Saya akhirnya memenuhi keinginan 2 buah hati tercinta untuk menonton film ini, Sabtu (26/1) di XXI Mall Lippo Cikarang. Mereka penasaran melihat aksi 3 sekawan mengungkap misteri hantu setelah menonton iklannya di Televisi.
Film ini mengangkat cerita 3 orang siswa Sekolah Dasar, Jo (Dandy Rainaldy), Flo (Stefhani Zamora Husen) dan Zee (Rizky Black) yang memiliki latar belakang sosial serta karakter yang berbeda-beda. Mereka disatukan oleh hasrat dan rasa penasaran tentang misteri keberadaan mahluk-mahluk supernatural.
Obsesi ini timbul ketika Jo yang memang hobi menonton film-film horor merasa tertantang untuk menyusuri keberadaan hantu yang dianggapnya hanyalah merupakan imajinasi belaka. Flo yang meski terlihat cuek namun diam-diam memiliki minat serupa dengan Jo.
Berbeda dengan kedua rekannya, Zee yang merupakan anak dari seorang buruh cuci (diperankan oleh Tike Priyatnakusumah) selalu dikejar rasa takut terutama ketika membahas hal-hal yang terkait dengan dunia hantu.Tak ayal ia pun kerapkali menjadi bahan godaan teman-temannya.
Saat itu tiba ketika mereka yang tergabung dalam organisasi kepramukaan disekolah berencana melakukan kegiatan perkemahan di kawasan Jatinangor. Sebagai langkah “pemanasan” menjelang pelaksanaan acara perkemahan tersebut, Jo mengajak Flo dan Zee untuk latihan berkemah di sebuah desa tempat pembantu Jo bermukim. Seperti biasa, Zee yang menolak mentah-mentah usulan tersebut. Meski akhirnya ia ikut dalam petualangan tersebut, ketiga sahabat ini mendapatkan pengalaman seru dan luar biasa dalam mengungkap misteri hantu di rumah tua yang penghuninya konon tewas dalam sebuah perampokan 25 tahun silam.
Film ini mengeksplorasi interaksi antara ketiga sahabat dalam bingkai petualangan seru membuktikan keberadaan hantu di rumah tua. Film berdurasi 116 menit dan disutradarai oleh Ivan Alvameiz (yang juga menuliskan naskah ceritanya) menyajikan cerita dengan alur yang sederhana dan cenderung “standar”. Meskipun begitu aksi horor yang disajikan relatif tidak sampai membuat kedua anak saya menjerit ketakutan karena diramu sedemikian rupa hingga terlihat tak terlalu mengerikan. Pada beberapa adegan malah membuat saya dan istri tertawa karena aksi sang hantu terlihat lebih terasa menggelikan daripada mengerikan.
Aplikasi teknologi digital virtual yang digunakan oleh anak-anak dalam film ini merepresentasikan betapa tinggi kemampuan anak-anak masa kini dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Saya cukup takjub menyaksikan kecanggihan percakapan Jo dan Flo atau Jo bersama kedua orang tuanya melalui virtual chat di perangkat tablet atau laptop masing-masing.
Ketiga pemeran film ini juga mampu dengan baik mengartikulasikan setiap adegan yang diperankannya. Dukungan sejumlah artis senior seperti Rizky Hanggono, Virnie Ismail, Tike Priyatnakusumah sampai penampilan spesial Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf juga sangat membantu dalam mendukung film “Tiga Sekawan”. Saya dan keluarga sangat terhibur dan puas menyaksikan film ini.
erjalanan kami para peserta Cultural Trip Potret Mahakarya Indonesia terus berlanjut. Setelah makan siang di Bebek Songkem Bangkalan, bis yang kami tumpangi terus melaju menuju Tanjung Bumi. Sambil duduk di ...
ari Jum'at (5/4) suasana workshop kantor saya, PT Cameron Services International terlihat begitu semarak. Sebuah panggung sederhana dengan latar spanduk bertuliskan "Congratulation, 1500 Days Without Recordable Incident" terpacak indah sementara ...
oto ini saya ambil dengan kamera saku jadul Canon Power Shoot A60 saya, hari Jum'at sore (24/02) saat rombongan kami Employee Gathering PT Geographe Energy Indonesia makan malam di Pantai ...
ari Sabtu (26/9) saya berkesempatan hadir sebagai peserta dalam acara Pesta Wirausaha Bekasi 2015 (PWB2015) yang dilaksanakan di gedung UKM Center Cikarang Techno Park Kawasan Industri Hyundai Lippo Cikarang oleh ...
ari Minggu siang, 31 Januari 2016 akhirnya niat saya untuk menonton film "Ketika Mas Gagah Pergi" (KMGP) kesampaian juga. Bersama keluarga tercinta saya menyaksikan film yang diangkat dari karya cerpen legendaris ...
aat berkunjung ke Gorontalo bulan lalu, saya menyempatkan diri untuk berziarah ke makam keluarga Gobel (Hubulo) di Kabupaten Tapa Gorontalo. Di kompleks Makam keluarga yang terletak diatas bukit dengan pepohonan ...
ari ini, keharuan terasa menyeruak di hati saya. Betapa tidak, setelah "pingsan" sejak Desember 2008, Majalah Online Blogfam akhir "siuman" dan terbit dengan format baru, hari ini, Minggu 12 Februari 2012.
Saya ...
enang sekali rasanya mendapat kesempatan eksklusif "mencicipi" smartphone Kata i4. Saat pertama kali tiba di genggaman, saya tak sabar untuk segera membuka kemasan gadget anyar seberat 161 gram ini. Ketika ...
Kaki-kaki Jembatan Ampera yang kokoh menghunjam
pada dasar batang sungai anggun mengalir, seakan bertutur
tentang kisah-kisah yang berlalu dari musim ke musim,
tentang cinta, harapan, impian, juga kehilangan
Dan di tepian Musi, mengenangmu bersama ...
ni bukanlah saat pertama saya dan keluarga merayakan lebaran di Cikarang.
Seingat saya, sudah 3 kali saya melewatkan masa-masa Idul Fitri di rumah sederhana kami di Kota Jababeka, Perumahan Cikarang Baru. ...
ni adalah sebuah event yang ditunggu-tunggu warga sekitar kami di perumahan Cikarang Baru tepatnya di jalan Antilop V Blok H3 & I1. Setelah sebelumnya hanya bersifat wacana belaka di lingkungan ...
emberitahuan itu datang tak terduga di Jum'at siang, 18 Maret 2016.
Meski terus terang, sebenarnya saya sudah mempersiapkan fisik maupun mental menerima segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi dengan mengamati situasi ...
pa hubungannya antara kopdar mailing list & pemilu presiden 2014? Semuanya terjawab pada hari Rabu,9 Juli 2014. Pada hari yang bersejarah tersebut, segenap rakyat Indonesia menunaikan hak konstitusionalnya memilih calon ...
ari Kamis, 10 April 2014 yang kebetulan juga bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Perkawinan saya ke-15, saya menghadiri undangan peresmian wahana baru"Ice Age" di Dunia Fantasy Ancol. Bersama sejumlah rekan ...