SURAT DARI ORCHARD (4)
Para peserta dan guru training berfoto bersama di hari terakhir acara
Tanpa terasa, hari Jum’at (3/7), sampailah pada hari terakhir pelaksanaan training di NOV Singapura.Walau suasana terlihat lebih santai karena kami sudah saling mengenal satu sama lain dan lebih akrab, kami berusaha untuk tetap serius menekuni soal-soal latihan yang diberikan Ibu guru Susana yang mencakup materi yang disajikan sejak hari Senin lalu.
Kami semua mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan baik, meski sesungguhnya kata Ibu Guru Susana, materi training yang seharusnya untuk 2 minggu ini, telah dipadatkan menjadi satu minggu saja. Tidak terlalu maksimal memang, namun sudah cukup memadai buat saya untuk mengetahui alur proses pembelian, pengadaan barang, inventory dan penjualan. Di kantor saya sendiri di Cilandak, sudah ada orang tersendiri yang mengerjakan tugas tersebut. Saya dan tiga kawan lain dari Jakarta akan menjadi “back up” mereka jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Menjelang pulang, kami semua berfoto bersama. Tidak se-komplit peserta di hari pertama memang, karena kolega saya, Maya Grace (Facility Manager NOV Downhole Balikpapan) sudah pulang kemarin (2/7) karena pesawat langsung Singapura Balikpapan kebetulan tersedia pada hari Kamis. Daripada mesti menunggu hingga minggu depan, Maya memutuskan pulang lebih dulu (foto-foto lainnya lihat disini)
Di bis dalam perjalanan pulang ke hotel, kami saling bercanda. Ada 4 asal negara berbeda yang ada disana. Selain sang supir yang orang Singapura, ada Natasha dari Rusia, saya dan Bintang dari Indonesia serta Maggie, Janet, Paul, Zoe dari Cina. Pembicaraan dibuka oleh Zoe yang menanyakan ke Natasha apa bahasa Rusianya,”Good Bye”atau Bye-Bye?.
Natasha minta diajari cara bikin blog.. hehehe
Natasha menjawab “Baka”. Selanjutnya berlanjut dengan kata-kata lain seperti “Terimakasih”, “Selamat Pagi”sampai malah menanyakan apa bahasa Rusianya “Aku Cinta Kamu”. Ternyata melafalkan (apalagi menghafalnya) cukup sulit. Zoe mengalami kesulitan dalam melafalkan huruf “R” mesti mengulang-ngulang kalimat yang diucapkan Natasha. Kami semua tertawa menyaksikannya. Memang sedikit sulit karena melafalkannya mesti dengan suara sedikit sengau, mirip seperti orang Perancis berbicara.
Suasana makin kocak ketika sebaliknya tim Cina mengajari Natasha bahasa Cina. Beberapa kali Natasha kebingungan melafalkan bahasa Cina dari “Kamu memiliki Mata Yang Indah sekali”. Lidah seperti terlipat-lipat. Tak ayal sepanjang perjalanan pulang dari kantor kami di kawasan Jurong menuju ke hotel yang menempuh waktu sekitar 45 menit diwarnai gelak tawa yang riuh.
Saat turun dari bis, kami semua saling berjabatan tangan. “Baka, Natasha” kata Zoe dengan kilat mata jenaka pada Natasha yang dibalas dengan kata “Sie-Sie” oleh Inventory Manager NOV Rusia itu dengan anggukan sopan dan takzim. Tawa kami kembali meledak, ketika Natasha melanjutkan dengan kata-kata, “Wo Ai Ni, to you all!”.
Sekitar pukul 19.30, saya dijemput oleh Andy Koh dan Fazrizal di lobby hotel. Mereka berasal dari Pentagon Freight Services, pengelola ekspor impor dan Logistik untuk Andergauge, perusahaan saya sebelum diakuisisi oleh NOV. Tahun lalu, saat ke Singapura, saya bertemu dengan Andy dan diajak makan malam ke Boat Quay (baca ceritanya disini).
Meski saat ini saya tak banyak berhubungan dengan mereka lagi, karena sejak fokus menangani Logistik di NOV Downhole Jakarta, tanggung jawab pengaturan ekspor/import barang dari/ke Singapura ditangani langsung oleh tim NOV Singapura. Kami tetap bersilaturrahmi dan bersahabat.
Rupanya Andy tahu saya ada di Singapura lewat kolega saya di NOV dan kemudian mengajak saya makan malam menyantap makanan Indonesia di Tambuhan Mas, lantai 4 Tanglin Mall, yang hanya berjarak 100 meter dari hotel saya. Dalam hati saya berkata, waduh..kalau tahu ada restoran masakan Indonesia di dekat hotel, saya tak akan repot-repot lagi cari makanan.
Kami memesan gurame goreng, gado-gado, soto ayam, rendang, tahu goreng kecap dan orange juice. Sambil menunggu pesanan tiba, kami berbincang tentang banyak hal mulai dari soal epidemi “Swine Flu” (Flu Babi) di Singapura yang konon kata Andy sudah mencapai 700-an kasus dengan orang yang terjangkit tiap hari mencapai 50-80 orang, perkembangan bisnis Pentagon yang katanya akan membuka cabang Pentagon Indonesia di Indonesia bulan Agustus mendatang, sampai pelaksanaan pilpres di Indonesia tanggal 8 Juli nanti.
Kami menyantap makanan yang disajikan dengan lahap. “Sisakan sedikit ruang di perut ya,” kata Andy,”habis dari sini kita makan durian di dekat rumah saya”.
Dan begitulah, usai makan malam, kami bertiga berjalan kaki kembali ke hotel dimana Andy memarkir mobilnya. Tak lama kemudian mobil Toyota Wish yang dikemudikan Andy meluncur mulus. Andy menyatakan sangat senang dengan mobil yang baru dibelinya 4 bulan lalu itu.
Sebelum ke tempat makan durian, kami melewati rumah yang bakal ditempati Andy bersama keluarganya 2 minggu lagi. Saat ini, Andy menempati salah satu apartemen namun ia mendadak dapat warisan rumah dari sang kakek yang berada persis disamping rumah kedua orangtuanya. “Kapan-kapan kalau kamu kemari, Amril, nginap saja dirumah saya saja. Tidak usah ke hotel. Rumah saya besar dengan 6 kamar, sementara kami hanya menempati 4 kamar saja”, kata Andi menawarkan.
Kami akhirnya sampai ditempat makan durian di daerah jalan Seranggon. Andy memesan dua buah durian yang cukup besar. Rasanya enak betul, daging buahnya tebal-tebal. Menurut Andy asal buah durian ini dari Malaysia. Setelah menyantap durian, Andy dan Rizal mengantar saya kembali ke hotel.
Dalam hati saya bersyukur kepada Allah SWT, sungguh betapa indahnya persahabatan. Berkat pertemanan di dunia maya, saya akhirnya dapat bertemu dengan Pakcik Amid yang ramah dan baik hati menemani saya berwisata malam di Singapura 2 hari lalu serta berkat persahabatan di dunia nyata pula, saya mendapatkan sahabat sebaik Andy dan Rizal.
Besok pagi (Sabtu, 4/7) saya akan pulang kembali ke Jakarta dengan pesawat Garuda Indonesia jam 10.00. Entah kapan saya ke Singapura lagi. Mudah-mudahan kesempatan itu datang kembali.
Goodbye Singapore !