MERIAH, ACARA TASYAKURAN KHITANAN RIZKY

Sabtu (14/4) minggu lalu merupakan puncak dari segala kerepotan kami sekeluarga menyiapkan acara syukuran khitanan putra sulung saya, Muh.Rizky Aulia Gobel. Dukungan kedua orang tua serta adik saya, Yayu yang datang rombongan bersama anak-anaknya (Yusril, Yayan dan Fanny) ke Cikarang seminggu sebelum acara, membuat saya dan istri semakin bersemangat mempersiapkan hajatan besar yang baru pertama kali diadakan oleh keluarga kami ini. Untunglah, semuanya berjalan lancar dan sukses.
Dua bulan lalu, sejak hati saya dan isteri galau gara-gara Rizky dengan keberanian yang tak terduga, menetapkan sendiri tanggal penyunatannya di kalender (baca disini) kami berbincang secara intens bagaimana mengupayakan untuk melaksanakan acara syukuran khitanan secara sederhana dengan mengundang sahabat, tetangga dan keluarga dekat. Bagi kami, “keberanian” khitan Rizky ini layak dirayakan selain itu tentu saja acara syukuran tersebut diniatkan kelak akan menjadi ajang silaturrahmi yang hangat,antar keluarga, sahabat serta tetangga. Kendala yang paling utama tentu saja adalah dana. Alhasil, kamipun kembali galau bahkan sempat punya rencana untuk membatalkan acara ini.
Akhir Maret saya mendapatkan kabar bahagia dari kantor karena mendapatkan bonus tahunan. Dalam hati saya terpekik riang. Tak salah jika dulu saya memilihkan nama “Rizky” untuk putra sulung yang kami nanti 3 tahun seusai pernikahan tahun 1999 ini. Berkah dan Rezeki bonus tahunan ini kemudian menjadi modal tambahan yang “sesuwatu banget” untuk penyelenggaraan acara syukuran khitanan Rizky yang akhirnya kami alokasikan tanggal 14 April 2012.
Ternyata mempersiapkan hajatan ini butuh upaya dan konsentrasi luar biasa. Mulai dari mengurus Undangan, Catering, Souvenir untuk tamu, Tenda dan Kursi serta berbagai pernak-pernik yang diperlukan. Saya dan istri memutar otak menyelesaikan semua masalah dengan menyesuaikan budget yang kami miliki. Disini, saya betul-betul belajar untuk pertama kalinya bagaimana mengelola dan mempersiapkan sebuah hajatan yang melibatkan banyak undangan.
Seminggu sebelum acara, semuanya beres. Namun, setelah kedatangan kedua orangtua saya dari Makassar, ternyata masih banyak yang belum siap. Mulai dari “singgasana” Rizky untuk duduk, hingga tambahan makanan khas ala Gorontalo sebagai hidangan “selingan”. Untunglah kami bisa bergerak cepat dan menuntaskan apa yang tertinggal. Termasuk pelaksanaan acara pra-hajatan tanggal 10 April 2012. Alhamdulillah, rencana kami melaksanakan pengajian sebelum acara syukuran khitanan ini juga berjalan mulus.
Jum’at malam (13/4), saya bersama ayah, ibu, adik perempuan saya Yayu serta Mbak Surat, kakak ipar dari Tanjung Priok bahu membahu menyiapkan semuanya. Pemasangan tenda kami awasi hingga selesai. Malam harinya tim dari Evana Catering datang mempersiapkan meja dan peralatan pendukung. Ada 4 orang anggota Evana yang datang dan bekerja hingga pukul 24.30 malam. Sebuah kejutan datang di puncak malam.
Mendadak Iwan –suami adik saya yang bekerja di Telkom Makassar–muncul. Rupanya ia menyusul istri dan anak-anaknya untuk bergabung bersama kehebohan kami di Cikarang, dengan pesawat terakhir ke Jakarta. Betapa senangnya kami semua menyambut kedatangannya yang sama sekali tak terduga sebelumnya. Rumah kami begitu semarak dengan ramainya keluarga yang datang mendampingi.
Pagi harinya kami bangun dengan penuh semangat. Suasana rumah kami sungguh sangat berbeda dengan nuansa tenda biru plus gerbang dengan rangkaian bunga indah yang siap menerima tamu undangan. Luar biasa.
