PUISI : PEKIK RINDU CAMAR PUTIH DI DERMAGA FREMANTLE

1185024_10151803541118486_1105236311_n

Seperti sebuah isyarat, kita telah menyaksikan langit biru mengirimkan pertanda itu

lewat pekik pilu camar yang terbang lalu hinggap di pelataran dermaga

sayap putihnya mengepak indah sembari mata tajamnya melirik piring berisi “Fish & Chip” kegemaran kita diatas meja kayu

dan paruhnya yang setengah terbuka seakan membisikkan sesuatu:

tentang khayalan yang selama ini kita genggam erat saat menyusuri jalur Cappuccino Strip

juga harapan yang menempel pada dinding-dinding kusam dan dingin gedung Fremantle Prison

serta kesaksiannya tentang kepingan kangen yang tercecer sepanjang jalan menuju Freo Market

1238916_10151803540788486_1876378131_n (1)

“Kesempatan ini,” katamu getir,”adalah saat tepat untuk menghadirkan segala impian meski dengan kenyataan yang perih, meresapinya, kemudian merelakannya menghilang dalam sunyi tak bertepi”

Pada malam ketika semuanya memang harus diakhiri

Kita mencoba berdamai dengan masa lalu dan mencatat setiap kelam

yang terpatri pada bangunan tua bernuansa kolonial antara Philmore Street hingga Clif Street

serta melarutkan segala kenangan tentang kita di sisi Fishing Boat Harbour

lalu membayangkannya mengapung hingga ombak samudera Hindia membawanya ke batas cakrawala

Seperti sebuah isyarat, kita menyaksikan camar pulang menuju senja

melayang di langit seraya memekik lantang, tentang rindu dan cinta yang sejatinya tak pernah pergi

 

Cikarang, 25 September 2013

Catatan:

Puisi ini ditulis untuk mengenang perjalanan saya ke Perth & Fremantle, Austalia bulan lalu. Baca rangkaian kisahnya disini , simak pula puisi-puisi saya lainnya disana dan miliki pula kumpulan buku puisi cinta saya “Menyesap Senyap”

 

