ke ujung lapangan, seperti dulu, karena tatapan saya terhalang oleh dinding seng berwarna biru itu.

Dibalik dinding seng berwarna biru, sejumlah alat berat menggali dan menguruk tanah alun-alun kota Makassar itu. Konon, dibawah lapangan Karebosi akan dibangun underground mall modern sementara diatasnya akan dibangun sarana olahraga yang cukup representatif.

Saya pribadi mendukung aktivitas ini, jika spirit Revitalisasi Karebosi tetap berada pada koridor perbaikan fasilitas publik dalam rangka mengantisipasi perkembangan kota Makassar sebagai kota Metropolitan terkemuka dikawasan timur Indonesia. Bukan sebagai bentuk “menggadaikan” Karebosi untuk sebuah kepentingan komersil belaka, untuk kemudian peran lapangan monumental ini sebagai ruang publik di-eliminir dan menghilangkan fungsi-fungsi sosial yang menyertainya.

Saya membayangkan, revitalisasi yang dilakukan adalah dengan melakukan penataan Karebosi yang konstruktif sehingga lapangan ini menjelma menjadi sebuah taman kota untuk menampilkan citra kota Makassar yang cantik, indah dan elegan yang sesuai dengan perkembangan saat ini dan masa yang akan datang. Fungsi ruang publiknya yang monumental itu tetap terjaga, dan tidak lantas menjelma menjadi ruang komersial/bisnis.

Untuk itu, Pemkot Makassar seyogyanya membuka ruang dialog dan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat agar pesan atas misi revitalisasi pada lapangan yang memendam begitu banyak romantisme sejarah ini dapat tersosialisasi dengan baik dan transparan serta tak ada lagi kecurigaan yang menyertai bahwa proyek revitalisasi karebosi ini sarat dengan nuansa KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Bagaimanapun saya berharap, kelak jika revitalisasi ini selesai, saya masih dapat duduk sambil minum es poteng diatas rerumputan Karebosi yang asri dan apik, dibawah keteduhan pohon sembari menyaksikan bocah-bocah bermain bola sambil tertawa riang dengan kaki telanjang.  

