MERANGKAI HARI DI PERUMTEKS

perumteksmaros-resize.jpg

Saya dan adik-adik berpose di Perumteks tahun 1985

INILAH kisah saya tentang Perumteks alias Perumahan Tripleks.

Disanalah saya, dirumah dinas berdinding tripleks itu, bersama ayah, ibu dan ketiga adik saya, Budi, Yayu dan Yanti, merangkai hari demi hari lebih berwarna serta bermakna mulai tahun 1983-1999. Rumah yang kami tempati tepat berada dibelakang kantor ayah saya di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih VI (BPSB) Kabupaten Maros yang berjarak sekitar 30 km dari kota Makassar. Secara berderet, disamping rumah kami, ada rumah rekan kerja satu kantor ayah saya Pak Balambang dan Pak John sekeluarga. Juga sama-sama bermukim Perumteks

Saya masih ingat betul bagaimana ayah membangun rumah kami dulu. Sejak kepindahan kami dari Bone-Bone, kami sementara bermukim dirumah paman (adik kandung ibu saya), Miki Igirisa yang ketika itu bekerja di Dinas Pertanian Kabupaten Maros. Kantor ayah, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih VI memang masih relatif baru memulai operasi dan kegiatan pertamanya di Maros.

Karena proyek pembangunan rumah dinas pegawai masih cukup lama, bersama dua orang rekan kerjanya (Pak John dan Pak Balambang), ayah memutuskan mengajukan proposal membangun rumah dinas yang berlokasi tepat dibelakang kantor. Usulan itu disetujui namun karena budget terbatas, ayah beserta Pak John dan Pak Balambang memutuskan membangun rumah dengan dinding dari tripleks saja. Luas rumah Perumteks kami itu sekitar 150 meter persegi, sedikit lebih besar dari rumah Pak John dan Pak Balambang.

Maka demikianlah, Perumteks pun dibangun. Pihak kantor membebaskan ayah mendesain sendiri rumah sesuai budget pembangunannya. Kurang lebih 6 bulan pembangunan Perumteks dilaksanakan. Kami resmi menempati rumah Perumteks hasil desain amatir ayah saya sekitar pertengahan tahun 1983 setelah kurang lebih setahun kami “menumpang” dirumah Paman Miki.

Sungguh, saya sangat takjub saat pertama kali memasuki rumah kami yang baru di Perumteks. Meski saya sudah beberapa kali datang kesana saat rumah kami sedang dikerjakan,  namun ketika memasuki rumah sederhana berkamar tiga ini, saya tak bisa menyembunyikan kekaguman saya. Dinding tripleks itu dicat dengan pelitur sehingga warna kayunya mengkilat saat ditimpa cahaya. Eksotis!. Khusus dibagian dalam, khususnya diruang keluarga, dicat dengan warna putih. Anda bisa melihat sebagian dari interior dalam Perumteks kami di posting ini.

Bersama Budi, saya menempati satu kamar sendiri dibagian depan, ayah dan ibu dikamar samping sementara kedua adik perempuan saya dikamar belakang. Kamar mandi berada terpisah dari bangunan induk dan tepat dibelakang rumah kami, hamparan sawah terbentang. Setiap siang, semilir angin sawah–tentu dengan bau tanah yang khas–bertiup lembut melalui kisi-kisi jendela kamar belakang kedua adik perempuan saya. Menembus hingga keruang keluarga dan menebarkan rasa adem, menyejukkan dan mendamaikan hati. Kami tak perlu memasang kipas angin disiang hari yang panas karena tiupan angin sepoi-sepoi dari arah sawah sudah cukup melenakan. Disamping rumah kami masih ada area tanah yang cukup luas dan dimanfaatkan oleh ayah berkebun, melanjutkan hobi beliau saat masih di Bone-Bone dulu.

Ayah dan ibu juga memilih perabotan yang “senada” dengan type rumah kami. Kursi dan Meja serta rak Rotan. Jadi terlihat lebih serasi dan harmonis, apalagi dipadukan dengan hasil pelitur dinding tripleks. Saya masih ingat, menjelang lebaran tiba, kami senantiasa menjalankan “ritual” mengecat perabotan rumah serta dinding tripleks rumah dengan pelitur. Baunya begitu khas dan seketika rumah kami terlihat cemerlang karenanya.

Bersama tetangga kami, keluarga Pak Balambang dan Pak John, kami menjalin hubungan yang akrab. Merekapun sudah cukup memahami “kelakuan aneh” saya, mengetik tulisan ditengah malam yang mungkin menganggu kenikmatan tidur. Saya terkadang jadi rikuh sendiri saat disapa Pak Balambang ketika kebetulan berpapasan dengannya. “Lagi nulis apalagi nih?”, tanya tetangga terdekat kami itu sambil tersenyum.

