Pada hari kedua training di Singapura (Selasa,30/6), suasana terasa lebih cair dibanding kemarin yang relatif lebih kaku karena belum kenal satu sama lain. Natasha, satu-satunya wakil dari Rusia yang terkesan malu-malu dan pelit senyum mulai ikut “tebar pesona” meski tetap saja kesan dingin melekat pada dirinya. Zoe, Paul, Edwin dan Janet yang datang dari Beijing, Cina dengan cueknya berbicara Mandarin diantara mereka, sama halnya seperti saya, Pak Bintang, Ibu Maya dan Ibu Carla, ngobrol dalam bahasa Indonesia (dan campur bahasa Melayu sedikit ketika kami mesti berbicara dengan Isfendy, June dan Jelita, wakil dari Singapura).
Sepanjang perjalanan dalam bis dari hotel ke kantor yang jaraknya lumayan jauh, pembicaraan multi bahasa itu terus berlanjut. Saya terlibat obrolan asyik dengan mbak Fenny, warga Indonesia yang bekerja di Singapura dan kini menjadi staf administrasi ReedHycalog (kontraktor pengeboran minyak yang menyuplai mata bor). Per tanggal 1 Juni 2009, perusahaan mbak Fenny akhirnya dibeli oleh National Oilwell Varco Divisi Downhole dan sekarang bergabung bersama kami, keluarga besar NOV-DHT.
Saya yang kebetulan duduk disamping Fenny terlibat pembicaraan mengasyikkan terutama mengorek pengalamannya tinggal dan bekerja di Singapura yang sudah memasuki tahun kedua ini. Fenny tinggal disebuah kos-kosan, berupa sebuah apartemen yang disewa bulanan. Biayanya ditanggung ramai-ramai bersama 5 orang room-matenya.
Suasana dalam bis mini yang berkapasitas 12 orang itu sangat ramai dengan 3 jenis bahasa (Inggris, Indonesia dan Cina). Dan ini berlangsung terus bahkan sampai kami tiba dikantor setelah setengah jam menyusuri jalan dari hotel Orchard.
Ibu Guru Suzana Durano–bersama asistennya Lynne–yang datang dari kantor pusat National Oilwell Varco (NOV) -Houston USA , hanya geleng-geleng kepala sembari tersenyum menyaksikan siswa-siswanya ngerumpi dengan bahasa masing-masing, di ruang meeting yang “disulap” dari arena pelatiham itu. Beliau lalu melirik Edward Wharam, Regional Manager NOV Distrik China yang juga kebetulan ikut dalam training tersebut. Ed hanya mesam-mesem sambil angkat bahu seraya tertawa lebar.
“Okey guys, let’s start our class with only one language, please” gurau Ibu Suzana memulai pelajaran. Kami pun terdiam dan mulai serius membuka komputer masing-masing. Bersiap dilatih.
Kami belajar banyak hal tentang Inventory, Cycle Count dan Purchasing. Ibu Suzana juga menyertakan latihan-latihan dan contoh kasus yang langsung kami aplikasikan melalui komputer yang sudah terhubung dengan koneksi broadband di kantor serta server JDE System di Texas.
Pelatihan kami ini, dua kali “breaktime” yang pertama jam 10.00 pagi dan sesudahnya jam 15.00 sore. Makan siang yang disediakan oleh sebuah katering muslim berlabel halal, juga lumayan nikmat. Tadi sore, saya kaget. Ternyata kue yang disediakan adalah kue klepon dan kue lapis. Wah..ini dia kue kesukaan saya.
Tadi pagi, saya sesungguhnya sudah janjian lewat telepon, ketemu di stasiun MRT Orchard dengan Pak Amid jam 19.00 malam. Apa daya, waktu training terpaksa ditambah mengingat materi yang diberikan lumayan banyak. Kami semua baru pulang jam 19.00 malam. Jadwal ketemuan saya dengan Pakcik Amid rencananya akan diadakan besok. Moga-moga tak ada halangan lagi berkopdar ria bersama sesama Blogger Multipliers yang bermukim di Singapura tersebut.
Ternyata “penderitaan” pulang telat tersebut belum cukup sampai disitu. Kami masih dibekali PR eh..salah PH (pekerjaan hotel). Untuk dikerjakan dikamar hotel menggunakan sambungan broadbend internet dihotel. Saya mesti mengerjakan soal dan menyelesaikannya melalui sistem secara online. Rasanya seperti kembali ke masa sekolah dulu.
Apa boleh buat, demi bisa menyelesaikan PH, saya makan nasi goreng yang saya beli di kawasan Food Court Orchard Tower tak jauh dari hotel tempat saya menginap, dikamar saja (tidak makan ditempat seperti yang saya lakukan kemarin), ditemani teh tarik dan kripik kentang.
(bersambung..)









Hello,
Interesting, I`ll quote it on my site later.
saya mau kenal dengan NATASHA..he he