BARISAN KENANGAN BERSAMA SKM “CHANNEL 9”

Bundel Surat Kabar Mahasiswa “Channel 9” saya terima dengan penuh haru dari sahabat saya, Nasrun.A.Samaun yang saat ini bekerja di Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Maluku Utara dan kebetulan sedang melaksanakan pendidikan singkat di Jakarta. Ketika lembar demi lembar tabloid mahasiswa yang berslogan “Media Terpandang, Meraih Bintang” itu saya buka, seketika kenangan saya berlari kebelakang.

Tanggal tepatnya saya tidak ingat persis. Sekitar akhir Februari 1991, memasuki tahun kedua saya di Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Hasanuddin. saya dan beberapa kawan berkumpul bersama di ruang HL 207 Fakultas Teknik Unhas (FT-UH).

Suasana sangat hiruk pikuk saat itu. Seisi ruangan seperti berisi spirit menggebu menghasilkan media publikasi independen ala Mahasiswa Teknik dengan “cita rasa” khas : Berani, Cerdas, “Ganas” tapi elegan.

Ruangan yang juga menjadi sekretariat Senat Mahasiswa FT-UH itu disesaki sejumlah aktivis kampus teknik. Antara lain, ada Andi Tarninda Batara Putra, Ketua Senat Mahasiswa Fak.Teknik (sekarang bekerja di Chevron Indonesia Balikpapan), Muh.Sapri Pamulu (sekarang dosen Teknik Sipil FT-UI dan kandidat doktor di Centre for Built Environment & Engineering, Queensland University of Technology (QUT), Brisbane, Australia), A.Ahmad Makkasau – Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 1989 (kini karyawan PT.Abadi Barindo Autotech MM2100 Cibitung), Nasrun A.Samaun – Mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 1989 (sekarang bekerja di Deptamben Maluku Utara), Kak Arfan Doktrin – Mahasiswa Teknik Arsitektur Angkatan 1983 (sekarang tinggal di Bantaeng Sul-Sel), Kak Anshar “Ancha” Rahman – Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 1983 (sekarang menjadi pengusaha properti di Makassar), Jowvy Kumala Mahasiswi Teknik Sipil Angkatan 1988 (bekerja di Telkomsel Makassar), Yeri Hermanto Mahasiswa Teknik Mesin Angkatan 1988 (kini menggeluti bisnis Kayu Gaharu dan Menulis Skenario bersama isteri tercinta di Sinemart untuk RCTI khususnya sinema Religi), Inzar Anas Mahasiswa Teknik Mesin Angakatn 1989 (sekarang bertugas di LAPAN setelah menyelesaikan studi S-3-nya di Jerman), dan tentu saja saya sendiri yang ketika itu masih kurus, lugu tapi penuh vitalitas 😀 serta sejumlah rekan-rekan yang lain.Sebenarnya materi pembicaraan dalam acara itu hanya rapat rutin membahas kegiatan senat.

Namun pembicaraan berkembang lebih jauh tentang perlunya media publikasi mahasiswa teknik yang lebih “berani” menyuarakan suara mahasiswa dengan muatan kritik sosial yang cerdas, lugas dan bernas. Para peserta rapat begitu antusias menyambut usulan itu.

Namun kendala terbesar adalah, hampir sebagian besar dari kami tidak memiliki latar belakang yang cukup kompoten tentang soal-soal jurnalistik atau penerbitan meskipun saya, Sapri dan Nasrun, ketika itu sudah aktif sebagai pengelola di penerbitan kampus “Identitas” UNHAS.

Tak ayal lagi, pembicaraan pun berkembang serius untuk perlunya menyelenggarakan kegiatan pelatihan jurnalistik yang mewadahi “nafsu-nafsu” kami, mahasiswa teknik untuk merambah dunia yang sama sekali baru bagi kami : dunia penulisan atau jurnalistik.