Related Posts
SAAT SENJA, KETIKA RAMADHAN PERGI
Saat senja, ketika Ramadhan pergi Keharuan menyentak dikalbu, menyentuh nurani Seiring semburat merah jingga bertahta di rangka langit Bulan Suci beranjak perlahan, menapak dalam keheningan meninggalkan jejak-jejak cahaya hingga batas cakrawala Dan aku luruh dalam ...
Posting Terkait
PUISI : TARIAN HUJAN
Kisah yang kau rajut pada rinai tarian hujan sore ini Adalah gemerlap mimpi dan getir kesedihan yang mengalun pelan menyusuri relung hati, selasar waktu dan derap putus asa yang luruh dalam hening Hujan, katamu, ...
Posting Terkait
Dibawah ini, saya mencoba mendokumentasikan dan menayangkan ulang sejumlah puisi-puisi lama saya yang pernah di muat di suratkabar di Makassar, 17 tahun silam: IRAMA HATI Kususuri jejak-jejak cinta kita Udara terluka, tembok-tembok ...
Posting Terkait
PUISI : ILUSI DALAM JEMARI
Bentang Lazuardi petang ini, seperti mengirim pesan untuk kita Pilu yang sempat kau tambatkan di dermaga jiwa, adalah jejak suram kenangan yang selayaknya tak perlu ada Bahwa keniscayaan kita menggapai mimpi yang absurd, ...
Posting Terkait
PUISI : DESAU ANGIN DAN PEREMPUAN YANG MERINDU
gaknya, urat sejarah dan gurat kenangan yang membeku dalam ingatanmu telah membuat semuanya menjadi tak sama, seperti dulu.. laksana sebatang pohon kesunyian yang tumbuh enggan dari perih luka atau mata air pegunungan yang ...
Posting Terkait
PUISI : TENTANG CINTA, PADA TIADA
Kesaksian luka itu sudah lama kita kemas dalam senyap hati juga pada mendung langit yang kian ranum menurunkan gerimis kita menyimpan rasa itu rapat-rapat sembari menatap nanar senja turun perlahan di ufuk menghayati setiap jejak merah saga yang ...
Posting Terkait
PUISI : MENGENANGMU, PADA KELAM LANGIT DESEMBER
ita, pada suatu waktu, pernah berbincang tentang tanda-tanda tentang deras hujan yang kerap menghisap segala mimpi indahmu pada rinainya dan membiarkanmu menggigil memeluk nestapa yang tertinggal dengan nafas tersengal tentang geliat rindu yang ...
Posting Terkait
SAJAK SEORANG IBU UNTUK ALMARHUM ANAKNYA DI GAZA
Bermimpilah yang indah, anakku saat kucium keningmu dengan mata basah lalu kukalungkan selendang berkotak pada lehermu dimana serpih mortir Israel laknat itu menembusnya dan membuatmu meregang nyawa lalu menyebut nama ibu dan ayah berulang-ulang menahan rasa ...
Posting Terkait
PUISI : SEPANJANG BRAGA DAN SETERUSNYA.. (II)
emindai kembali jejakmu di sekujur tubuh Braga pada pagi ketika embun baru saja melapisi atas aspalnya dan halimun putih tipis yang melingkupi bagai sayap bidadari erat mendekap seperti melihatmu lagi tersenyum menyongsong hangat ...
Posting Terkait
PUISI : TENTANG DIA, YANG BERJARAK DENGAN RINDU PADAMU
Barangkali, kepanikan yang melanda dirimu hanyalah serupa gerhana yang melintas sekilas lalu pergi meninggalkan sebaris jelaga di hatimu bersama tangis getir disepanjang jejaknya Sementara dia, yang berjarak dengan rindu padamu tersenyum sembari membawa cahaya musim semi meninggalkan ...
Posting Terkait
PUISI: DI BANDARA INI
Waktu seakan berhenti berdetak Saat menemukan kembali bayangmu Memantul indah pada kaca kaca jendela besar dan bertahta di langit langit tinggi bandara ini Rekaman kenangan berkelebat cepat dalam benak Tentang rindu yg tak sempat tertunaikan, ...
Posting Terkait
PUISI : SEHELAI PASMINA BIRU UNTUK ISTRIKU
Kita telah lama membincang pagi dan senja, pada malam, ketika gelap meluruh pelan dari kisi-kisi jendela kamar kita dan kenangan yang telah kita rajut bersama larut dalam kelam Sehelai pasmina biru, untukmu, istriku, ...
Posting Terkait
Kaca-kaca bening di Wisma Atria  seperti memantulkan wajahmu perlahan luruh bersama cahaya senja  yang turun dengan enggan Pada kaki Mall Isetan dan Lucky Plaza sementara hiruk pikuk pejalan kaki yang berseliweran  pada pundak Orchard dari dua ...
Posting Terkait
PUISI : ELEGI DINI HARI
Sepi Malam dan Kerik Jengkerik di Beranda Adalah dendang nyanyian rindu terlukis diam-diam pada rangka langit dan bintang yang mendelik cemburu sementara embun luruh perlahan menyentuh pucuk rerumputan, kaca jendela, helai daun, juga bening mataku ...
Posting Terkait
PUISI : MENYESAP SENYAP
Selalu, aku rasa, kita akan bercakap dalam senyap Dengan bahasa langit yang hanya kita yang tahu serta menyemai setiap harap yang kerap datang mengendap lalu meresapinya ke hati dengan getir Selalu, aku rasa, kamu tersenyum disana, ...
Posting Terkait
Ya Allah, Pada Teduh MaghfirahMU Aku luluh terharu dalam sujud panjang Mengharap ampunan dan RidhaMU yang tak bertepi Pada bentang cakrawala, lengkung bianglala, bening kilau embun direrumputan bahkan pada jernih airmataku yang menitik pelan diujung sajadah di ...
Posting Terkait
SAAT SENJA, KETIKA RAMADHAN PERGI
PUISI : TARIAN HUJAN
PUISI-PUISI DARI MASA LALU
PUISI : ILUSI DALAM JEMARI
PUISI : DESAU ANGIN DAN PEREMPUAN YANG MERINDU
PUISI : TENTANG CINTA, PADA TIADA
PUISI : MENGENANGMU, PADA KELAM LANGIT DESEMBER
SAJAK SEORANG IBU UNTUK ALMARHUM ANAKNYA DI GAZA
PUISI : SEPANJANG BRAGA DAN SETERUSNYA.. (II)
PUISI : TENTANG DIA, YANG BERJARAK DENGAN RINDU
PUISI: DI BANDARA INI
PUISI : SEHELAI PASMINA BIRU UNTUK ISTRIKU
PUISI : TERMANGU DI PUNDAK ORCHARD
PUISI : ELEGI DINI HARI
PUISI : MENYESAP SENYAP
PUISI : LURUH DALAM TEDUH MAGHFIRAH-MU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.