Hal yang paling saya ingat adalah tradisi ketika merayakan Lebaran dan Natal. Saat kami merayakan Idul Fitri, kami memanggil keluarga Pak John dan Pak Balambang ikut bergembira bersama menikmati hidangan makanan hasil olahan ibu saya. Begitu pula sebaliknya, ketika Natal tiba, kami sekeluarga diajak makan bersama dirumah Pak Balambang dan Pak John. Yang unik adalah, biasanya kami diajak makan tengah malam ketika misa malam Natal mereka selesai, dan caranya sangat mudah. Tinggal mengetak-ngetok dinding tripleks rumah kami saja (maklumlah kami memakai satu dinding yang sama). “Oii..Makan..oii..ayo..makaan!!,” demikian teriak Pak Balambang yang memang hobi membanyol itu. Serentak kami sekeluarga tertawa mendengarkan isyarat “menyenangkan” dan memang sudah ditunggu-tunggu itu.

Kami menempati rumah di Perumteks hingga tahun 1999, ketika ayah saya pensiun. Keluarga kami pindah ke rumah sendiri di Perumahan Bumi Antang Permai yang berjarak sekitar 25 km dari Perumteks. Sayang, saya tidak sempat mengucapkan kata perpisahan pada rumah kami yang sangat berkesan itu karena sudah merantau ke Jakarta sejak tahun 1995. Saat ini, rumah kami di Perumteks dihuni oleh Pak Yudi, (karyawan BPSB VI) sekeluarga.

Ah..jadi rindu rasanya kembali ke Perumteks! 