Maka demikianlah, tanggal 11-13 Maret 1991, diselenggarakan Latihan Jurnalistik IPTEK Rekayasa (LJIR) Se-Kotamadya Ujung Pandang oleh Senat Mahasiswa Fakultas Teknik. Pelatihan tersebut tidak hanya diikuti oleh Mahasiswa Teknik Unhas tapi sejumlah peserta datang dari berbagai fakultas di Unhas dan Universitas lain.

Pelatihan tersebut menghadirkan sejumlah praktisi jurnalis untuk berbagi ilmu mengenai penulisan (seingat saya, acara ini masih rutin diselenggarakan tiap tahun oleh Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UNHAS, moga-moga saya tidak salah).

Usai acara, saya dan beberapa orang rekan lulusan pelatihan LJIR, merancang format penerbitan Surat Kabar Mahasiswa ala Fakultas Teknik. Nama CHANNEL 9 digagas oleh M.Sapri Pamulu sementara logonya dirancang oleh Kak Arfan Doktrin.

Slogan CHANNEL 9 “Media Terpandang Meraih Bintang” diusulkan oleh Kak Anshar Rahman. Pena Rapido bercincin merah menggoreskan sesuatu diatas kertas melambangkan idealisme pers mahasiswa yang menorehkan tekad dengan kilatan bintang menuju puncak bintang prestasi. Angka 9 sendiri ketika itu adalah identitas spesifik nomor induk kemahasiswaan Fakultas teknik.

Saya masih ingat betul, betapa gairah kami begitu menggebu-gebu menghasilkan karya perdana kami itu. Beberapa materi saya siapkan sendiri plus sejumlah tulisan pendukung dari rekan-rekan dan materi LJIR. Karena dana yang diberikan pihak fakultas sangat terbatas, kami terpaksa “bergerilya” mencari tambahan dana lain berupa iklan.

Untunglah di terbitan perdana ada salah satu perusahaan rokok berminat memasang iklannya di halaman belakang. Pada penerbitan awal ini, untuk menghemat ongkos produksi, kami hanya menelorkan 1000 eksemplar saja dan hal yang membuat saya tertawa sendiri mengingatnya sekarang adalah, kami memutuskan Melipat sendiri halaman demi halaman surat kabar tersebut.

MELIPAT ?. Ya, melipat!. Usai Surat Kabar edisi perdana ini dicetak di Percetakan SULAWESI, kami membawanya (dalam keadaan terurai, belum dilipat sebagaimana koran-koran biasanya) ke ruang senat dan melipatnya satu persatu. Kami, anggota redaksi Channel 9 yaitu Sapri, Nasrun, saya, Inzar Anas, Makkasau, Lukman, Basri, dll bahu membahu melipat Surat Kabar Channel 9 yang berbentuk tabloid 8 halaman hingga lewat tengah malam.

Kami melakukannya dengan gembira dan luapan semangat menggebu-gebu ditemani kopi dan Songkolo’ Bagadang (makanan khas makassar berupa nasi ketan,lauk ikan asin dan sambel pedas).

Beberapa rekan mahasiswa Teknik Perkapalan dan Arsitektur yang kebetulan menginap dikampus mengerjakan tugas gambar ikut turun tangan bergabung bersama kami menyingsingkan lengan baju menjadi “Lipator” Channel 9.

Edisi perdana SKM CHANNEL 9 meluncur perdana akhir April 1991. Langsung menggebrak dengan berita hot-nya “BUKK..! “Tinju” Ala Dekan.

Laporan utama edisi tersebut mengangkat ulasan Dekan Fak.Teknik UNHAS ketika itu Bapak Ir.H.Maruddin Laining ketika membuka LJIR 1991 dan menyatakan sudah saatnya Mahasiswa Teknik yang selama ini dikenal “tukang tawuran” mengganti “tinju”-nya dengan pena.

