ABFI 2013 (4) : KESAN INDAH DI KERATON SURAKARTA MENUTUP RANGKAIAN PERHELATAN
Pagi itu sebagian besar peserta menikmati Minggu yang ceria di Solo dengan ikut bersama Kereta Uap Jaladhara (Sepur Kluthuk) yang menembus area Car Free Day. Sejak pagi, teman-teman peserta ABFI sudah bersiap-siap dan menikmati sensasi naik kereta uap kuno tersebut berkeliling kota Solo. Untuk mengakomodir keinginan teman-teman blogger maka acara dilakukan penyesuaian yakni rencana ke Museum Batik Danarhadi dibatalkan serta tidak semua peserta bisa berkunjung ke Pasar Batik Laweyan mengingat keterbatasan waktu untuk menghadiri acara penutupan ABFI 2013 di Keraton Kasunanan Surakarta.
Dari Hotel Kusuma Sahid Prince saya ikut bersama rombongan peserta naik bis menuju ke lokasi Keraton Kasunanan Surakarta. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi. Sebelumnya kami menjemput dulu rombongan peserta lainnya di tempat stasiun pemberhentian terakhir Sepur Kluthuk Jaladara. Terlihat wajah-wajah puas dan senang dari para peserta yang baru saja menikmati perjalanan kereta uap keliling kota itu ketika naik ke atas bis. “Senang bangeet, keliling kota dengan kereta tua ini, pengalaman yang luar biasa!”
tutur seorang blogger sembari membasuh keringat di dahinya.
Saat memasuki area Keraton Kasunanan Surakarta, saya terkagum-kagum pada arsitektur bangunan art deco dengan paduan ukiran tradisional Jawa yang terlihat pada bagian depan. Seperti diungkapkan pada situs Wikipedia Indonesia:
Keraton Surakarta atau lengkapnya dalam bahasa Jawa disebut Karaton Surakarta Hadiningrat adalah istana Kasunanan Surakarta. Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743. Istana terakhir Kerajaan Mataram didirikan di desa Sala (Solo), sebuah pelabuhan kecil di tepi barat Bengawan (sungai) Beton/Sala. Setelah resmi istana Kerajaan Mataram selesai dibangun, nama desa itu diubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Istana ini pula menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan Kerajaan Mataram oleh Sunan PB II kepadaVOC pada tahun 1749. Setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755, keraton ini kemudian dijadikan istana resmi bagi Kasunanan Surakarta. Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Solo. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kasunanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa tradisional yang terbaik.
Rombongan kami kemudian memasuki area Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang asri dan sarat dengan nilai budaya ini. Kami memasuki sebuah aula luas yang konon hanya diperuntukkan untuk acara-acara khusus saja, dan kali ini kami, para blogger, seakan mendapatkan kehormatan disambut di aula besar ini. Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi menyongsong dengan ramah kehadiran kami semua dan menanyakan asal dari mana. Beliau menyalami saya sambil tersenyum dan saya mengucapkan terimakasih bahwa teman-teman peserta ASEAN Blogger Festival berkesempatan secara eksklusif mengunjungi Keraton Kasunanan.
Saya menyaksikan sekeliling aula megah ini begitu indah dengan ukiran-ukiran tradisional yang memukau. Saya melihat pula sebuah tiang besar yang diberikan kembang dibagian alasnya dan sempat bertanya-tanya dalam hati karena tiang-tiang lainnya tidak seperti itu (diberikan kembang di alasnya). Dari keterangan yang saya peroleh, tiang tersebut memiliki sejarah tersendiri karena konon ketika aula besar ini dibangun, secara ajaib kayu gelondongan yang kemudian dipakai untuk membuat tiang ini datang sendiri ke lokasi entah dari mana asalnya.
