KISAH PERJALANAN KE PERTH (2) : CAMAR YANG GENIT DI SISI DERMAGA FREMANTLE

DSCN6264 (1)

Hari Rabu (28/8) kami berkesempatan untuk mengunjungi Fremantle. Hari itu, training kami memang hanya setengah hari saja, sehingga kami memanfaatkan waktu berjalan-jalan menuju kota kecil yang berjarak 19 kilometer arah barat daya Perth tersebut. Setelah meletakkan tas di hotel, pukul 13.30 siang, kami bergegas menuju stasiun kereta dengan taksi. Setelah membeli tiket seharga AUD 4,2/orang kami kemudian naik kereta yang berangkat ke tujuan setiap limabelas menit. Di gate 7, kereta yang kami tunggu akhirnya tiba.

Kereta yang kami tumpangi sungguh nyaman. Perjalanan menuju ke Fremantle dari Perth ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit dengan berhenti di sejumlah stasiun kecil. Cuaca cerah namun hembusan angin dingin menyergap saat kami keluar stasiun Fremantle. Perut kami “berbunyi” minta “diisi”. Saat itu, kami memang belum makan siang. “Kita ke Cicerello Fish & Chips yuuk,” ajak Weny dan langsung di-amin-i oleh kami semua. Kami lalu berjalan menyusuri belakang stasiun kereta Fremantle dan tertarik menyaksikan hamparan laut luas yang membentang dengan warna kontras biru langit yang cerah.Dengan mengandalkan GPS dari smartphone Irfan,kami berjalan dengan mantap menuju lokasi. Sepanjang jalan saya berdecak kagum menyaksikan bangunan-bangunan tua yang terawat rapi sebagai bentuk komitmen pemerintah kota setempat untuk menjaga dan memelihara jejak sejarah. Kota ini juga terlihat begitu bersih dan tentu saja bebas dari kemacetan. Beberapa kali kami mengambil foto beberapa obyek yang menarik perhatian kami.

DSCN6271

Seperti yang dituturkan disini :

Fremantle merupakan kota pelabuhan. Kota berjuluk “Freo” ini berada di muara “Sungai Angsa”  (Swan River). Sebagaimana kota pelabuhan di Indonesia, aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Fremantle cukup padat.

Fremantle merupakan kota pelabuhan yang cukup tua di  Australia Barat (Western Australia). Nama Fremantle sendiri konon diberikan sebagai penghargaan kepada penemunya yakni Captain Charles  Howe Fremantle.

Captain Charles Howe Fremantle dengan kapal HMS Challenger merapat  di muara sungai  pesisir barat Australia yang kini dikenal dengan nama Swan River. Sedangkan nama Swan bermula ketika kapal itu merapat, melihat banyak angsa warna hitam berseliweran di muara sungai.

Beberapa saat setelah merapatnya HMS Challenger, Captain James Stirling pada 12 Agustus 1829 merapat di tempat yang sama dan mendapat tugas menyurusi Sungai Swan untuk mencari lokasi yang baik untuk bermukim.  Tanggal itulah kemudianoleh pemerintah setempat ditetapkan sebagai hari jadi Perth.

DSCN6291

Pelabuhan Fremantle yang dikelola oleh perusahaan milik pemerintah Australia Barat itu merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Australia Barat. Pelabuhan ini memiliki dua dermaga yakni “pelabuhan dalam ” di mulut Swan River dan “pelabuhan luar” di tepi Cockburn Sound.

Data situs resmi otoritas Pelabuhan Fremantle menyebutkan, pelabuhan ini setiap tahun menangani kegiatan bongkar muat barang sebanyak 26,2 juta ton. Barang itu meliputi biji-bijian, minyak bumi,  gas, minyak cair, alumina, pasir mineral, pupuk, komoditas curah sulfur , kendaraan, ternak, dan lainnya.

Selain untuk aktivitas bongkar muat barang, di sisi lain tersedia pula dermaga atau terminal khusus kapal penumpang. Kapal tersebut tidak melayani pelayaran jarak jauh, tapi hanya menyusuri Sungai Swan. Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara memanfaatkan fasilitas ini.

Sementara itu, dari sisi bersebelahan dengan lokasi pelabuhan, terdapat pantai berpasir putih yang eksotis. Banyak wisatawan menghabiskan waktu untuk mandi dan berjemur di pantai ini. Jarak antara pantai ini dengan Pelabuhan Fremantle hanya beberapa mil. Di tengah dua lokasi tersebut menjulur ke tengah laut bangunan berupa tumpukan batu yang berfungsi sebagai pemecah gelombang (break water).

Setelah sekitar 20 menit berjalan, kami akhirnya sampai di Cicerello Fish & Chip yang konon menjadi ikon kuliner kota ini. Restoran yang terletak di seberang sebuah lapangan berumput yang asri dan luas ini menyajikan hidangan ikan laut yang digoreng dengan tepung serta kentang goreng. Dibelakang restoran adalah dermaga dimana sejumlah kapal berlabuh. Sambil menunggu makanan selesai dimasak, kami “ngemil” biskuit untuk sekedar melerai lapar yang menghentak-hentak di perut.

