PUISI : HUJAN, KENANGAN DAN TEPIAN ANGAN-ANGAN

Rintik hujan pagi ini membasuh luka yang terlihat samar dibalik halimun

Dan entah, janji yang sejatinya akan kutunaikan, terpuruk lunglai di rerumputan

Tak berdaya, bersama senarai kisah kita yang terbang melayang bersama angin

Lenyap, menyisakan jelaga di tepian angan-angan

“Adalah tak tepat,” katamu selalu,”memaknai perjalanan dengan senyum, sementara

relief keheningan menikam perih di sekujur jiwa yang letih”

Kenangan memang tak pernah bisa berdamai dengan harapan

Narasi indah yang kau tuang di selarik sajak pada secarik kertas usang

Adalah ironi yang menyesakkan, ketika angkara menguasai dan aksara jadi luluh makna

Dan menangani kesendirian dalam gumam sedih yang lirih

kerapkali jadi bagian romantika muram atau justru

apologi semu atas kegagalan kita merefleksi diri

bahkan malah kesombongan kita menyikapi impian

“Kerinduan,”tuturmu gundah, “akan menemukan ujung jalannya sendiri, dalam riuh suasana atau senyap gulita

dan biarlah derai hujan utuh membasahinya,

karena kita tak akan menyisakan ruang untuk dusta

Cikarang,4012013

Foto koleksi : Yusnawir Yusuf

 