Acara dimulai dengan kata sambutan dari Ketua Panitia ABFI 2013 mas Novianto. Dalam kata sambutannya beliau menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak Kasunanan Surakarta yang berkenan menjadi tuan rumah dalam penutupan event berskala internasional ASEAN Blogger Festival 2013 yang diikuti oleh kurang lebih 300 orang peserta. “Penutupan di Keraton Surakarta ini bermakna penting karena sangat terkait dengan tema ABFI 2013 yang mengangkat tentang tema mengangkat kembali warisan kebudayaan sebagai khasanah menjalin kebersamaan antar negara di ASEAN menyongsong Komunitas ASEAN 2015,” kata mas Novianto dengan wajah sumringah
Setelah itu tampil Putri PB XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, GKR Koes Murtiyah atau akrab disapa Gusti Moeng memberikan kata sambutan. Beliau menyatakan rasa gembira dan bangga atas kehadiran para blogger di Keraton Surakarta Hadiningrat. “Kami sangat mengapresiasi niat para peserta ASEAN Blogger Festival 2013 untuk menutup rangkaian acara di Keraton. Tidak hanya sebagai cagar budaya, Keraton Surakarta ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Olehnya itu momentum ini selayaknya dimanfaatkan tidak hanya sebagai ajang silaturrahmi namun juga sebagai sosialisasi eksistensi Keraton Surakarta Hadiningrat lewat tulisan-tulisan diblog peserta,”kata Gusti Moeng. Terkait hal tersebut, pihak Keraton dikesempatan ini membuka lomba blog tentang Keraton Surakarta dan menyediakan hadiah bagi 10 orang pemenang.
Setelah itu tampil tarian “Srimpi Moncar” yang menampilkan 4 orang penari wanita. Tarian ini juga disebut sebagai tarian prosesi selamat datang untuk para tamu yang hadir di Keraton Surakarta Hadiningrat. Dengan gerakan yang indah dan luwes, keempat penari ini menampilkan pesona yang luarbiasa.
Setelah itu tampil Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Bapak I Gusti Agung Wesaka Puja menyampaikan kata sambutan. Sebelum menutup rangkaian acara ASEAN Blogger Festival, beliau menyatakan salut dan bangga atas penyelenggaraan acara di Solo ini yang telah memberikan kontribusi positif tidak hanya pada upaya sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 namun juga menjadi bagian dari usaha strategis melestarikan warisan budaya bangsa dimana Solo terkenal memiliki kekayaan budaya yang tinggi dan beragam. “Blogger yang hadir disini akan memberitakan kepada dunia, bagaimana acara ABFI 2013, bagaimana Solo, bagaimana kekayaan warisan budaya disini dan akhirnya bagaimana kita, sebagai bangsa melestarikan kekayaan sejarah dan budaya tersebut secara arif dan bijaksana,” kata beliau bersemangat.
Sebagai ungkapan rasa terimakasih, saya sebagai Vice President ASEAN Blogger chapter Indonesia menyerahkan kenang-kenangan berupa kaos ASEAN Blogger Festival kepada Pak I Gusti Agung Wesaka Puja sebagai mitra strategis yang telah mendukung acara ini, sementara itu disaat yang sama, mas Novianto selaku Ketua Panitia memberikan cinderamata yang sama kepada ibu Gusti Moeng.
Penutupan ABFI 2013 kian meriah dengan pementasan tari Gatutkaca Dadung Awuk menggambarkan cerita peperangan antara Gatotkaca melawan raksasa penunggu hutan Dadung Awuk. Dimainkan oleh 2 penari lelaki yang lincah dan gagah, tarian ini begitu dinamis dan memukau hadirin. Setelah itu dilakukan pembagian hadiah kepada para pemenang lomba twitter selama 3 hari penyelenggaraan berturut-turut, yang disponsori masing-masing dari hari pertama sampai ketiga oleh Telkom Indonesia, XL Axiata dan Garuda Indonesia. Kami kemudian menikmati hidangan makan siang yang disiapkan oleh pihak Keraton Kasunanan Surakarta. Setelah itu rombongan mengakhiri rangkaian ASEAN Blogger Festival di Solo dengan berfoto bersama dihalaman Keraton.
Saya melewatkan sesi penutupan karena harus mengejar kereta pulang jam 11 pagi. :((
trims Bang, artikel ini menambah catatabku yang tercecer karena harus duduk agak belakang, soalnya terlambat datang karena salah masuk pintu gerbang keraton…… salam blogger ASEAN
Pingback: ABFI 2013 SOLO (4): Kesan Indah di Keraton Surakarta Menutup Rangkaian Perhelatan | ASEAN Blogger Festival 2013
terkesan dengan foto baren-baren Bang, Sewaktu di acara ABFI, sesama peserta saling kenal spontan, nah sekarang sudah lewat satu tahun lebih, “ooh ini tho, yg ikut ABFI kemarin” dan macam-macam kesannya…
Jadi punya ide Bang, misalnya foto rame2 itu dimunculkan kembali di Grup FB ABFI, terus tanya satu2, foto ini siapa? yg sebelah kiri atau kanan siapa? dan pertanyaan2 lainnya, kayaknya pada surprised, soalnya kan sudah satu tahun lewat 🙂
Saya belum pernah ke Keraton Surakarta. Apakah keraton terbuka untuk umum?