Masih lekat dalam ingatan saya, ketika tabloid itu meluncur, kami para tim redaksi dan kawan-kawan aktifis mahasiswa fakultas teknik “turun lapangan” menjadi loper koran.

LOPER KORAN ?. Ya, menjadi loper koran. Tabloid yang kami jual Rp 100/eksemplar diedarkan hingga ke sudut-sudut kampus, tempat-tempat mangkal mahasiswa, terminal pete-pete (angkutan sejenis angkot) kampus, perpustakaan, kantin hingga UKM (unit kegiatan mahasiswa).

Kebetulan saja, kami menjalin hubungan baik dengan para koordinator angkutan pete-pete kampus dan merekapun membantu kami menjajakan tabloid tersebut ke setiap mahasiswa yang menggunakan jasa transportasi tersebut.

Dan kampus UNHAS pun heboh dengan kemunculan tabloid kami yang mengusung gaya khas ala anak teknik yang seperti diungkap oleh “Pemimpin Gerombolan Redaksi” (istilah nyeleneh bagi pemimpin redaksi), Muh.Sapri Pamulu adalah : nakal, lucu, loyal, pinter dan kadang-kadang ganas beralasan. Saya mendapat jabatan sebagai Redaktur Pelaksana.

Mengingat antusiasme pasar yang sangat tinggi, kamipun menelorkan edisi kedua di Bulan Mei 1991 yang mengangkat tema tentang Pemilihan Ketua Senat Mahasiswa Fak.Teknik. Headlinenya bikin “merinding” : Salome!.

Kali ini terbit lebih “gemuk” dengan 12 halaman. Lagi-lagi, untuk menghemat ongkos terbit, apa boleh buat, kami tidak menggunakan jasa pengetikan di Percetakan SULAWESI, tapi memutuskan mengetik sendiri di mesin ketik listrik inventaris Senat Mahasiswa Fak.Teknik.

Saya masih ingat betul, tangan saya sampai pegal dan mata sampai lelah gara-gara mengetik di mesin ketik listrik tersebut. Status saya masih “seperti dulu” sebagai Redaktur pelaksana, merangkap Lipator (maksudnya tukang lipat) dan juga loper.

Terus terang di edisi ini kami kurang puas dan sempat memperoleh protes dari pembaca karena kualitas tampilan C9 sangat jelek (hasil ketikan di mesin ketik listrik).

SKM Channel 9 kian populer. Dari 1000 eksemplar yang kami edarkan hampir 80% ludes terjual. Ini sudah cukup meng-ongkosi edisi berikutnya.

Kami tidak perlu lagi menggantungkan subsidi dari dana kemahasiswaan senat. Ditambah lagi kami sudah dapat penghasilan tambahan dari iklan. Bulan Juni 1991, kami tampil di edisi ketiga yang mengangkat tema tentang menggugat peran Ikatan Alumni UNHAS.

Saya membuat artikel dihalaman depan dengan judul seronok “IKA, Pacarmu Menanti”.

Dengan mempertimbangkan edisi sebelumnya, kamipun kembali ke jasa pengetikan percetakan. Oh ya, sejak edisi pertama kami juga sekaligus melakukan lay-out sendiri tabloid kami.

Jadi hasil pengetikan yang sudah berupa lajur-lajur di kertas khusus, kami gunting-gunting dan atur secara manual di “dummy”. Saya lalu membawa hasil lay-out itu ke percetakan dengan motor bersama sang koordinator iklan sekaligus bendahara, Nasrun.

Betul-betul sangat manual dan “primitif”, jika dibandingkan dengan penerbitan koran saat ini. Yang sering saya kenang adalah, pernah suatu malam (sekitar Pkl.24.30 dini hari), saya dan Nasrun naik motor berdua ke sebuah pondokan mahasiswa.

