Inilah salah satu jenis makanan khas Gorontalo yang senantiasa saya rindukan saat bulan Puasa tiba.
Kerapkali ibu saya tercinta membuatkan makanan khas Gorontalo ini di Bulan Ramadhan, khususnya pada waktu Sahur. Konon kabarnya, cita rasa manis yang ditawarkannya memberikan efek “daya tahan” lebih baik dalam berpuasa. Pada saat berbuka, saya juga menyantap Tiliaya, setelah sebelumnya disimpan didalam lemari es. Rasanya begitu segar dan segera melerai dahaga. Biasanya hidangan ini disajikan didalam wadah aluminium. Acapkali pula menjadi “pasangan” nasi kuning bila ada perhelatan acara ulang tahun atau Selamatan keluarga.
Tiliaya senantiasa menjadi favorit utama keluarga kami dalam melaksanakan sahur maupun berbuka. Sebagai hidangan penutup Tiliaya (biasa disebut juga Sarikaya) menjadi pamungkas yang manis dan lezat setelah mengunyah “makanan berat”. Biasanya hidangan Tiliaya ibu saya habis setelah dua hari, dan “diproduksi” kembali untuk menjadi santapan andalan keluarga. Konon kata ibu saya, asal kata Tili Aya itu berasal dari kalimat bahasa Gorontalo “To Tili Li Aya” atau Setiap Bulan Puasa Berada Selalu di Dekat Ayah. Entah benar atau tidak maknanya yang jelas, Tiliaya menjadi santapan spesial ayah saya dan tentu saja saya (apalagi saat ini sudah menjadi ayah 🙂 )
Pada grup BBM (Blackberry Messenger) Keluarga Gorontalo, minggu lalu, seorang anggotanya memasang posting “Rindu Tiliaya” seraya memamerkan foto sebagaimana tertera diatas. Mendadak kerinduan saya pada Tiliaya datang membuncah. Istri saya dengan senang hati membuatkan saya Tiliaya dengan resep yang diambil dari sini.
Sebagaimana tertera di panduan pembuatannya, meracik Tiliaya ternyata sangat mudah. Berikut kutipannya:
Bahan:
Kelapa 1 butir diambil santan kanilnya 1 gelas
Gula merah 500 gr diparut
Telur ayam 5 butir
Cara Membuat:
Telur dikocok dengan gula merah hingga seluruh gula merah larut, masukkan santan kanil dan aduk hingga merata. Pada waktu mengaduk santan dengan adonan telur tidak disarankan mempergunakan mixer, kemudian masukkan dalam cetakan dan dikukus selama 30 menit
Pada saat sahur tadi pagi, saya menyantap Tili Aya buatan istri saya. Rasanya tak kalah dengan buatan ibunda saya di Makassar. Akhirnya, Rindu saya pada Tiliaya, terlampiaskan juga …
Sumber Foto:
Grup BBM KKIG
Related Posts
Istriku sayang,
Seperti yang sudah aku lakukan dalam 4 tahun terakhir, hari ini Surat Cinta Terbuka buatmu kutulis kembali, memperingati 14 tahun usia pernikahan kita. Aku selalu membangun sebuah "monumen" abadi ...
Posting Terkait
Tiupan terompet yang membahana kencang menandai pembukaan Magnum Cafe yang terletak di Grand Indonesia West Mall Lantai 5 tadi sore, Kamis (24/2).
Saya bersama khalayak penonton yang hadir (sekitar 100-an orang) ...
Posting Terkait
ajar merekah cerah di Cikarang ketika Bis Primajasa menuju Bandung yang saya tumpangi menembus pagi, Sabtu (18/6). Saya menyaksikan, perlahan bias mentari kian menampakkan gemilang sinarnya lewat kaca jendela saat ...
Posting Terkait
"Selama perjalanan karir saya sebagai pengacara, ini adalah untuk pertama kalinya saya menangani kasus hukum soal Komodo," demikian seloroh Bang Todung Mulya Lubis, pengacara kondang negeri ini yang kini ditunjuk ...
Posting Terkait
Semalam, saya berhasil membuat sebuah terobosan baru dalam bidang teknologi per-lampu-jalanan. Jangan melotot takjub dulu. Ini bukanlah suatu inovasi teknologi yang melibatkan piranti-piranti canggih masa kini. Dibutuhkan bekal sedikit kegilaan ...
Posting Terkait
1. Direktori Blog Saling Silang
Bila anda mampir di blog ini, pada sidebar sisi kanan, anda akan melihat banner yang tertulis : "Direktori Blog Saling-Silang : Terverifikasi!". Apa maksudnya?. Ya, saya ...
Posting Terkait
Bahagia rasanya menyaksikan si bungsu yang centil dan ceria ini tumbuh besar, sejak ia lahir melalui operasi Caesar dari rahim ibunya, 4 tahun silam. Saat mengumandangkan azan di telinganya waktu itu, tak ...
