KISAH EMPLOYEE GATHERING (3) : SENSASI MALAM HIBURAN & PESONA GARUDA WISHNU KENCANA
Setelah makan malam selesai, dilanjutkan dengan hiburan oleh sepasang penyanyi diiringi Organ tunggal. Mereka menyanyikan lagu-lagu populer hingga lagu dangdut yang menghentak. Beberapa kawan maju ke depan untuk ikut bergoyang bersama memeriahkan suasana.
Prosesi pembukaan acara malam hiburan dibuka dengan sambutan dari saya sebagai Ketua Panitia Pelaksana Employee Gathering Bali dilanjutkan kemudian oleh Pak Irham Nusaly, Country Manager PT Geographe Energy Indonesia. Pada kata sambutannya, Pak Irham menyatakan kegiatan Employee Gathering ini menjadi momentum yang luar biasa khususnya bagi karyawan PT GEI untuk lebih bersemangat menjalin kerjasama dan kekompakan sebagai satu tim untuk mencapai target yang ditetapkan, apalagi sejak menjadi bagian dari keluarga besar Cameron Group, tentu saja diharapkan effort serta usaha lebih keras sebagai salah satu bagian industri pemasok Oil & gas terkemuka didunia.
Pada kesempatan tersebut juga dibagikan door prize bagi seluruh peserta yang dibagikan secara merata dengan bentuk hadiah bervariasi, mulai dari handphone hingga Panci Kukus. Selain itu dilaksanakan juga prosesi penyerahan ID Card baru karyawan secara simbolis dari Pak Irham ke Pak Edwin sebagai Manager Operasi Perusahaan. ID Card ini sudah terpampang logo Cameron dan nama serta nomor karyawan di bagian depannya sementara dibagian belakang tetap tertulis PT Geographe Energy Indonesia.
Setelah itu diumumkan Grup terbaik dengan perolehan angka tertinggi pada Outbound pagi tadi dan diraih oleh Grup Merah. Kesembilan orang peserta grup Merah yang dipimpin oleh Ketua Regu, Yola Tobing, sangat gembira menerima hadiah paket spesial dari Bali Zoo. Tidak hanya itu, juga ada anugerah hadiah untuk Best Dancer atau Penari terbaik yang mendampingi penari Bali pada acara outbound dan pemenangnya jatuh kepada Pak Paul Bowker, Expatriat kami yang memang jago menari. Setelah menerima hadiah, Pak Paul sempat memperagakan beberapa gerakan atraktifnya saat menari Bali.
Selain pengundian Door Prize, acara yang cukup seru adalah pertandingan menyanyi antar grup memperebutkan hadiah pertama dan kedua. Grup kami (Hijau) menyanyikan lagu “Separuh Nafas”
dari Dewa 19 dengan vokalis Pak Irham dan Pak Wishnu. Irama yang menghentak dari lagu ini membuat semua anggota grup memberikan support dengan bergerak secara aktif. Grup yang lain juga tak mau kalah. mereka ikut menyanyikan lagu dengan ceria. Yang beruntung meraih juara dalam lomba ini adalah grup biru dan grup kami mendapatkan juara kedua dengan perolehan angka tipis.
Saya juga sempat mendendangkan lagu andalan saya,”My Way” dengan diiringi oleh sang event Director PT Gondwa Pak Faisal Mahbub. Lumayanlah, saya masih bisa ikut menjajal kebolehan dalam soal tarik suara pada acara ini. Beberapa penyanyi dadakan dari PT GEI turut naik keatas pentas untuk bernyanyi. Ternyata ada begitu banyak bakat terpendam teman-teman dalam soal bernyanyi.
Menjelang acara berakhir, diiringi petikan gitar Pak Umbu Djoka Jawakoda dan denting alunan suara organ dari Pak Irham, kami semua bersama-sama menyanyikan lagu kemesraan dengan kompak dan padu. Keharuan terasa menyesak di dada saat kami secara serempak bernyanyi: “Kemesraan ini Janganlah cepat berlalu….” Rangkaian acara malam hiburan berakhir pukul 22.30 WITA. Saya masih sempat berjalan-jalan menikmati malam sebentar hingga ke pesisir Pantai Kuta didepan Hard Rock Cafe yang berjarak hanya 300 meter dari hotel bersama 2 orang kawan, Andi dan Ucok, lalu mampir sejenak minum teh dan makan kentang goreng di restorant McDonalds. Saya kembali ke kamar hotel pukul 24.00 dan langsung pulas tertidur.
Pagi harinya, saya menyempatkan diri berbelanja pakaian di Joger, Pabrik Kata-Kata. Ternyata tidak terlalu jauh jaraknya dari hotel Melasti. Setelah membeli beberapa kaos khas Bali tersebut, saya kembali ke hotel dan bersiap untuk check-out jam 11 WITA. Bis kami menunggu sejak pukul 10.30 WITA, setelah check out kami ramai-ramai menuju pusat oleh-oleh Krisna. Disana kami menyempatkan diri berbelanja oleh-oleh khas Bali selama kurang lebih satu jam.
Dari Krisna, kami langsung menuju kawasan budaya Garuda Wishnu Kencana (GWK) untuk makan siang di Restorant Jendela Bali dan jalan-jalan. Kami mesti menanjak ke atas bukit tempat kawasan tersebut berada. Sempat bis kami mogok di jalan, namun untunglah bisa segera teratasi. Kami tiba di restoran Jendela Bali di kawasan GWK dan menyaksikan pemandangan indah Bali dari ketinggian. Sungguh indah. Cuaca cukup bersahabat, sehingga ditengah suasana terik menyengat, pemandangan ibukota pulau Dewata itu terlihat sangat menakjubkan di kejauhan.
Setelah makan siang dan prosesi tukar menukar cenderamata dengan perwakilan PT Gondewa, kami diberi tiket untuk masuk ke kawasan GWK. Seperti dikutip dari Wikipedia Indonesia,
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya,Garuda, setinggi 12 meter.[1]
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.[1]
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.
Saya begitu menikmati pengalaman berjalan-jalan di kawasan budaya ini. Apalagi saya begitu terpesona menyaksikan patung Garuda Wishnu, yang konon menurut tautan ini: Patung tersebut diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.
Pukul 14.30 setelah puas berjalan-jalan di Kawasan GWK, rombongan kamipun berangkat ke airport. Pesawat saya akan berangkat pukul 16.45 dengan Lion Air JT 15 menuju Jakarta. Sungguh merupakan pengalaman yang sangat berkesan buat saya–yang baru pertama kali ke Bali–menikmati sajian pemandangan indah,atraksi budaya dan eksotisme pulau dewata yang terkenal ini. Moga-moga saya memiliki kesempatan kembali kesana, bersama keluarga menikmati liburan.
Jalan-jalan ke Bali selalu menyenangkan
semakin kita mengelilingi bali, maka akan banyak segudang cerita yang kita temukan.
salam
Omjay
mantap postinganya mas
To Panitia …
Next trip bisa dicoba dengan paket2 dari kami Smart Holiday, tour maupun outbound (Fun Games / Family Gathering / Amazing Race) …
Monggo, kita di Solo ada, Jogja ada, Jakarta ada …
call me sir … adhi (smartholidayjkt03@gmail.com)