Kami menggedor-gedor pintu kawan saya, membangunkan dia sebentar hanya untuk pinjam gunting lantaran gunting yang biasa kami pakai untuk lay-out rusak dan tidak ada lagi toko yang buka pada saat itu. Akibat “serangan” kami itu, saya dan Nasrun tidak hanya kena omelan sang pemilik gunting tapi seluruh penghuni pondokan yang ikutan ngamuk gara-gara aksi norak kami.

Kesibukan saya kian tinggi di Channel 9 dan juga penerbitan kampus Identitas. Saya lebih sering menginap di kampus bersama kawan-kawan redaksi lain dan menyelesaikan tugas-tugas keredaksian. Ayah dan ibu saya yang mencemaskan perilaku “aneh”putra tertuanya yang jarang pulang kerumah mulai memberikan sinyal-sinyal larangan. Dalam suatu kesempatan, saya dipanggil berbicara empat mata dengan ayah saya. Suatu malam yang kuyup diguyur hujan.

Ketiga adik saya sudah lelap tidur. Beliau menanyakan apakah aktifitas perkuliahan saya jadi terganggu gara-gara kegiatan saya di Channel 9. Saya menjawab tegas : tidak sama sekali, seraya menunjukkan kepada beliau Laporan Indeks Prestasi yang saya peroleh ketika itu (memang sih tidak istimewa amat, tapi IPK saya masih diatas rata-rata).

Ayah saya masih meragukan kemampuan saya membagi waktu antara aktifitas “wajib” saya sebagai mahasiswa Teknik Mesin dan “kehidupan kedua” saya sebagai Pemimpin Redaksi Channel 9 (saya mendapat promosi jabatan setelah Pemred sebelumnya, M.Sapri Pamulu, diangkat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Teknik yang baru) dan ujung-ujungnya meminta “pejabat” berwenang di kampus memberikan semacam surat permohonan izin kepada beliau sebagai orang tua.

Saya terperangah.

Kaget tapi juga geli.

Tapi ayah saya serius. Sangat serius.

Sebagai Kepala Bagian Administrasi Kepegawaian di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih VI Departemen Pertanian untuk wilayah Indonesia Timur, ayah saya memang terbiasa melakukan hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal formal administratif.

Beliau menatap saya dengan tajam dan menunjukkan beliau tidak main-main dengan permintaannya itu. Saya berjanji akan menyiapkannya (meski terus terang saya kebingungan bagaimana dan kepada siapa saya mesti membuat surat seperti itu).

Ketika hal itu saya ungkapkan ke Sapri, sahabat saya dan juga Ketua Senat Mahasiswa Teknik itu tertawa geli meski akhirnya ia membuatkan “Surat Permohonan Izin” pada orang tua saya atas nama Senat Mahasiswa Fak.Teknik UNHAS.

Ketika surat itu saya sodorkan ke ayah saya, beliau menandaskan bahwa surat itu menunjukkan bahwa saya memikul amanah dari orangtua untuk menyelesaikan studi di Fak.Teknik disamping tentu saja tanggung jawab personal saya sebagai sebagai Pemred SKM Channel 9.

SKM Channel 9 terbit secara rutin dengan tema-tema aktual dan tentu saja “ganas beralasan”. Pada tanggal 7-10 Juli 1991, saya dan Sapri, berangkat ke Bandung untuk menghadiri Sarasehan Penerbitan Mahasiswa seluruh Indonesia (SPMI) yang diadakan di IKIP Bandung. Sarasehan dihadiri oleh 112 mahasiswa dari 83 perguruan tinggi se-Indonesia.

Ketika kami tiba disana, ternyata acara dibatalkan karena adanya instruksi dari Dirmawa (Direktorat Jenderal Kemahasiswaan). SPMI tetap dilaksanakan atas kebijakan dari pihak rektorat IKIP dan hanya ditolerir hingga pukul 09.00 pagi tanggal 8 Juli 1991.

