KEHANDALAN STRATEGIS KONTEN LOKAL DALAM MENDUKUNG INDUSTRI MIGAS NASIONAL
“Dibandingkan dengan Pelatihan yang sama, yang sudah kita laksanakan beberapa kali sebelumnya, Workshop periode ini memiliki peserta paling banyak. Antusiasme peserta yang berminat ikut sangat tinggi, namun sayangnya harus dibatasi demi efektifitas pelaksanaan,”ujar Ketua Komunitas Migas Indonesia (KMI) Pak S.Herry Putranto dengan mata berbinar saat berbincang bersama saya didepan meja registrasi. Saya, yang merupakan alumni workshop tahun lalu (April 2012), diundang kembali oleh Pak Herry untuk hadir dan meliput kegiatan ini kemudian melaporkannya lewat blog seperti pernah saya lakukan sebelumnya.
Sebelum pembukaan, saya sempat berjumpa dengan Pak Wahidin, Tender Administrator pada PT National Oil Well Varco (NOV) -Downhole yang juga rekan lama saya saat masih bekerja disana hampir 3 tahun lalu. Beliau menyatakan sangat gembira mendapatkan informasi tentang pelatihan ini yang kebetulan sempat saya bagikan dan kemudian bisa ikut berpartisipasi sebagai peserta tepat sebelum kuota pendaftaran ditutup. “Sudah lama saya ingin ikut workshop seperti ini, tapi terkadang terkena kendala waktu dan kesibukan di kantor, tetapi juga informasi yang kerap kali tidak sampai. Untunglah bisa segera mendaftar dan mendapat kesempatan jadi peserta,” kata ayah satu anak ini sambil tersenyum.
Tepat pukul 08.00 pagi acara dimulai. Ketua Komunitas Migas Indonesia, S.Herry Putranto menyampaikan bahwa pelaksanaan workshop yang kali ini sudah memasuki angkatan kesepuluh kian menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan khususnya dari minat peserta yang ingin mengikuti pelatihan ini. “Indikasi tersebut setidaknya menjadi acuan bahwa keinginan untuk memahami lebih jauh aturan pengadaan barang dan jasa di industri Migas sebagaimana tercantum dalam PTK 007 Revisi II/2011 SKK Migas, semakin meningkat seiring dengan intensitas daya saing masing-masing perusahaan di Indonesia dalam menambah kadar komponen lokalnya sebagai wujud keberpihakan pada produk dalam negeri,” kata Pak Herry antusias.
“Buat kami, di Komunitas Migas Indonesia yang juga mengelola mailing list Migas Indonesia dan sudah beranggotakan lebih dari 16.000 anggota ini, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena tidak hanya telah memberikan kontribusi terbaik bagi upaya sosialisasi pemahaman aturan PTK 007/2011 namun juga wadah ini bisa digunakan menjadi sarana interaksi dan networking antar praktisi industri migas,”imbuhnya penuh semangat. Beliau kemudian menambahkan bahwa tidak hanya melalui pelatihan ini, Komunitas Migas Indonesia juga menyelenggarakan berbagai seminar, forum kajian bisnus bahkan “KMI Goes To Campus” yang melibatkan profesional handal dibidang industri migas untuk sharing tentang banyak hal sesuai kompetensinya. Keterlibatan perwakilan KMI juga terlihat, dengan aktifnya sejumlah cabang KMI baik didalam maupun luar negeri menyelenggarakan berbagai kegiatan.
“Kedepan, ada rencana bahwa workshop ini akan dilaksanakan di tempat selain di Bandung atau Jakarta, misalnya di Balikpapan atau di Cilegon untuk mengakomodir rekan-rekan yang ingin mengikuti pelatihan serupa di daerah. Semoga bisa terwujud, apalagi, pemahaman mengenai aturan PTK 007 SKK Migas semakin penting karena ada wacana bahwa untuk kontrak Migas yang berada dibawah nilai tertentu, perhitungan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) bisa dilakukan secara mandiri oleh karyawan perusahaan terkait yang memiliki sertifikasi dan tidak perlu lagi dilakukan oleh surveyor independen seperti yang selama ini dijalankan. Tentu hal ini diterapkan dengan spirit efisiensi dan professionalisme agar industri Migas Nasional dapat bergerak lebih cepat, luwes serta berkelanjutan,” ujar Pak Herry.
