“BEHIND THE SCENE”HONGKONG DISNEYLAND BLOGGER TOUR (Bagian Kedua)
Penataan eksterior Taman Disney Hongkong sungguh sangat memukau. Tentu termasuk pula beberapa patung-patung bernuansa karakter Disney yang berada pada sisi-sisi 4 Zona berbeda ditempat tersebut.
Ternyata, patung-patung itu menarik minat blogger-blogger lugu (lucu dan guanteng 🙂 ) asal Indonesia untuk ikut berpose mengabadikan gaya mengikuti model sang patung. Maka lihatlah, bagaimana jenakanya gaya Benny Chandra memperagakan gaya Donald bebek melamun atau pose Jauhari menirukan Mickey Mouse menari. Keduanya segera meledakkan tawa kami yang melihatnya.
Di hari pertama saat kami kembali jalan-jalan di Taman Disneyland, ternyata ada lagi kejadian menggelikan. Priyadi yang satu kamar dengan Setyo Budianto kebingungan: Dia lupa tidur di kamar berapa. Saat itu kebetulan rekan kamarnya terpisah beda bis shuttle yang mengantar kami kembali ke hotel. Kartu akses kamar yang masing-masing dimiliki penghuni kamar tersebut, dicobakan masing-masing ke kamar yang “dicurigai” Priyadi sebagai kamarnya. Setelah kamar ketiga barulah pas dan ia bisa masuk akhirnya. Saya tak bisa membayangkan bila ternyata kartu akses masuk kamarnya bisa dipakai oleh kamar-kamar lainnya, maka tambah bingunglah Priyadi.
Tidak hanya penataan eksterior yang memukau di Hongkong Disneyland namun juga makanan eksotis yang berbentuk indah menjadi salah satu daya tarik kami selama disana. Saat makan siang di Crystal Lotus Restoran misalnya, hidangan yang disajikan tidak hanya menggugah selera, namun rasa tak tega untuk memakannya. Dimsum berbentuk ikan atau “bakpao” berbentuk kepala beruang lucu misalnya. “Oh, gak tega rasanya memakannya,bentuknya lucuuu! ” kata mbak Rika dengan tatap takjub.
Sebagai blogger, tentu saja kami semua tidak akan melewatkan untuk mengabadikan dengan kamera yang kami bawa obyek-obyek memikat hati. Priyadi membawa “peralatan tempur” paling lengkap diantara kami semua. Kamera DSLR, aneka lensa canggih dan Tripod tak pernah terlupa dibawa dalam ranselnya. Tak ayal kamipun menjadi foto model dadakan. Hasil jepretannya bisa anda lihat di koleksi fotonya disini. (sebagian besar fotonya juga saya sajikan pada posting ini)
Mungkin karena keasyikan memotret obyek menarik, kadang-kadang banyak anggota rombongan kami yang terpisah dari rombongan. Kami memang lupa membeli nomor telepon lokal untuk menghubungi satu sama lain. Tapi ternyata itu bukanlah hal yang patut dirisaukan.
Fasilitas Microblogging Twitter menjadi “penolong” kami untuk mengingatkan teman-teman yang “ketinggalan” atau terpisah dari rombongan. Tinggal di “mention” saja dan voila! yang dicari pun muncul di tempat yang sudah ditentukan. Praktis dan murah.
(bersambung)
he he he :))
Ho..ho..ho… :))
Itu itu… saya nirukan Deasy deh… 😉 #eaaa
Eh..iyaaa…Desy Bebek ya mas? Baru ngeh nih saya..hehehe
Klo ngeliat pas kopdar kemarin om jauhari beda sama yang di foto… kemarin diem aza xi3
Itu beliau lagi #pencitraan mas, aslinya sih heboh..hehehe
kenapa mas Jauhari nggak sekalian salah lantai.
biar sekalian semua pintu dicobain dan nggak bisa *ketawa setan* 😆
*guling-guling pengen ke Hong Kong* 🙄
wah mantap banget, mudah mudahan bisa kaya ts nih.