Untuk menghormati pihak tuan rumah, acara tetap dihentikan hingga batas waktu yang ditentukan dan dilanjutkan di Kebun Binatang Bandung!. Yang paling berkesan ketika itu adalah, kami para peserta SPMI mesti kejar-kejaran dengan intel.

Pada bulan Desember 1991, kami menerbitkan “suplemen” khusus dengan judul “MEKANIK” (atau singkatan dari Media Komunikasi Anak Teknik) sebanyak 4 halaman.

Isinya mengenai informasi aktifitas internal Fakultas Teknik UNHAS. Pengasuh tabloid suplemen itu adalah adik-adik kami yang sudah kami latih dalam kegiatan “In House Jurnalistik” Training yang salah satu pesertanya adalah Tomi Lebang (mantan wartawan TEMPO yang baru saja menulis buku mengenai Sari Pati Pidato Wapres RI H.M.Jusuf Kalla, Gramedia,2006) saya tunjuk sebagai penanggung jawab “tabloid mini” ini.

Hal yang cukup mengesankan bagi saya adalah ketika kami bermaksud membuat liputan khusus fenomena Pelacur Kampus di bulan Mei 1992.

Dalam sidang redaksi, kami sempat bersitegang mengangkat tema”sensitif” itu.

Saya langsung menerjunkan sejumlah reporter andalan meliput dan memberikan “in-depth-reporting” atas pembahasan ini. Hasilnya sungguh menghebohkan!. Laporan utama yang kami angkat sempat menjadi pembicaraan dimana-mana.

Sejumlah media di Makassar sempat mengutip hasil liputan kami.

Pada sebuah kesempatan, saya sempat dipanggil dan diajak berdiskusi dengan Prof.DR.(alm).H,Mattulada diruangan beliau mengenai topik bahasan ini.

Beliau dengan bijak mengingatkan saya untuk lebih berhati-hati mengangkat topik bahasan yang sensitif meski sebenarnya fenomena tersebut sudah lazim adanya di sejumlah kampus di Indonesia.

Saya sangat terkesan dengan pembicaraan bersama Guru besar Antropologi kawakan ini. Beliau memberikan saran-saran konstruktif pula bagi pengembangan SKM Channel 9.

SKM”Channel 9″ meski tidak terbit secara rutin tiap bulan seperti saat-saat awal kelahirannya namun tetap menunjukkan eksistensi hingga usia ketiga.

Karena kesibukan para pengelolanya yang sebagian besar adalah mahasiswa dan kendala “klasik” berupa dana penerbitan yang hanya mengandalkan dari hasil penjualan dan iklan, SKM Channel 9 hanya nongol 3 bulan sekali.

Meskipun begitu, kami tetap memelihara spirit untuk menyajikan berita-berita seputar kehidupan kampus dengan gaya yang khas “nakal, cerdas dan ganas beralasan”.

Bulan September 1994, dengan berat hati saya mesti meninggalkan SKM Channel 9 karena telah diwisuda sebagai Sarjana Teknik Mesin. Meski tidak memegang tampuk sebagai pemimpin redaksi lagi, saya senantiasa membantu memberikan kontribusi tulisan ke SKM Channel 9. Bahkan ikut begadang bersama-sama tim redaksinya meski sudah tidak jadi mahasiswa lagi.

Ucapan perpisahan untuk saya ditampilkan di halaman belakang SKM Channel 9 yang ditulis oleh Nasrun.A.Samaun, yang menjadi Pemimpin Redaksi setelah saya. Seingat saya Surat Kabar Mahasiswa ini masih terus terbit hingga akhir tahun 2001 sebelum akhirnya sirna alias tidak terbit lagi untuk selama-lamanya.

