Selalu, pada setiap makna yang terungkap, ada getar rasa yang tak terkatakan
pada setiap kata yang disampaikan, ada dawai ilusi yang berdentang jauh
riuh, lalu menyisakan senyap damai, kadang perih di sanubari
Dan ...
Mari duduk disini, dihadapanku dan berceritalah
tentang bunga melati yang mekar di pekarangan, politisi yang bergegas menebar pesona,
ibukota yang telah memerangkapmu dalam galau tak berkesudahan,
cuaca yang kian tak ramah, atau definisi ...
Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau mengenang
segala kisah tentang kita
yang telah terpahat rapi di rangka langit
bersama segenap noktah-noktah peristiwa
juga canda dan pertengkaran-pertengkaran kecil
yang mewarnai seluruh perjalanan kita
Dalam ...
eperti sebuah isyarat, kita telah menyaksikan langit biru mengirimkan pertanda itu
lewat pekik pilu camar yang terbang lalu hinggap di pelataran dermaga
sayap putihnya mengepak indah sembari mata tajamnya melirik piring berisi ...
Kerapkali kita menyempatkan diri duduk diberanda
bercakap tentang hal-hal tak penting dan upaya-upaya menanggulangi kegetiran
seraya menatap gelap yang luruh perlahan dipelupuk mata
dan kunang-kunang melintas anggun membawa kerlip harapan
sementara rindu memantul-mantul gemas ...
Adakah kerlip bintang di langit
dan spektrum cahayanya yang berkilau
menerangi jernih bola matamu
adalah tanda
harapan masih terbersit disana?
Setelah luka kehilangan itu perlahan pudar jejaknya
dan kita kembali mengais-ngais remah-remah kenangan
yang tersisa
lalu menyatukannya kembali ...
Bagai harum hutan pinus di sisi bukit atau
wangi melati di pekarangan
Aroma cinta yang kau taburkan
melayang lembut dengan konfigurasi warna-warni
pada lanskap kesunyian yang terhampar sepanjang perjalanan
pada atmosfir lara yang telah kita ...
emindai kembali jejakmu di sekujur tubuh Braga
pada pagi ketika embun baru saja melapisi atas aspalnya
dan halimun putih tipis yang melingkupi bagai sayap bidadari erat mendekap
seperti melihatmu lagi tersenyum menyongsong hangat ...
Sepi Malam dan Kerik Jengkerik di Beranda
Adalah dendang nyanyian rindu terlukis diam-diam
pada rangka langit dan bintang yang mendelik cemburu
sementara embun luruh perlahan menyentuh
pucuk rerumputan, kaca jendela, helai daun,
juga bening mataku ...
Seperti mendengarkan dongeng cinta yang absurd
Kita selalu terbuai dalam pesona yang kerap kita sendiri tak bisa menafsirkannya
Dan pada malam, ketika bintang berkelip genit di rangka langit
serta rembulan perlahan meredup dibalik ...
Kisah yang kau rajut pada rinai tarian hujan sore ini
Adalah gemerlap mimpi dan getir kesedihan
yang mengalun pelan menyusuri relung hati, selasar waktu
dan derap putus asa yang luruh dalam hening
Hujan, katamu, ...
Istriku sayang,
Kita telah mengayuh biduk ini, melewati hujan badai
dan terjangan ganas ombak samudera
dengan tegar selama seperempat abad lamanya
Kita paham, bahwa kehidupan yang kita lalui tak selalu berjalan mulus
Harapan sederhana yang ...
Judul Buku : Cintaku Lewat Kripik Balado
Penulis : Linda Djalil
Prolog : Putu Wijaya
Epilog : Jodhi Yudono
Penerbit : Penerbit Buku Kompas , Juni 2011
Halaman : xii + 244 Halaman
Ukuran : 14 ...
Deru angin bulan Juli
Mengantar surat terakhirmu
dengan lampiran rindu di tepiannya
juga duka di kusam lembarannya
Ada lara lekat disana
juga api asmara yang menyala sia-sia
"Seperti langit berselimut bianglala,
dimana segala warna dan rupa, berpadu ...
Kelam langit senja telah membawa kita
Pada sebuah cerita tentang kenangan yang terdampar di sudut hati
tentang cinta yang mengapung rendah antara harapan dan kenyataan
serta sebait kidung lirih bersenandung dengan syair rindu ...