Semoga ini bukan menjadi sebuah “nyanyi sunyi” belaka di Karebosi… 

Related Posts
MELANCONG KE HONGKONG (2) : MENGHALAU GALAU, MENUAI SENYUM
Here you Leave Today And Enter the World of Yesterday, Tomorrow and Fantasy Demikian tulisan yang tertera pada gerbang masuk Hongkong Disneyland. Dan ungkapan yang disampaikan pada tulisan itu menemukan pembenaran ketika ...
Posting Terkait
NOSTALGIA AGUSTUSAN
Saya (ketiga dari kiri) saat bertugas bersama Pasukan-8 Paskibra mengibarkan bendera pada Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1988 di Lapangan Kassi Kebo, Kab.Maros Setiap Peringatan Hari Kemerdekaan ...
Posting Terkait
KISAH PERJALANAN KE PERTH (3) : KINGS PARK BOTANICAL GARDEN, TAMAN KOTA YANG MEMUKAU !
amis pagi (29/8), rombongan kami sudah siap berkemas-kemas untuk check-out dari hotel. Hari ini adalah hari terakhir kami di Perth. Rencananya, sore harinya, kami akan terbang kembali ke Jakarta dengan ...
Posting Terkait
IKUT MEJENG DI MAJALAH SWA
  etelah sebelumnya pernah mejeng di Harian Kompas (jadi model iklan Kompasiana), Majalah Tempo dan Majalah Internal Asuransi Bumiputera 1912, maka kali ini di Majalah SWA dalam edisi No.08/XXVII/14-27 April ...
Posting Terkait
GUNUNG BROMO, DAYA TARIK MONUMENTAL YANG EKSOTIS
Keterangan foto: Para Pengunjung Gunung Bromo Menyusuri Lautan Pasir & Lembah untuk menyaksikan sensasi keindahan disana, khususnya di setiap akhir pekan atau waktu liburan (Foto karya: Budi Sugiharto, Potret Mahakarya ...
Posting Terkait
Ronda Malam yang saya laksanakan kemarin malam (21/3) sungguh menyisakan kesan tersendiri dalam batin. Setiap malam minggu, 2 bulan sekali, saya mendapat jatah giliran ronda di wilayah RT tempat saya ...
Posting Terkait
MENAPAK USIA 45, HARI INI…
"amu lahir di sana, Nak. Di Rumah Sakit Bersalin Siti Khadijah, tepat didepan lapangan Karebosi,” demikian ungkap ibu saya, disebuah petang yang senyap sekitar tiga puluh tahun silam saat saya ...
Posting Terkait
SURAT CINTA TERBUKA BUAT ISTRIKU : 11 TAHUN YANG MENAKJUBKAN BERSAMAMU…
Istriku Sayang, Untuk kedua kalinya, setelah pada perayaan ulang tahun perkawinan kita yang kesepuluh tahun lalu, aku menulis Surat Cinta Terbuka, maka kali ini aku melakukan hal yang sama kembali. Mohon ...
Posting Terkait
ADA APA DENGAN CARISSA?
Carissa Putri adalah sebuah fenomena. Saya melihat aksi gadis cantik kelahiran Frankfurt, Jerman, 12 September 1984 ini dalam film "Ayat-Ayat Cinta" (2008) dan Tarix Jabrix (2008) dengan takjub. Ia memiliki talenta ...
Posting Terkait
CATATAN KECIL DARI WORDCAMP INDONESIA 2009
Pukul 08.15 pagi, Sabtu (17/1) saya sudah tiba di halaman Erasmus Huis Jl.HR.Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan. Pusat Kebudayaan yang dikelola oleh Kedubes Belanda itu masih relatif sepi. Beberapa orang ...
Posting Terkait
MENIKMATI SOTO AYAM LESEHAN ALA TAMAN GOLF KOTA JABABEKA
Minggu pagi (5/4) yang cerah. Matahari bersinar terang menyongsong tatkala kami sekeluarga berangkat bersama menuju Taman Golf Jababeka Perumahan Cikarang Baru yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari rumah kami. ...
Posting Terkait
KISAH EMPLOYEE GATHERING (1) : MENIKMATI PESONA PULAU DEWATA YANG EKSOTIS
um'at pagi (24/2), pukul 04.30 Bandara Soekarno Hatta Rombongan Kloter (Kelompok Terbang) pertama PT Geographe Energy Indonesia (GEI) yang akan melaksanakan Employee Gathering di Bali sudah bersiap-siap check-in di counter ...
Posting Terkait
PENGALAMAN JADI KHATIB KULTUM DAN IMAM TARAWIH DI MUSHALLA
awaran itu datang akhir bulan lalu. Pak Yuliusman, salah satu pengurus Mushalla Al-Ishlah RT 02/RW 10 Perumahan Cikarang Baru yang terletak persis dibelakang rumah, meminta saya untuk mengisi Kultum (Kuliah Tujuh ...
Posting Terkait
CATATAN KECIL JEJAK LANGKAH DI SINGAPURA (2)
Ini adalah kali ketiga dalam bulan Juni saya kembali ke Singapura. Sebenarnya berat rasanya hati meninggalkan anak-anak dan istri lagi, setelah dua minggu berturut-turut sebelumnya saya ke bertandang ke Singapura(Kali ...
Posting Terkait
LAMPU JALAN FUNKY BEYBEH!
Semalam, saya berhasil membuat sebuah terobosan baru dalam bidang teknologi per-lampu-jalanan. Jangan melotot takjub dulu. Ini bukanlah suatu inovasi teknologi yang melibatkan piranti-piranti canggih masa kini. Dibutuhkan bekal sedikit kegilaan ...
Posting Terkait
Kali ini biarlah gambar dulu yang bercerita mengenai perjalanan bersepeda 24,5 km bersama tim Cikarang Baru Cycling hari Minggu (23/10). Sebuah pengalaman mengesankan menempuh jarak yang relatif jauh dengan tantangan ...
Posting Terkait
MELANCONG KE HONGKONG (2) : MENGHALAU GALAU, MENUAI
NOSTALGIA AGUSTUSAN
KISAH PERJALANAN KE PERTH (3) : KINGS PARK
IKUT MEJENG DI MAJALAH SWA
GUNUNG BROMO, DAYA TARIK MONUMENTAL YANG EKSOTIS
SEBUAH “ROMANSA” BERHARGA DARI RONDA
MENAPAK USIA 45, HARI INI…
SURAT CINTA TERBUKA BUAT ISTRIKU : 11 TAHUN
ADA APA DENGAN CARISSA?
CATATAN KECIL DARI WORDCAMP INDONESIA 2009
MENIKMATI SOTO AYAM LESEHAN ALA TAMAN GOLF KOTA
KISAH EMPLOYEE GATHERING (1) : MENIKMATI PESONA PULAU
PENGALAMAN JADI KHATIB KULTUM DAN IMAM TARAWIH DI
CATATAN KECIL JEJAK LANGKAH DI SINGAPURA (2)
LAMPU JALAN FUNKY BEYBEH!
PETUALANGAN BERSEPEDA MINGGU BERSAMA TIM CIKARANG BARU CYCLING

3 comments

  • sayang waktu tak bisa dibekukan, mari kita membungkusnya dalam bentuk kenangan di memori kita yang tak seberapa kapasitasnya 🙁

  • Sy juga berpikir seperti itu, mendukung revitalisasi Karebosi sbg perbaikan sarana/fasilitas masyarakat demi kenyamanan dan kebanggaan warga kota Daeng semuanya… Cuman mungkin karena pemerintahx yg kurang kreatif mecari pendanaan sehingga kontroversi masalah revitalisasi Karebosi ini terjadi. Bdw, postingnya bagus juga ya!

  • Tabe’…

    Makasih di’ sudah iku’ berpartisipasi dalam Entry Tematik Angingmammiri.org
    Tulisan ta’ sudah dilink di Portal angingmammiri.org

    Mari ki’ dii…

Leave a Reply to dirGA Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.