MENULIS, BLOGGING DAN PERGAULAN VIRTUAL
“Writing is an exploration.
You start from nothing and learn as you go.”
E. L. Doctorow quotes (American Author and Editor, b.1931)
Taken from : www.thinkexist.com/quotation
MENULIS sudah menjadi bagian dari hidup saya sejak kecil. Konon, kata kedua orang tua saya, sejak umur 3 tahun saya sudah rajin mencorat-coret tembok rumah dan saat duduk di bangku kelas 1 SMP saya membuat komik-komikan silat (terinspirasi dari komik-komik Ganes TH, RA. Kosasih, Tin-tin serta novel asmaraman Kho Ping Kho yang telah lahap saya baca hasil meminjam dari rental komik dekat rumah) diatas lembaran-lembaran kertas bekas. Pembaca komik asal-asalan itu adalah ayah dan ibu serta paman saya yang dengan antusias selalu menanyakan kapan saya merilis lanjutan komik itu. Di bangku SMA, saya melanjutkan kreativitas itu dengan membuat bulletin sekolah stensilan 2 halaman (sekali “cetak”100 exemplar). Selama setahun (terbit sebulan sekali) bulletin tersebut terbit. Saya bertindak sebagai pemimpin redaksi, penulis bahkan kadang-kadang sebagai “loper” juga. Perlahan kemampuan menulis saya mulai terasah dan saya menemukan serta memggali secara intens potensi terpendam dalam diri saya.
Memasuki bangku kuliah tahun 1989, saya mulai merambah dunia media. Cerpen pertama saya berjudul “Mahasiswa dan Konglomerat” dimuat di Penerbitan Kampus “Identitas”Unhas tahun 1990. Sejak saat itu, karya-karya saya (khususnya cerpen) mulai “merajalela” di berbagai penerbitan lokal di Makassar. Tahun 1993, untuk pertama kalinya sebuah tulisan saya (berupa artikel) dimuat di media cetak nasional “Republika”. Dan berturut-turut beberapa diantaranya dimuat di Femina, Panji Masyarakat (alm), Suara Pembaruan, dll. Tidak hanya kebahagiaan batin yang saya peroleh (karena tulisan saya dimuat di media) tetapi juga dengan honor tulisan saya di berbagai media, ayah tidak perlu merogoh kantung lebih dalam untuk biaya kuliah serta biaya transportasi saya ke kampus dan kembali ke rumah (jaraknya sekitar 20 km). Boleh dikatakan pada saat itu saya menjalani masa-masa puncak karir penulisan saya.
Saya mulai menekuni lebih dalam dunia penulisan ketika diangkat sebagai redaktur pelaksana Penerbitan Kampus “Identitas” UNHAS tahun 1992 dan mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Surat kabar mahasiswa “Channel 9? Fakultas Teknik UNHAS tahun 1992. Banyak pengalaman berharga saya dapatkan dari kedua aktifitas itu. Mulai dari manajemen redaksional hingga mesti siap menghadapi teguran pimpinan kampus bila tulisan kami yang sarat kritik dengan idealisme mahasiswa menggebu-gebu memprotes kebijakan order baru saat itu.
Berbeda dengan Penerbitan Kampus “Identitas” yang dibiayai kampus, Channel 9 mesti membiayai diri sendiri dari iklan dan penjualan ke Mahasiswa. Yang cukup berkesan agar penerbitan “Channel 9?bisa tetap “bernafas” kami menjualnya langsung ke tempat-tempat nongkrong mahasiswa dengan harga Rp 500/eks. Daya tarik utamanya adalah headline yang “galak” dan bombastis. Strategi ini terbukti sangat laku menjaring pembeli/pembaca. Sayang, hidup Channel 9 tidak lama dan akhirnya berhenti terbit tahun 1996.
Pada akhir tahun 1993 saya berhasil menjadi Juara Pertama Lomba Karya Tulis Hemat Energi tingkat Universitas se-Indonesia Timur yang diselenggarakan oleh Deptamben dan Museum Energi TMII, namun sayang, kalah dengan sukses ditingkat nasional. Bagi saya, prestasi yang saya raih tersebut memacu saya untuk berbuat lebih baik lagi dimasa depan. Syukur Alhamdulillah, meski sibuk dalam kegiatan ektra kurikuler, saya dapat menyelesaikan studi dengan hasil sangat memuaskan bahkan menjadi alumni terbaik.
Memasuki dunia kerja, aktifitas menulis saya mulai surut. Pada periode “non-produktif” itu, saya hanya sempat menulis cerpen di Femina (berjudul “Salju di Kyoto”,1996) dan Suara Pembaruan (berjudul “Badai”, tahun 1997). Saya begitu larut dalam aktifitas pekerjaan.