Kehebohan pagipun dimulai. Yang paling repot tentu saja adalah saat berdandan. Tidak hanya istri, ibu serta kakak ipar yang jadi “pasien” make-up tapi juga Rizky dan Alya. Dan begitulah, istri dan putri saya tercinta mengenakan busana kebaya modifikasi bernuansa muslim yang dijahit di tukang jahit langganan kami di Jl.Rusa.
Saat selesai saya berdecak kagum pada hasil dandanan yang begitu cantik pada isteri dan putri saya, Alya. Lihatlah bagaimana Alya disamping dengan gaya fotogeniknya.
Waktu berjalan terus. Dalam hati saya berharap agar cuaca cukup bersahabat dan tidak terjadi hujan deras hingga akhir acara yang kami laksanakan itu selesai. Saya melirik istri saya yang terlihat begitu tegang.
“Tenang aja Ma, semuanya akan berjalan baik-baik saja. Tidak perlu nervous begitu,” kata saya menghibur.
Istri saya tersenyum tipis.
Tepat pukul 11.00 WIB, acara dimulai. Rizky duduk di “singgasana”-nya dengan baju adat khas Pangeran Gorontalo dengan takzim. Didepannya duduk ayah saya, kakek Rizky yang siap memberikan ba’iat atau petuah kepada sang cucu. Saya dan isteri mendampingi masing-masing disebelah kanan dan kiri Rizky. Ibu saya duduk disamping kanan saya dan si bungsu Alya duduk disamping kiri ibunya. Suasana terlihat begitu khidmat dan khusyuk.
Ayah saya menyampaikan nasehat dan petuah kepada cucu tercintanya dengan suara bergetar. Saya begitu terharu. Betapa anak saya mendapatkan wejangan langsung dari sang kakek tersayang. Ini benar-benar sebuah “rezeki” buat Rizky. Pada saat mengucapkan dua kalimat syahadat, Rizky mengucapkannya dengan lancar juga ketika ia mengulang kembali Rukun Islam dan Rukun Iman. Kepada Rizky, ayah saya mengingatkan untuk tidak pernah meninggalkan sholat dan kewajiban-kewajiban agama yang sudah ditetapkan. ‘Setelah menjalani prosesi khitanan, Rizky hendaknya meningkatkan perilakunya menjadi lebih baik dari sebelumnya, makin rajin membantu orang tua, patuh kepada ibu guru, sopan dalam bersikap serta memegang teguh norma-norma agama Islam,” kata ayah saya menegaskan.
Acara Khitanan Rizky berlangsung meriah. Sekitar 300-an orang undangan yang hadir mengucapkan selamat kepada sang “pengantin sunat” ini. Mulai dari keluarga dekat (paman, tante maupun sepupu), tetangga, kawan kantor, kawan alumni UNHAS hingga teman-teman blogger Bekasi serta mailing list Cikarang Baru plus Club Sepeda Cikarang Baru Cycling datang menghadiri hajatan kami ini. Bahkan hingga acara usai pukul 14.00 siang masih banyak datang sejumlah tamu ke rumah kami.
Kami sangat bersyukur hajatan yang (cukup besar) pertama kali kami laksanakan ini berjalan lancar dan sukses. Terimakasih sebesar-besarnya atas kehadiran tamu undangan serta doa-doa yang tercurah kepada putra sulung kami, Muh.Rizky Aulia Gobel agar menjadi anak yang sholeh, tabah, tegar, kuat, dan tawakkal dalam menjalani hidup dan kehidupannya dimasa yang akan datang.
Catatan:
Foto-foto lain bisa lihat di Halaman Facebook saya















ayah bunda berbinar mata, karena Rizky sudah besar…. sunatan sudah dilakukan… kerabat saudara dari jauh semua berkumpul suka rela… nikmat apa lagi yg diingkari dari NYA..? sama sekali tidak ada….
Sayangnya tdk bisa mengucapkan selamat langsung pada rizky, tapi masih bisa baca kemeriahan acara di sini.
selamat rizky, selamat jg mas amril sekeluarga…jd pengen bkn acara syukuran untuk khitanannya sean nih…^^
selamat yah buat rizky
semoga lancar di khitanannya. salam kenal
Pingback: SURAT CINTA TERBUKA UNTUK ISTRIKU (Refleksi 13 Tahun Usia Pernikahan) / Catatan Dari Hati
Ikut senang dan bisa merasakan kemeriahan sunatan Rizky meski tak bisa hadir ke Cikarang. selamat ya Rizky, semoga jadi Muslim yang sempurna!