Related Posts
WISATA BUDAYA MADURA (5) : EKSOTISME ASTA TINGGI & SENTRA PERAJIN KERIS SUMENEP YANG MENGESANKAN
eusai menunaikan Sholat Dhuhur di Masjid Jami' Sumenep, rombongan kami kemudian bergerak ke kompleks Pemakaman Raja-Raja Sumenep dan kerabatnya, Asta Tinggi, yang ditempuh kurang lebih 10 menit dengan bis. Asta ...
Posting Terkait
Penjual Kue Pancong (Buroncong ala Cikarang) foto : Ananto
Diskusi di milis Cikarang Baru tiba-tiba membuat kenangan saya pada kue masa lalu mengapung kembali. Berawal dari posting Pak Ananto yang menceritakan soal penjual kue pancong di pasar Tegal Danas ...
Posting Terkait
KE JOGYAKARTA (LAGI)..
Setelah pulang mudik ke Jogya bulan lalu dalam rangka lebaran, besok pagi (8/10), saya akan berangkat ke Jogyakarta bersama-sama tim Pesta Blogger 2010, Mbak Dos (alias Agatha) pengajar blogshop dari ...
Posting Terkait
BLOGGER MAKASSAR AKAN GELAR KAMPANYE ANTI KELAPARAN DAN GIZI BURUK TAHAP 2
Dalam rangka melanjutkan rangkaian kampanye Gerakan Anti Kelaparan dan Gizi Buruk yang sudah dilaksanakan (untuk tahap pertama) di perkampungan nelayan miskin di Mariso pada Hari Sabtu, tanggal 30 Maret 2008 ...
Posting Terkait
“MEMBURU” NASI GORENG MERAH LEWAT GOOGLE MAPS TELKOMSEL
Saya memiliki nostalgia indah tersendiri tentang Nasi Goreng Merah. Saat masih kuliah dulu, menu makanan ini selalu menjadi favorit saya, terutama ketika begadang menyiapkan kegiatan senat mahasiswa di kampus atau ...
Posting Terkait
NAPAK TILAS KE JEJAK-JEJAK MASA REMAJA DI MASA LALU
enangan masa remaja akan selalu melekat di hati hingga kapanpun juga. Dan ketika kesempatan untuk "melintasi" kembali nostalgia itu dari masa kini, datang, maka tentu peluang itu tak akan disia-siakan. Termasuk ...
Posting Terkait
VOTING UNTUK DAENG BATTALA DI AJANG KOMPETISI BLOGGER INTERNASIONAL
Kawan-kawan yang baik, sebagai tindak lanjut posting saya sebelumnya, blog ini akhirnya terdaftar sebagai salah satu dari peserta kompetisi blog bertaraf Internasional, The Best Of Blogs yang diselenggarakan oleh ...
Posting Terkait
SESUDAH PESTA, TERUS MAU APA?
HISTERIA Pesta Blogger 2007 baru saja usai. Saya masih merasakan betapa gegap gempitanya acara yang diselenggarakan di sebuah bioskop terkenal yang berada di sebuah "kompleks" pertokoan mewah di pusat ...
Posting Terkait
JOKOWI : DENGAN 10 PEMUDA TERBAIK, SIAP “MENGGUNCANG” JAKARTA
inggu siang (10/6) dengan kilau mentari yang tidak terlalu terik, saya tiba di Gelanggang Olahraga Jakarta Timur di Jalan Otista. Saya mendapat undangan menjadi salah satu narasumber dalam  talkshow "Kaum ...
Posting Terkait
RESENSI BUKU “DALAM DEKAPAN ZAMAN” : SENARAI KISAH INSPIRATIF SANG PEGIAT HARMONI BUMI
Judul Buku : Dalam Dekapan Zaman (Memoar Pegiat Harmoni Bumi) Penulis : Amanda Katili Niode, PhD Cetakan : Pertama, Oktober 2024 Halaman : xxxviii + 420 halaman ISBN : 978-623-8228-51-5 Penerbit : CV Diomedia Buku "Dalam Dekapan ...
Posting Terkait
ROMANTIKA PILPRES 2014 : MERAYAKAN DEMOKRASI & MENJALIN SILATURRAHMI
pa hubungannya antara kopdar mailing list & pemilu presiden 2014? Semuanya terjawab pada hari Rabu,9 Juli 2014. Pada hari yang bersejarah tersebut, segenap rakyat Indonesia menunaikan hak konstitusionalnya memilih calon ...
Posting Terkait
KABAR AWAL TAHUN YANG MEMBAHAGIAKAN
Sebuah kabar bahagia tiba di akhir minggu ketiga bulan Januari. Kabar yang membuat saya sempat terpana tak percaya. Ya, saya bersama 3 orang blogger lainnya berkesempatan jalan-jalan gratis ke Hongkong ...
Posting Terkait
KEBERSAMAAN YANG MENGHARUKAN DALAM BUKBER KOMUNITAS MILIS CIKARANG BARU
emuanya terjadi begitu spontan. Namun menghentak. Adalah Pak Darmawan Syaefullah, yang akrab dipanggil Pak Wawan, melontarkan ide untuk melakukan kopdar, sekalian buka puasa bersama dirangkaikan dengan santunan untuk anak-anak yatim lewat ...
Posting Terkait
KECERIAAN RUMAH DENGAN WARNA WARNI CAT DULUX
ebuah “tradisi” yang selalu saya kenang dan pelihara hingga kini, sejak masih kecil hingga memiliki keluarga sendiri seperti sekarang adalah, mengecat rumah menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. Saya masih ingat betul, ...
Posting Terkait
DESPERATE SEEKING CHILD – AN EPIC STORY
Di pucuk alam, saya menyaksikan kedua anak saya, Alya dan Rizky, tertidur pulas. Putra tertua saya. Rizky, meringkuk bersama guling disampingnya. Dengkur halus terdengar dari bibirnya yang mungil. Tak jauh ...
Posting Terkait
MOHON MAKLUM, MEREKA ANAK GENERASI PLATINUM
BETAPA kagetnya saya kemarin ketika menemukan foto saya sendiri tengah lelap tertidur dalam posisi sangat tak elok (mulut menganga, mata terkatup, hidung kembang kempis, iler mengalir..hehehe) di handphone saya. Saya ...
Posting Terkait
WISATA BUDAYA MADURA (5) : EKSOTISME ASTA TINGGI
KENANGAN BURONCONG DAN ROMANTIKA YANG MENYERTAINYA
KE JOGYAKARTA (LAGI)..
BLOGGER MAKASSAR AKAN GELAR KAMPANYE ANTI KELAPARAN DAN
“MEMBURU” NASI GORENG MERAH LEWAT GOOGLE MAPS TELKOMSEL
NAPAK TILAS KE JEJAK-JEJAK MASA REMAJA DI MASA
VOTING UNTUK DAENG BATTALA DI AJANG KOMPETISI BLOGGER
SESUDAH PESTA, TERUS MAU APA?
JOKOWI : DENGAN 10 PEMUDA TERBAIK, SIAP “MENGGUNCANG”
RESENSI BUKU “DALAM DEKAPAN ZAMAN” : SENARAI KISAH
ROMANTIKA PILPRES 2014 : MERAYAKAN DEMOKRASI & MENJALIN
KABAR AWAL TAHUN YANG MEMBAHAGIAKAN
KEBERSAMAAN YANG MENGHARUKAN DALAM BUKBER KOMUNITAS MILIS CIKARANG
KECERIAAN RUMAH DENGAN WARNA WARNI CAT DULUX
DESPERATE SEEKING CHILD – AN EPIC STORY
MOHON MAKLUM, MEREKA ANAK GENERASI PLATINUM

4 Replies to “MERANGKAI HARI DI PERUMTEKS”

  1. Seneng rasanya bisa menuliskan kembali kronik kanak-kanak.

    Aan menggambarkannya dengan indah di novelnya Perempuan, Rumah Kenangan;

    Bagaimanapun sepi dan tidak bahagianya masa kecil, ia tetaplah sebuah karya sastra yang sealu menarik untuk dibuka dan dibaca, dibaca lagi. Uniknya, setiap orang memiliki karya sastra nya masing-masing dengan sangat khas. Disitulah letak indahnya berbagi dan menziarahi masa kanak kita [hal. 22].

    Thanks Daeng. Perumteks memang selalu membangkitkan kenangan saya tentang indahnya masa kanak2 dulu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.