Akhirnya perkenalan saya dengan blog dimulai, dipenghujung tahun 2002. Hari itu saya disapa via chatting YM oleh kawan saya, Tomi Lebang (mantan wartawan TEMPO dan telah merilis bukunya “Sari Pati Pidato Jusuf Kalla” -Gramedia) yang ketika itu tengah menempuh pendidikan di London. Dia meminta saya untuk membaca blognya di www.tomilebang.blogspot.com. Saya sangat terkesan apalagi setelah mendengar penuturan Tomi cara membuatnya sangat mudah dan gratis!.
Lewat chatting yang intens, saya diajari Tomi tahapan membuat blog. Saya membuat blog untuk anak pertama saya Muh.Rizky Aulia Gobel dengan niat mendokumentasikan kehidupan keseharian Rizky. Gelora menulis saya tumbuh lagi.
Sejak pertama kali menulis blog untuk anak pertama saya , awal tahun 2003 silam, saya tidak semata-mata menemukan sebuah sarana curhat yang gratis, bebas sensor dan bebas biaya distribusi tetapi lebih dari itu, saya bisa menampilkan refleksi kehidupan keluarga saya secara virtual lewat media internet. Hadirnya blog Rizky –buah hati kami yang lahir 3 tahun sejak saya dan istri menikah tahun 1999–pada awalnya memang diniatkan menjadi catatan perjalanan kehidupannya mulai lahir dan (mudah-mudahan) hingga dewasa kelak.
Harus diakui, blog sebagai salah satu bagian budaya digital memberi pengaruh besar bagi perkembangan dunia informasi dewasa ini. Merebaknya layanan blog gratis yang ditawarkan seperti dari blogger.com, blogdrive.com, blogsome.com, dan lain-lain, memberi peluang tumbuh kembang blog secara spektakuler. Ditambah lagi semakin melaju pesatnya teknologi digital terbaru serta kemudahan dan kecepatan akses internet misal melalui area hot-spot memungkinkan seseorang dapat seketika melakukan update terbaru di blog masing-masing.
Mengikuti kecenderungan yang terjadi, saya menulis blog anak yang sesungguhnya lebih didasari keinginan untuk berbagi informasi, ekspresi dan juga keceriaan dari aktifitas Rizky. Amy Jo Kim seorang konsultan dan pengarang buku “Community Building on the Web: Secret Strategies for Succesful Online Communities” , seperti dikutip dari blog Enda Nasution (http://enda.goblogmedia.com/apa-itu-blog.html), menulis bahwa diperlukan beberapa syarat dasar khusus untuk menjadi seorang Blogger, yaitu kemampuan untuk mengekspresikan diri, keinginan untuk berkomunikasi dengan orang banyak dan minat pribadi pada “keterusterangan”.
Saya memberi aksentuasi khusus pada kalimat terakhir Amy, karena dengan menulis blog anak saya–mau tidak mau–memberi peluang bagi pembaca untuk secara “telanjang”mengetahui lika-liku dan latar belakang kehidupan keluarga saya. Tentu saya mesti siap menempuh resiko “keterus-terangan”itu. Blog sebagai refleksi personal pembuatnya pada gilirannya–secara langsung maupun tidak–menjadi “jendela” yang membingkai ide, aktifitas keseharian, emosi, kreatifitas,harapan bahkan mimpi-mimpi sang penulis blog.
Melalui blog Rizky, saya berusaha mengartikulasikan “ketelanjangan” itu lewat untaian kalimat yang (moga-moga) tidak hanya sebagai representasi aktifitas keseharian Rizky juga menjadi bahan renungan bagi semua publik pembacanya. Di salah satu posting blog Rizky “Bayi juga Manusia”, saya mengisahkan pertemuan Rizky dan ibunya dengan seorang bayi hasil hubungan gelap yang dititipkan di klinik tak jauh dari rumah kami. Sebuah potret kelam dari kehidupan dunia yang kian carut-marut. Sementara di posting “Mbak Ami Minggat, Mbak Ida Merapat” dipaparkan kisah lika-liku mencari pembantu rumah tangga yang memiliki beragam karakter. Atau pada posting “Menemani ayah bercukur” saya merekam percakapan konyol saya dengan seorang cukur yang mengkritisi kondisi sosial politik sekarang kemudian dituturkan lewat “kacamata” Rizky yang kebetulan ikut menemani saya waktu itu.
