CATATAN KECIL DARI WORDCAMP INDONESIA 2009
Pukul 08.15 pagi, Sabtu (17/1) saya sudah tiba di halaman Erasmus Huis Jl.HR.Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan. Pusat Kebudayaan yang dikelola oleh Kedubes Belanda itu masih relatif sepi. Beberapa orang nampak berdiri didepan pintu masuk. Dari kejauhan, saya dipanggil mendekat oleh Pitra dan Mas Nukman Luthfie yang sedang duduk-duduk di tenda kecil tepat didepan kantin. Saya mendekat kesana dan menjabat tangan Pitra dan Mas Nukman. Kami lalu ngobrol tentang banyak hal terutama yang berkaitan dengan acara yang kami hadiri sekarang yaitu Wordcamp Indonesia yang merupakan kesempatan ketiga di Asia Tenggara setelah sebelumnya diadakan di Filipina dan Thailand..
Tak lama kemudian, rombongan komunitas blogger Makassar Anging Mammiri tiba. Mereka adalah Rara, Mus, Ntan, Anhie, dan Ina. Mereka saya panggil juga mendekat untuk gabung bersama kami. Sebungkus Kacang Disco Makassar ukuran 1 kg oleh-oleh dari Makassar dikeluarkan dari tas Anhie dan diserahkan pada saya. Wah..Alhamdulillah, dapat oleh-oleh kegemaran saya. Mus, Ina, Anhie dan Ntan memang baru tiba tadi malam dari Makassar, mereka dijemput oleh Rara yang sudah tiba lebih dulu di Bandara dan kini menginap di rumah Rara di Bintaro.
Pukul 08.30, kami mendekat ke arah pintu masuk Erasmus Huis. Disana, saya dan kawan-kawan Angingmammiri berkenalan dengan Simon Lim, blogger asal Kuala Lumpur yang khusus datang menghadiri even Wordcamp. Ia ternyata langsung mengenali Rara, yang konon ia tahu dari Facebook dan Plurk. Rara langsung melongo takjub.Ternyata ia begitu populer di dua jejaring sosial itu. Perbincangan berlangsung akrab dengan Simon. Ia menyatakan di Malaysia, tidak ada sebuah komunitas blogger yang khusus menghimpun blogger-blogger baik itu karena kesamaan visi & misi atau latar belakang daerah. “Lebih individualistis dan disana lebih banyak mengandalkan blog sebagai ladang untuk mencari uang,”demikian katanya.
Beberapa saat kemudian, kami masuk ke area Wordcamp yang terletak di lantai Erasmus Huis. Setelah melakukan registrasi dan mendapatkan goodie bag, saya kemudian bersilaturrahmi dengan beberapa rekan blogger yang saya kenal seperti Mas Wicaksono “Ndoro Kakung”, Enda Nasution, Mas Kuncoro, dll. Bersama kawan-kawan blogger Makassar, saya lalu menemui Matt Mullenweg sang penemu WordPress yang sedang ngobrol dibelakang. Setelah memperkenalkan diri dan memberikan kartu nama, kami lalu berfoto bersama.
Setelah prosesi pembukaan yang dilakukan oleh Valent Mustamin sang ketua Panitia Wordcamp Indonesia serta pengantar dari Matt Mullenweg satu diantara 25 orang paling berpengaruh di dunia web , dilanjutkan dengan sesi talkshow yang dibawakan oleh Nanda Ivens Digital Director dari IndoPacific Edelman bertajuk “Digital Influence”. Sangat menarik, Nanda menguraikan revolusi dan perbandingan antara web 1.0, web 2.0 hingga apa saja yang mungkin terjadi pada web.3.0. Nanda menyajikan sebuah fakta menarik yang menunjukkan betapa spektakulernya perkembangan dunia internet di Indonesia. Sang ibu yang telah berusia 66 tahun ternyata menggunakan Facebook-nya sebagai sarana arisan bersama kawan-kawannya.