Putriku sayang, apa yang sedang kau lamunkan di serambi depan menjelang senja?
sepoi angin menggoyang-goyangkan beberapa helai rambut di keningmu
dan kau tersenyum sekilas menyaksikan mentari tenggelam
menyisakan cahaya redup keemasan dibalik tembok ...
PUISI : DI PHOENAM…DI PHOENAM..KITA MENGANYAM KENANGAN
PUISI : JIKA SUATU KETIKA KITA TAK BERSAMA
PUISI : PEKIK RINDU CAMAR PUTIH DI DERMAGA
PUISI : KITA TELAH MENOREH MALAM DENGAN ANGAN-ANGAN
PUISI : MENGHAYATI BENING NUANSAMU
PUISI : MENITI GARIS EDAR PESONAMU
PUISI : SEPANJANG BRAGA DAN SETERUSNYA.. (II)
PUISI : ELEGI DINI HARI
PUISI : SEBUAH RUANG TANPA RATAP
PUISI : TARIAN HUJAN
PUISI CINTA UNTUK ISTRIKU PADA 25 TAHUN USIA
NARASI KERESAHAN YANG LUGAS DAN PUITIS ALA LINDA
PUISI : SEPERTI LANGIT BERSELIMUT BIANGLALA
PUISI : SEBARIS BIANGLALA DI SELASAR JIWA
PUISI : PADA SEPOI ANGIN DI BERANDA (Selamat
11 Replies to “PUISI : SENANDUNG SEKEPING KEHENINGAN”
gimana caranya bisa bikin puisi yang melarutkan seperti ini ?
setelah disimak secara cermat, kesimpulannya: yang bisa bikin rangkaian kata yang menghanyutkan seperti ini hanya orang-orang yang mampu memanjangkan peyutnya ke depan, seperti mas amril, bang kom dan om jay…..hehehehehe
piss ah !
Terimakasih Mas Harun atas komentarnya. Waduh..bingung nih jawabnya, caranya lebih banyak membaca, merenung dan menyadari makna diri.
Hahaha…bisa aja nih. Memang sih ada kecenderungan kebuncitan perut seorang lelaki berbanding lurus dengan keromantisannya..
Halo teman:
Saya ingin mengucapkan selamat kepada anda pada pencalonan di The BOBs, blog
saya: La Vuelta al Mundo de Asun y Ricardo juga telah dicalonkan sebagai weblog terbaik dalam bahasa Spanyol.
Anda memiliki blog yang sangat menarik, saya telah memilih.
Jika Anda ingin melihat saya dalam bahasa mereka, di halaman pertama Google
saya sendiri penerjemah otomatis.
Terima kasih banyak dan semoga berhasil.
gimana caranya bisa bikin puisi yang melarutkan seperti ini ?
setelah disimak secara cermat, kesimpulannya: yang bisa bikin rangkaian kata yang menghanyutkan seperti ini hanya orang-orang yang mampu memanjangkan peyutnya ke depan, seperti mas amril, bang kom dan om jay…..hehehehehe
piss ah !
Terimakasih Mas Harun atas komentarnya. Waduh..bingung nih jawabnya, caranya lebih banyak membaca, merenung dan menyadari makna diri.
Hahaha…bisa aja nih. Memang sih ada kecenderungan kebuncitan perut seorang lelaki berbanding lurus dengan keromantisannya..
heheheh, saya kok tiba-tiba setuju dengan kang harun ya?
salam
Omjay
Dalam keheningan kupahat rindu pada dinding sukma
Engkaukah kekasih yang menari di batas akhir senja ?
Wooww..puisi balasannya keren juga nih mbak Ajeng 🙂
Halo teman:
Saya ingin mengucapkan selamat kepada anda pada pencalonan di The BOBs, blog
saya: La Vuelta al Mundo de Asun y Ricardo
juga telah dicalonkan sebagai weblog terbaik dalam bahasa Spanyol.
Anda memiliki blog yang sangat menarik, saya telah memilih.
Jika Anda ingin melihat saya dalam bahasa mereka, di halaman pertama Google
saya sendiri penerjemah otomatis.
Terima kasih banyak dan semoga berhasil.
Terimakasih Bung Asunm, wah ternyata bahasa Indonesia anda bagus sekali. Terimakasih sudah vote saya ya. Nanti saya akan vote balik juga
Puisi yang indah. Terima kasih Daeng
like..:)
good dech… buat yang bikin puisi.
Sampai menangis ? ?