Setelah berhasil membuat blog Rizky, saya melanjutkan membuat blog kumpulan cerpen saya. Motivasi saya adalah melakukan dokumentasi virtual atas karya-karya saya yang sebagian besar hanyut dibawa banjir ketika saya masih kost didaerah Cawang. Blog tersebut sebelumnya berada di http://untaiancerpen-amriltgobel.blogspot.com dan setelah menyewa hosting sendiri akhirnya menetap di www.amriltgobel.net dan kini di www.daengbattala.com.
Keinginan saya untuk menulis ibarat mendapat “tenaga” baru ketika bergabung dengan komunitas blogfam. Sebuah komunitas blogger terbesar di Indonesia yang mengedepankan nuansa kekeluargaan yang hangat. Melalui sejumlah interaksi yang intens baik melalui saling membalas posting di forum, Chat di YM, Email dan kopdar, saya menemukan banyak sahabat baru dengan berbagai umur dan latar belakang bahkan dari sejumlah negara di berbagai belahan dunia, yang disatukan oleh hobi yang sama: ngeblog. Sesuatu yang membuat saya makin takjub pada keajaiban internet dan kemampuan fantastis blogfam menghimpun semua potensi ini, dalam satu wadah komunitas blogger Indonesia terbesar. Sebentuk pergaulan virtual yang sungguh mengasyikkan.
Pada Bulan Februari 2006, saya dihubungi via email orang Mas Ang Tek Khun-Pengelola Penerbit Gradien Yogyakarta yang juga anggota blogfam. Betapa kagetnya saya ketika ia menyatakan berminat membukukan blog anak saya, Rizky. Ketika saya tanyakan alasannya, beliau menjawab : blog anak anda itu lucu, inspiratif dan sangat marketable.
Semula saya menganggap Mas Khun-demikian saya memanggilnya-hanya main-main. Tapi beliau menyatakan keseriusannya. Setelah berdiskusi dengan istri, keesokan harinya, saya membalas email Mas Khun untuk menyatakan kesediaan.
Saya pun lalu pontang-panting menyiapkan naskah blog anak saya yang di-copy paste langsung dari blog. Satu bulan kemudian, kompilasi naskahnya jadi dan saya kirimkan ke kantor Mas Khun termasuk hard-copy dan CD-nya. Proses masih terus berlanjut melalui tahapan penyuntingan dan pembicaraan soal kontrak royalti. Blog anak saya tersebut akhirnya terbit awal Januari 2007 setelah sempat tertunda karena gempa di Yogya, tempat dimana Penerbit Gradien berada. Buku tersebut diberi judul “WARNA-WARNI HIDUPKU”. Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah SWT bahwa berkat aktifitas menulis, ngeblog dan pergaulan virtual saya, mimpi membuat buku akhirnya terwujud.
Beberapa waktu kemudian, saya dipercaya oleh Blogfam untuk menjadi salah satu tim penyunting buku-buku karya anggotanya. Maka dalam kurun waktu tahun 2007-2008, saya turut berpartisipasi “membidani” lahirnya 3 buku karya Komunitas tersebut masing-masing buku Flash!Flash!Flash!-Kumpulan Cerita Sekilas (Gradien Mediatama 2007), Kumpulan Cerita Komedi Cinta edisi Pertama : Makan Tuh Cinta! (Gradien Mediatama,2008) dan Kumpulan Cerita Komedi Cinta edisi Kedua : Ramuan Jomblo (Gradien Mediatama, 2008).
Saya juga dipercaya mengelola penerbitan Majalah Online Blogfam yang terbit pertama kali Februari 2006 sebagai Redaktur Pelaksana hingga “akhir hayat” terbitan paling bontot Majalah tersebut pada Bulan Desember 2008. Setelah itu, saya kemudian aktif sebagai salah satu penulis blog dan koordinator kanal Cityblogging di Asia Blogging Network yang didirikan oleh Profesional Blogger Pertama di Indonesia, Budi Putra.
Ada berkah lain yang saya peroleh berkat ngeblog. Kawan saya, Yeri Hermanto dan istrinya Relitha yang merupakan tim penulis scenario dari Sinemart Production House suatu hari menelepon saya dan menyatakan tertarik untuk mengangkat ide cerita cerpen saya menjadi sinetron PINTU HIDAYAH/MAHA KASIH setelah membacanya diblog saya. Saya terkejut bukan main dan akhirnya mengucap syukur tak terhingga. Dua cerpen saya “Seorang Pelacur dan Supir Taksi” (ditayangkan di Pintu Hidayah RCTI, 6 November 2006) dan “Cinta Dalam Sepotong Kangkung” (ditayangkan di Maha Kasih-2 RCTI, tanggal 9 Desember 2006). Setelah itu menyusul sejumlah ide cerita lainnya seperti “Kisah Sedih si Gadis Badut” (ditayangkan di Maha Kasih-2 RCTI Hari Sabtu, 13 Januari 2007), “Kisah Penyiar Radio dan Gadis Patah Hati” (ditayangkan di Maha Kasih 2 RCTI tanggal 17 Maret 2007) serta “Majikan Kikir dan Tukang Kebun” (ditayangkan di Pintu Hidayah dalam edisi special Maulid Nabi Muhammad SAW pada Hari Minggu, 1 April 2007).