Di kesempatan berikutnya, Ketua Pengawas Koperasi Bina Petro Mandiri (KBPM) SKK Migas Pak Agus Zunaedi yang menjadi mitra Komunitas Migas Indonesia dalam workshop ini menyatakan bahwa, Pelatihan yang secara rutin dilakukan ini memiliki semangat luhur untuk mengedepankan kehandalan strategis konten lokal dalam mendukung industri migas di Indonesia. “Potensi yang dimiliki bangsa kita selayaknya diberikan peluang yang lebih besar dalam berpartisipasi pada proyek pengadaan barang dan jasa di sektor migas. PTK 007 Rev.II/2011 berusaha mengakomodir itu secara proporsional dan diharapkan, instrumen inilah yang kian menggairahkan dan meningkatkan penggunaan kandungan lokal hasil produksi dalam negeri di industri migas kita. Semoga pelatihan yang dilaksanakan mulai tanggal 7-10 Oktober 2013 memberikan manfaat dan menambah wawasan anda semua,” kata Pak Agus yang kemudian membuka secara resmi pelaksanaan workshop ini.
Seusai istirahat, tampil Pak Iwan Gayaputra dari Surveyor Indonesia yang menyampaikan materi mengenai “Peningkatan Produksi Dalam Negeri”. Sangat menarik ulasan beliau pada bagian pengantar yang mengungkapkan fakta bahwa pasca Krisis Ekonomi 1998, Pertumbuhan Ekonomi dan Industri mulai menanjak secara signifikan. Di sektor Migas, Belanja Barang/Jasa meningkat dari US$ 6,6 Milyar di tahun 2007 hingga US$ 11,81 Milyar 4 tahun setelahnya dengan peningkatan TKDN menyentuh di angka 60%.
“Ini sebuah fenomena yang menggembirakan sekaligus merupakan bukti bahwa komitmen keberpihakan untuk mendorong penggunaan produksi dalam negeri di Industri Migas terus ditingkatkan. Dengan nilai TKDN yang terus menanjak, tak hanya memberikan efek daya saing perusahaan yang bersangkutan kian mantap sebagai pemasok tetapi juga kedepan, merupakan implementasi tanggung jawab moril untuk membangun bangsa ini lewat industri Migas melalui sinergi yang kokoh,” kata Pak Iwan penuh semangat.
Dalam kesempatan tersebut Pak Iwan memberikan contoh-contoh kasus aplikatif perhitungan TKDN yang merupakan refleksi dari kalkulasi komprehensif kandungan lokal yang dimiliki oleh pemasok dan menjadi faktor penting dalam penentuan hasil evaluasi pada proses pelelangan barang. Sama seperti pelatihan yang saya ikuti di tahun sebelumnya, Pak Iwan memberikan bimbingan kepada peserta bagaimana cara memperhitungkan TKDN secara mandiri (self assesment) sebelum tahapan verifikasi lebih lanjut dari Departemen Perindustrian untuk memperoleh sertifikat TKDN. Simulasi yang disajikan dalam perhitungan mandiri TKDN juga setidaknya menjadi acuan untuk memperhitungkan secara tepat dan akurat nilai TKDN sesungguhnya yang dimiliki.
Selama 1,5 hari kedepan Pak Iwan Gayaputra akan menguraikan materi yang terkait dengan Inpres No.2 tahun 2009 tentang Penggunaan Produksi dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah lalu dijabarkan dalam Perpres No.54 Tahun 2010, Permenperin RI No.15 & 16 tahun 2011 yang menjelaskan tentang tatacara perhitungan TKDN dan BMP (Bobot Manfaat Perusahaan) dan pedomannya. Setelah itu, selama 2,5 hari berikutnya akan tampil pak Robertus Sumardji, Staf Ahli Deputy Umum SKK Migas yang akan menjelaskan secara detail mengenai esensi dan aplikasi PTK (Pedoman Tata Kerja) 007 Revisi II/2011 SKK Migas.
Sayang sekali saya tidak bisa mengikuti secara keseluruhan rangkaian acara ini hingga selesai namun merupakan sebuah kehormatan besar untuk saya dapat diundang khusus oleh Komunitas Migas Indonesia menghadiri acara pembukaan ini sekaligus menuliskannya kembali hal-hal baru yang belum sempat saya dapatkan pada pelatihan sebelumnya. Terimakasih Komunitas Migas Indonesia & Koperasi Bina Petro Energi SKK Migas atas undangan ini.
Saya kadang membantu proses tender yg kebetulan terkait juga dengan migas. perhitungan TKDN itu sepertinya memang njlimet yaaa.. pelatihan seperti ini biayanya mahal ya pak?
Iya memang rumit. Biayanya Rp 7,5 juta untuk 4 hari
Hampir sama dengan lomba yang di adakan Blogger Bojonegoro tentang potensi lokal, ikutkan aja mas gobel tulisanya bagus, Bojonegoro juga ada industrialisasi migas,
pelatihan kaya gini sepertinya snagat membantu ya pak, mau ikutan sebenernya cuma lagi nabung buat beli rumah minimalis idamanku yang ada danau di depannya, adanya di http://www.citralakesawangan.com/?p=1405 jadi nanti dulu deh :”)