 

Related Posts
BERKONTRIBUSI UNTUK YAHOO INDONESIA
Akhir bulan lalu, sebuah babak baru saya lakoni sebagai seorang Blogger. Kontrak sebagai Freelance Blogger YahooIndonesia selama setahun yang dibuat langsung oleh Yahoo South East Asia Singapore, saya terima di pertengahan ...
Posting Terkait
PERESMIAN KEDAI ART BRUT PASAR SENI ANCOL & TERAPI MELUKIS PENDERITA SKIZOFRENIA
ari Minggu (21/4) pagi, tepat disaat peringatan Hari Kartini, kami sekeluarga berangkat menuju Taman Impian Jaya Ancol untuk memenuhi undangan peresmian Kedai Art Brut di kawasan Pasar Seni. Didalam undangan ...
Posting Terkait
MENGALIR MELINTASI ZAMAN : MEMOAR INSPIRATIF TENTANG CITA DAN CINTA
Judul Buku : Mengalir Melintasi Zaman (Menebar Ide dan Gagasan Tanpa Batas) Karya : Prof. DR. A.Arsunan Arsin Editor : Anis Kurniawan Penerbit : P3i Press Cetakan : Pertama, Januari 2018 Tebal : xvi + 282 ...
Posting Terkait
KAPAL HDPE IQRA VISINDO TEKNOLOGI DAN IKHTIAR MEMBANGUN INDUSTRI MARITIM INDONESIA
pa yang terlintas dalam benak anda ketika membaca kata "Kapal HDPE"? Terus terang yang pertama terlintas dalam benak awam saya adalah kapal yang dibuat dan berbahan baku sama dengan material ember ...
Posting Terkait
SUKSES, PENYELENGGARAAN BLOGSHOP KOMPASIANA BERSAMA BLOGGER BEKASI
Hari Sabtu, 14 November 2009 bersama Pak Eko Eshape (wakil ketua Komunitas Blogger Bekasi) dan Pak Ceppi Prihadi saya berangkat dari Cikarang menuju STMIK Bani Saleh Bekasi, lokasi pelaksanaan Roadshow ...
Posting Terkait
SURAT PANJANG UNTUK ANAKKU
nakku Sayang, Rizky & Alya Saat mencium kening kalian di pembaringan menjelang tidur tadi malam--sebuah "ritual" rutin yang kerap ayah dan ibumu lakukan, mendadak keharuan menyentak dada. Bukan apa-apa, kalian masih ...
Posting Terkait
BLOG DAENGBATTALA TERPILIH JADI NOMINASI BLOG TERBAIK KATEGORI BAHASA INDONESIA DI AJANG THE BOBS
Alhamdulillah, tadi malam, saat membuka email, saya menerima pemberitahuan dari panitia The Bobs (Best of Blogs)--sebuah ajang kompetisi blog bertaraf Internasional yang diselenggarakan oleh Deutsche Welle, radio internasional yang disiarkan ...
Posting Terkait
BINDHE BILUHUTA, SAJIAN KULINER DENGAN SENSASI RASA MENDUNIA
ejak kecil saya sudah menyukai Bindhe Biluhuta, nama makanan khas Gorontalo ini. Kedua orang tua saya yang lahir dan besar di wilayah yang kerap disebut sebagai "Serambi Madinah" itu senantiasa ...
Posting Terkait
NONTON FILM LASKAR PELANGI DI “TV TANCAP”
Suasana lingkungan kediaman kami di Jalan Antilop V Blok H3 dan I1 Kota Jababeka Perumahan Cikarang Baru begitu semarak tadi malam Sabtu (15/8) yang melaksanakan acara Syukuran Kemerdekaan RI ke ...
Posting Terkait
POSTER FILM SERAM DIPINGGIR JALAN