Sambil menunggu makan siang, dilakukan sesi sharing dan open forum. Komunitas Angingmammiri, melalui ketuanya, Rara memaparkan profil dan kegiatan yang sudah dilakukan komunitas blogger yang berbasis di Makassar dan telah memiliki anggota 900 orang itu. Pada kesempatan berikutnya, Christian Sugiono, sang bintang sinetron yang sedang naik daun dan kebetulan juga seorang blogger didaulat untuk memberikan komentarnya. Christian menyatakan kehadirannya pada acara Wordcamp terlepas dari kapasitasnya sebagai artis. “Saya datang kesini sebagai blogger dan pecinta dunia IT,” katanya sembari memamerkan senyum. Pacar Titi Kamal itu juga menyatakan keinginannya untuk ngeblog tidak semata-mata bertujuan untuk menyalurkan ide dan ekspresinya namun
ia mendayagunakan blognya sebagai sarana klarifikasi atas isyu-isyu kurang sedap yang kerap dihembuskan media padanya.
“Jadi, kalau mau tahu segala sesuatu tentang saya, jujur dan apa adanya datang saja ke blog saya,” kata Christian yang berjanji akan membalas langsung setiap komentar yang masuk ke blognya, jika tidak sedang sibuk. Ia juga akan menghimbau kawan-kawan artis lainnya untuk ngeblog “lebih intens, serius dan mendalam” tidak sekedar menginformasikan”ah..capek banget abis syuting” atau “wow..dapat order jadi bintang iklan”.
Usai makan siang dan sholat Dhuhur, dilanjutkan dengan sesi yang paling ditunggu-tunggu yakni pemaparan materi dari Matt, yang bernama asli Matthew Charles Mullenweg, sang perintis awal layanan blog engine wordpress.
Pemuda “brondong” ganteng dan imut kelahiran Houston,11 Januari 1984 menjelaskan dengan sistematis periode-periode penting saat ia pertama kali menggagas blog engine terpopuler di dunia ini. Ia memulainya dengan proyek yang dinamakannya sebagai B2 untuk kemudian bertransformasi menjadi WordPress. Matt juga memaparkan sejumlah tampilan-tampilan jadul WordPress saat-saat awal hingga versi terbaru WP 2.70. Ia menyatakan, setelah melakukan inovasi dengan kemampuan melakukan instalasi plug-in di WP 2.70 langsung dari Dashboard, di WP 2.8 nanti akan ditambahkan kemampuan menambahkan Theme langsung dari Dashboard. Matt juga menyatakan sedang dalam tahap pengembangan WordPress untuk penggguna Blackberry.
Kepiawian Matt dalam membawakan materi sangat enak dinikmati, ia begitu ramah dan sangat interaktif menyajikannya. Hal menarik yang bisa saya tangkap adalah, Matt sangat memperhatikan Indonesia sebagai salah satu pengguna paling potensial dari WordPress.
Ia menyodorkan fakta bahwa setelah Spanyol, Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang menempati urutan ketiga yang paling banyak digunakan dalam posting-posting WordPress. Indonesia pun adalah negara kedua terbesar di dunia yang pertumbuhannya paling cepat dalam penggunaan engine blog itu. Dalam 6 bulan terakhir tercatat 143.108 pengguna baru WordPress dari Indonesia dan telah ada 117.601.633 kunjungan melalui 40 kota di Indonesia.
Di akhir sesi ini, Matt lalu memaparkan spirit WordPress yang membawa semangat “Freedom” atau kebebasan.
Poin-poinnya adalah:
0. The freedom to run the program, for any purpose.
1. the freedom to study how the program works, and adapt it to your needs.
2. The freedom to resdistribute copies so you can help your neighbour.
3. The freedom to improve the program, and release your improvements (and modified versions in general) to the public, so that the whole community benefits.
Sesi tanyajawabpun berlangsung seru dan interaktif. Matt sempat takjub pada kemampuan bahasa Inggris para peserta Wordcamp yang mengajukan pertanyaan. “Padahal saya sudah mempersiapkan waktu 40 jam lho belajar bahasa Indonesia sedikit-sedikit,” selorohnya jenaka.
Dari sekian banyak pertanyaan yang masuk, saya melihat ada satu poin penting dalam ngeblog menurut Matt. Ia menyatakan, lebih setuju pada penggunaan WordPress yang dikembangkannya untuk dioptimalkan secara khusus pada kemampuan blogging dan tidak semata untuk mencari uang.
Hari ini (Minggu,18/1) Matt akan tampil lagi dalam sesi forum diskusi. Saya juga rencananya akan tampil dalam sesi talkshow. Laporan selanjutnya akan saya tulis menyusul…
Catatan:
Sebagian foto saya “culik” dari blog Rara, karena kamera saya rusak
Trims. Sudah memberikan sedikit gambaran pada saya yang akan pertama kali ikut Wordcamp 2013 di Jogja nanti.