Posting Terkait
SAYA menggunakan kesempatan pulang ke Makassar tanggal 24-25 November 2007 lalu untuk mencari dan mengoleksi foto-foto lama saya. Untuk menghindari kerusakan dan agar tetap lestari sepanjang masa, saya membawa beberapa ...
Posting Terkait
oto ini saya ambil dengan kamera saku jadul Canon Power Shoot A60 saya, hari Jum'at sore (24/02) saat rombongan kami Employee Gathering PT Geographe Energy Indonesia makan malam di Pantai ...
Posting Terkait
anggal 13-14 November 2012 lalu, saya bersama 5 rekan dari PT Cameron Service International (Sally, Ahmad Saleh, Ferdhy Sandhyego, Ichwan Ridwan dan Gunawan) mengikuti "Intermediate First Aid Training" yang diselenggarakan ...
Posting Terkait
Keterangan Foto : Reog Ponorogo sedang beraksi, hasil karya Domi Yanto, Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia
iang menjelang. Namun terik mentari yang menyengat hari itu, Minggu (29/9) tak mengurangi ...
Posting Terkait
Minggu pagi (27/2), kami sekeluarga sudah bersiap-siap berangkat ke Jakarta untuk menghadiri acara nonton bareng film "Rumah Tanpa Jendela" yang dilaksanakan oleh Komunitas Mata Sinema. Syukurlah sebagai anggota blogger Bekasi, ...
Posting Terkait
Kopdar Blogfam di Plaza Semanggi, 2006
elalu saja ada rasa haru yang berdesir di sudut hati ketika nama Blogfam (Blogger Family) disebut. Ada banyak kenangan indah yang terjadi selama saya bergabung ...
Posting Terkait
i penghujung Ramadhan 1434 H, Rabu (7/8), saya menikmati sajian sahur yang dibuat oleh isteri dan ibu saya dengan penuh rasa syukur. Betapa damai rasanya hati ini menyaksikan kedua orang ...
Posting Terkait
Kali ini biarlah gambar dulu yang bercerita mengenai perjalanan bersepeda 24,5 km bersama tim Cikarang Baru Cycling hari Minggu (23/10). Sebuah pengalaman mengesankan menempuh jarak yang relatif jauh dengan tantangan ...
Posting Terkait
erjalanan kami para peserta Cultural Trip Potret Mahakarya Indonesia terus berlanjut. Setelah makan siang di Bebek Songkem Bangkalan, bis yang kami tumpangi terus melaju menuju Tanjung Bumi. Sambil duduk di ...
Posting Terkait
SURAT CINTA TERBUKA UNTUK ISTRIKU : “TUMBUH” MENJADI
MAGNUM CAFE, SAJIAN CITA RASA ELEGAN YANG MEMBUMI
BLOGILICIOUS BANDUNG : SENSASI BERBAGI WALAU HANYA SEHARI
CATATAN DARI OBROLAN LANGSAT:MENYOAL KISRUH N7W DAN NOMINASI
LAMPU JALAN FUNKY BEYBEH!
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (39)
ALYA, SELAMAT ULANG TAHUN KEEMPAT!
SELARIK KENANGAN DI BONE-BONE
FOTO : NELAYAN PULANG DIBALIK KELAM SENJA
PENGALAMAN MENGIKUTI INTERMEDIATE FIRST AID TRAINING DI MEDIC-ONE
REOG PONOROGO, PESONA BUDAYA YANG MENGESANKAN
CATATAN DARI NONTON BARENG “RUMAH TANPA JENDELA”
BLOGFAM DAN UPAYA MENGUMPULKAN KENANGAN YANG TERSERAK
ROMANTIKA MUDIK KE MAKASSAR (2) : MENIKMATI SENJA
PETUALANGAN BERSEPEDA MINGGU BERSAMA TIM CIKARANG BARU CYCLING
WISATA BUDAYA MADURA (2) : MENYINGKAP “MISTERI” BATIK
Hmmm, nikmat. Ingin rasanya saya mencicipinya.
Sampai ketemu nanti sore di samikuring
salam
Omjay
kayanya enak, boleh di coba…:)
adat itu hrs dilestarikan siapa lagi yang akan melanjutkan kalau bukan uti uti dan nou gorontalo,warisan budaya apa lagi masakan tradisional hrs mutlak kita promosikan utk makanan tiliaya is the best lah
Wah.. benar tuh.. itu makanan favorit sy juga tuh… Setiap puasa pasti slalu dibuatkan ama istri saya….
i loved it so much, miss it during the Ramadhan, too bad i’m so far away from home that i can not come back to have it the way my mom or my aunties made it
Hallo daeng, salam kenal ya. Saya stay di Makassar, baru pernah denget tiliaya. Jadi tambah pengetahuan ragam kuliner. Thanks for shaare