Tadi pagi, dalam perjalanan menuju ke kantor dari atas bis AC 132 Jurusan Bekasi Timur-Lebak Bulus, saya menemukan sebuah pemandangan menarik dan sempat bikin bulu kuduk merinding. Pada Pojok Perempatan ...
Posting Terkait
WAWANCARA BERSAMA LUIGI PRALANGGA : “BLOGGER ADALAH ELEMEN STRATEGIS YANG HARUS DIPERHITUNGKAN DALAM DIALOG PEMBANGUNAN !”
osok blogger satu ini mungkin tak asing bagi kita semua. Luigi Pralangga yang kini bertugas sebagai Procurement Officer, United Nations Assistance Mission for Iraq (UNAMI), Iraq sejak Agustus 2010, merupakan ...
Posting Terkait
AMPROKAN BLOGGER 2010 (3) : NUANSA MERAH MUDA MEREBAK DI BANTAR GEBANG
Bis yang mengangkut peserta Amprokan Blogger bergerak dari Tugu Bina Bangsa menuju UKM (Usaha Kecil Menengah) Boneka di kawasan Bantar Gebang. Lumayan jauh juga, sekitar 15 km dari lokasi kunjungan ...
Posting Terkait
Alm.Papa Gode' (paling kanan) dan Mama Kuni' (paling kiri) mengapit saya dan istri dalam acara pernikahan saya, April 1999
Hari ini, tepat sepuluh tahun silam, Paman saya tercinta dan juga adalah adik kedua dari ayah saya, Ridwan Gobel berpulang ke Rahmatullah. Beliau meninggal dunia pukul 01.30 di Balikpapan karena ...
Posting Terkait
DESPERATE SEEKING CHILD – AN EPIC STORY
Di pucuk alam, saya menyaksikan kedua anak saya, Alya dan Rizky, tertidur pulas. Putra tertua saya. Rizky, meringkuk bersama guling disampingnya. Dengkur halus terdengar dari bibirnya yang mungil. Tak jauh ...
Posting Terkait
OLEH-OLEH PERJALANAN DARI MAKASSAR (2)
Seusai Makan Siang, saya langsung "diculik" secara sukarela oleh kawan lama saya satu SMP dan SMA dulu, Muh.Irdan AB dan istri serta Rinsy Nilawati yang juga kebetulan hadir dalam Seminar ...
Posting Terkait
JIWA INDONESIA DALAM HENTAKAN RITMIS TARIAN GANDRANG BULO
   Saya (paling kiri) bersama kawan-kawan TK Aisyah Makassar menarikan Gandrang Bulo, 1976  asih terbayang di benak saya kenangan 39 tahun silam. Saat itu, saya bersama kawan-kawan di TK Aisyah Makassar menarikan ...
Posting Terkait
BERKONTRIBUSI UNTUK YAHOO INDONESIA
PERESMIAN KEDAI ART BRUT PASAR SENI ANCOL &
MENGALIR MELINTASI ZAMAN : MEMOAR INSPIRATIF TENTANG CITA
KAPAL HDPE IQRA VISINDO TEKNOLOGI DAN IKHTIAR MEMBANGUN
SUKSES, PENYELENGGARAAN BLOGSHOP KOMPASIANA BERSAMA BLOGGER BEKASI
SURAT PANJANG UNTUK ANAKKU
BLOG DAENGBATTALA TERPILIH JADI NOMINASI BLOG TERBAIK KATEGORI
BINDHE BILUHUTA, SAJIAN KULINER DENGAN SENSASI RASA MENDUNIA
NONTON FILM LASKAR PELANGI DI “TV TANCAP”
POSTER FILM SERAM DIPINGGIR JALAN
WAWANCARA BERSAMA LUIGI PRALANGGA : “BLOGGER ADALAH ELEMEN
AMPROKAN BLOGGER 2010 (3) : NUANSA MERAH MUDA
“UNFORGETABLE” PAPA GODE’
DESPERATE SEEKING CHILD – AN EPIC STORY
OLEH-OLEH PERJALANAN DARI MAKASSAR (2)
JIWA INDONESIA DALAM HENTAKAN RITMIS TARIAN GANDRANG BULO

25 comments

Leave a Reply to Afwan Purwanto Muin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.