Related Posts
PUISI: DI BANDARA INI
Waktu seakan berhenti berdetak Saat menemukan kembali bayangmu Memantul indah pada kaca kaca jendela besar dan bertahta di langit langit tinggi bandara ini Rekaman kenangan berkelebat cepat dalam benak Tentang rindu yg tak sempat tertunaikan, ...
Posting Terkait
PUISI : RESIDU RINDU
Ketika harapan tak terjelmakan dan ilusi tentangmu hanyalah bagian dari noktah kecil yang bersinar redup di langit malam, maka segala impian yang telah kita bangun mendadak sirna diterpa angin sementara kerlip kunang-kunang tetap tak ...
Posting Terkait
MUSIKALISASI PUISI MELALUI APLIKASI SUNO.AI
Perkembangan zaman saat ini begitu luar biasa. Termasuk teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence/AI). Sudah lama saya berharap bisa mentransformasikan puisi-puisi yang pernah saya buat menjadi lagu dengan melodi yang indah. Dan ...
Posting Terkait
PUISI : MENTARI MERAH JAMBU DI MATAMU
Pelangi yang menjemputmu pulang seperti gadis mungil berpita jingga yang berlari kecil menggandeng tanganmu dengan senyum riang dan tak henti memandang mentari merah jambu yang berpijar dari lembut matamu Namun saat kau menganggap setiap larik warnanya tak ...
Posting Terkait
VIDEO PUISI, SEBUAH EKSPERIMEN BARU
einginan saya untuk membuat musikalisasi puisi-puisi yang pernah saya tulis masih tetap membara dalam hati meskipun hingga saat ini masih belum jua terwujud. Sebuah ide mendadak terbit di benak seusai ...
Posting Terkait
PUISI : WAKTU YANG BERDERAK RIUH BERSAMAKU
Ada begitu banyak jejak terpacak yang tertinggal di belakang Bersama berjuta kenangan, kisah-kisah lama dan deretan musim yang luruh dengan serpihan hikmah dan kiprah Meniti segalanya ibarat mengarungi petualangan dengan ujung yang kadang ...
Posting Terkait
PUISI : JALAN PULANG MENUJUMU
Kelam yang dibekap gerimis senja tadi kini membayang jelas di bening matamu menorehkan luka, sepi, hampa, resah, dan rindu yang retak juga mimpi yang terbelah Pada genangan sisa hujan di jalan ada kenangan memantul cemerlang juga seiris ...
Posting Terkait
PUISI : MENGENANG NAMAMU PADA LIRIH DESAU ANGIN
  Dalam banyak kisah, kita selalu percaya bahagia selalu ada di penghujung hilirnya sementara duka dan tangis hanyalah ornamen pelengkap yang kerap melekat ringkih di sepanjang perjalanan lalu akan luruh satu-satu meninggalkan jejak kelam dibelakang Saat ...
Posting Terkait
PUISI : PADA GENANGAN KELAM, PADA RATAP YANG TERDEKAP
Deras Hujan yang datang malam ini seperti kidung melankolis yang datang membuai perlahan tapi juga mengusung ketakutan tak terkatakan Kita menyaksikannya dengan tatap nanar sembari mendekap erat ratap yang tak terungkap Pada genangan kelam yang ...
Posting Terkait
Kaca-kaca bening di Wisma Atria  seperti memantulkan wajahmu perlahan luruh bersama cahaya senja  yang turun dengan enggan Pada kaki Mall Isetan dan Lucky Plaza sementara hiruk pikuk pejalan kaki yang berseliweran  pada pundak Orchard dari dua ...
Posting Terkait
Dibawah ini, saya mencoba mendokumentasikan dan menayangkan ulang sejumlah puisi-puisi lama saya yang pernah di muat di suratkabar di Makassar, 17 tahun silam: IRAMA HATI Kususuri jejak-jejak cinta kita Udara terluka, tembok-tembok ...
Posting Terkait
PUISI : PADA SENJA YANG TERMANGU
Pada senja yang termangu Kita menyaksikan mentari rebah di pelupuk cakrawala yang redup mengatup hari Dan camar terbang dengan sayap ringkih memekik pilu di langit merah seakan mewakili setiap kehilangan yang terurai perlahan bersama ...
Posting Terkait
PUISI CINTA UNTUK ISTRIKU PADA 25 TAHUN USIA PERNIKAHAN
Istriku sayang, Kita telah mengayuh biduk ini, melewati hujan badai dan terjangan ganas ombak samudera dengan tegar selama seperempat abad lamanya Kita paham, bahwa kehidupan yang kita lalui tak selalu berjalan mulus Harapan sederhana yang ...
Posting Terkait
PUISI : MENGHAYATI BENING NUANSAMU
Adakah kerlip bintang di langit dan spektrum cahayanya yang berkilau menerangi jernih bola matamu adalah tanda harapan masih terbersit disana? Setelah luka kehilangan itu perlahan pudar jejaknya dan kita kembali mengais-ngais remah-remah kenangan yang tersisa lalu menyatukannya kembali ...
Posting Terkait
PUISI : ILUSI DALAM JEMARI
Bentang Lazuardi petang ini, seperti mengirim pesan untuk kita Pilu yang sempat kau tambatkan di dermaga jiwa, adalah jejak suram kenangan yang selayaknya tak perlu ada Bahwa keniscayaan kita menggapai mimpi yang absurd, ...
Posting Terkait
PUISI : MEMBENAMKAN LARA PADA SUNGAI KERINDUAN
Kerapkali, kamu menganggap setiap noktah cahaya bintang di langit yang berpendar cemerlang, adalah bagian dari serpih kebahagiaan yang menguap ke langit "Setidaknya, aku bisa menyaksikan rasa yang hilang itu disana, menikmatinya dan ...
Posting Terkait
PUISI: DI BANDARA INI
PUISI : RESIDU RINDU
MUSIKALISASI PUISI MELALUI APLIKASI SUNO.AI
PUISI : MENTARI MERAH JAMBU DI MATAMU
VIDEO PUISI, SEBUAH EKSPERIMEN BARU
PUISI : WAKTU YANG BERDERAK RIUH BERSAMAKU
PUISI : JALAN PULANG MENUJUMU
PUISI : MENGENANG NAMAMU PADA LIRIH DESAU ANGIN
PUISI : PADA GENANGAN KELAM, PADA RATAP YANG
PUISI : TERMANGU DI PUNDAK ORCHARD
PUISI-PUISI DARI MASA LALU
PUISI : PADA SENJA YANG TERMANGU
PUISI CINTA UNTUK ISTRIKU PADA 25 TAHUN USIA
PUISI : MENGHAYATI BENING NUANSAMU
PUISI : ILUSI DALAM JEMARI
PUISI : MEMBENAMKAN LARA PADA SUNGAI KERINDUAN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.