DSCN6338

DSCN6315 (2)

DSCN6303

Yang menarik adalah hadirnya burung-burung Camar putih liar namun begitu “genit” mendekati kami. Mereka semakin “berani” apabila ada pengunjung yang melemparkan sisa makanan. Burung-burung ini saling berebut dan kepak-kepak sayap putih mereka terlihat berkilau ditimpa cahaya matahari petang. Tak lama kemudian, pesanan makanan kami selesai. Kami harus mengambilnya di counter khusus yang disediakan ketika “pager” (yang diberikan sesaat setelah kami membayar di kasir) berbunyi tanda bahwa makanan sudah siap.

DSCN6321

DSCN6322

DSCN6327

Saya bergegas mengambil makanan di counter, dan lagi-lagi lumayan terkejut melihat porsi besar makanan Fish & Chips seharga AUD 12 ini. Saya melihat, Erni memesan hidangan berbeda yaitu versi Fish Grill. Dengan lahap kami segera menyantap hidangan makan siang kesorean 🙂 ini. Sayang sekali, sambal yang disiapkan lagi-lagi tidak terlalu pedas sehingga membuat cita rasa masajkan Fish & Chip’s ini tidak maksimal.Tapi lumayanlah, setidaknya hidangan ini cukup membuat kenyang perut kami yang sudah berjalan kaki cukup jauh dari stasiun kereta.

DSCN6355

DSCN6369Seusai makan, kami menyempatkan diri untuk berfoto di dermaga dan ditaman kota yang asri serta rindang. Berjalan kaki dalam suasana udara sore yang sejuk di Fremantle ini sungguh menyenangkan. Deretan bangunan bernuansa gothic dan klasik dipadu dengan model bangunan moderen sungguh menyajikan pemandangan yang enak dipandang mata. Tanpa terasa kami akhirnya sampai dikawasan Fremantle Market yang merupakan pasar tertua di Australia Barat. Pasar tersebut dirancang bergaya Roma oleh arsitek HJ Eagles dan Charles Oldham. Peletakan batu pertama pembangunan pasar ini dilakukan Perdana Menteri Australia Barat Sir John Forrest pada tanggal 6 November 1897, dan kemudian mengalami beberapa kali renovasi. Pasar yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai Freo Market itu banyak dikunjungi wisatawan. Barang yang dijual disana diantaranya buah, makanan dan barang-barang lainnya. Sayang sekali, karena kunjungan kami terlalu sore, beberapa toko sudah tutup.

DSCN6379

DSCN6382

Kami kemudian terus berjalan dan menyaksikan deretan toko dan cafe sampai akhirnya sekitar pukul 17.00 “nyangkut” disebuah toko oleh-oleh bernama “Freo Souvenir”. Kami mendadak terkejut ketika disambut ramah oleh pemilik toko,”Selamat datang di toko kami, ayo..silahkan dilihat-lihat dan dibeli,” kata seorang lelaki dengan perawakan mirip orang Indonesia. “Saya juga orang Indonesia kok, asal Surabaya. Jadi jangan kaget ya. Ayo silakan dibeli, nanti saya kasih diskon,” lanjut lelaki itu dengan riang seakan mampu membaca isi pikiran kami. Tak ayal, kamipun “kalap” memborong oleh-oleh disini. Mulai dari kaos, topi, gantungan kunci, tempelan kulkas hingga beragam pernak-pernik khas Australia dijual di toko yang seharusnya sudah tutup tapi karena kedatangan kami akhirnya ditunda waktu penutupannya :). Harganya lumayan murah, saya bahkan dapat diskon AUD 4 dan bonus tas gratis.

DSCN6387

Malam menjelang di Fremantle. Kami memutuskan untuk melerai dingin dengan menghirup kopi di Cafe Dome. Saya memesan kopi kegemaran saya: Cappuccino. Sembari memeriksa jejaring sosial media kami melalui Wi-Fi yang disiapkan gratis oleh cafe, saya menyaksikan sekeliling cafe ini yang memiliki interior antik dan menarik. Pukul 20.00 malam, kami beranjak menuju stasiun kereta Fremantle dan kembali ke Perth. Sungguh sebuah pengalaman singkat namun sangat menyenangkan berkunjung ke kota ini.

(Bersambung)

 

Related Posts
KISAH PERJALANAN KE PERTH (1) : NIKMATNYA KULINER NUSANTARA DI NEGERI ORANG
enangan indah terpatri di benak saat saya kembali dari perjalanan ke Perth tadi malam (29/8). Sejak keberangkatan untuk tugas kantor ke wilayah Barat Australia ini pada tanggal 25 Agustus 2013 ...
Posting Terkait
KISAH PERJALANAN KE PERTH (3) : KINGS PARK BOTANICAL GARDEN, TAMAN KOTA YANG MEMUKAU !
amis pagi (29/8), rombongan kami sudah siap berkemas-kemas untuk check-out dari hotel. Hari ini adalah hari terakhir kami di Perth. Rencananya, sore harinya, kami akan terbang kembali ke Jakarta dengan ...
Posting Terkait
KISAH PERJALANAN KE PERTH (1) : NIKMATNYA KULINER
KISAH PERJALANAN KE PERTH (3) : KINGS PARK

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.