Bukan hanya itu ternyata “keajaiban” yang saya peroleh dari ngeblog. Syafrina Siregar, seorang blogger dari Batam dan novelis yang sudah menghasilkan empat karya novel meminta saya untuk mengisi Puisi dari setiap bab dari novelnya berjudul “ISTRI KONTRAK”. Saya menyanggupinya dan 5 puisi sayapun nampang dengan sukses di novel yang terbit pertengahan Juni 2007 itu.
Kehadiran komunitas blogger Makassar (www.angingmammiri.org) sungguh sangat menggembirakan saya. Sejak pertama kali digagas oleh Rara dan kawan-kawan, saya sangat antusias untuk ikut berperan serta aktif disana sebagai penasehat. Selain bertemu teman-teman baru, memperluas networking, komunitas ini sangat unik karena mengusung tema-tema spesifik mengenai Makassar-tempat dimana saya lahir, besar, sekolah dan menyelesaikan study (1970-1994).
Apalagi komunitas ini begitu kental menggunakan dialek serta istilah-istilah khas Makassar yang membuat saya serasa berada “dirumah sendiri”, bercakap, bercanda dan berdiskusi tentang banyak hal ditemani Sarabba’, Es Pisang Ijo, Roko-Roko Unti’ atau Songkolo’.
Sebuah momentum luarbiasa dilakukan oleh Komunitas ini setelah pada usianya yang kedua, berhasil menerbitkan buku perdana Komunitas Blogger Daerah di Indonesia berupa Kumpulan Cerita Gokil : Ijo Anget-Anget (Gradien Mediatama, 2008) dan sekarang sedang mempersiapkan buku keduanya Kumpulan Kisah Inspiratif Blogger Makassar : Konro Soup for the Soul. Pada dua buku tersebut saya terlibat aktif sebagai Koordinator Tim Penyuntingnya.
Memasuki tahun keenam “karir blogging” saya di dunia maya, saya semakin mendapatkan banyak manfaat dari hobi ini. Saat ini saya secara tekun dan berusaha tetap konsisten mengelola blog Pribadi saya di www.daengbattala.com.
Akhirnya menutup uraian saya -yang mungkin cenderung narsis-saya berharap agar pembaca bisa memetik hikmah dan pengalaman lewat apa yang saya tuturkan lewat tulisan sederhana ini. Menulis sebagai basis utama ngeblog mesti senantiasa dilatih dan dikembangkan. Seperti pada “quote” yang saya kutip diatas, Menulis adalah sebuah eksplorasi, anda mulai dari nol dan belajar bersamanya sepanjang jalan
dan posting kali ini juga sepertinya akan dijadikan … apa ya … buku biografi … ah bukan … lebih cocok diangkat jadi film … “daeng battala – blogger from zero to hero” … asyik tuh … daeng emang top markotop dari dahulu … hehehe 🙂
/* omong-omong … tadi ketika bacanya sempat ngantuk-ngantuk … bukan dikarenakan tulisannya panjang dan membosankan … tetapi memang karena saya kurang tidur kemarin malam … hehehe … dah ah … terima kasih buat daeng yang dah berbagi pengalaman … sebuah inspirasi buat saya */
wah bikin tambah semangat kawula muda untuk selalu terus berprestasi dan menghasilkan sesuatu yang positif..salut 1000x
Pingback: Catatan Dari Hati » Blog Archive » SUKSES, PENYELENGGARAAN ROADSHOW BLOGSHOP KOMPASIANA DI CIKARANG
Saya jadi ketinggalan nih,… baru sempat mampir disini.
Pingback: Jadi Blogger itu, Membahagiakan.. | Komunitas Blogger Bekasi
Pingback: JADI BLOGGER ITU MEMBAHAGIAKAN… / Catatan Dari Hati
Pingback: KABAR AWAL TAHUN YANG MEMBAHAGIAKAN / Catatan Dari Hati
Beruntung tanggapan orangtuanya positif, Kak. Trigger ta’ yg paling besar dari mereka. Ada orang yang sejak masih kecil karyanya selalu dicela oleh orangtuanya jadinya, anaknya mati langkah. Yah, namanya karya anak2 mesti ada kekurangannya tapi sebenarnya ada potensi besar di balik itu. Semoga Allah meridhai orangtua ta’.