SENSASI SUNDAY SUPER BRUNCH BERSAMA YAYASAN OMAR NIODE
Saya disambut hangat oleh Ibu Amanda Katili, Ketua Yayasan Omar Niode bersama ibu Dian yang menjabat sebagai Program Manager di Majapahit Lounge The Dharmawangsa. Ini adalah kali kedua saya berjumpa lagi dengan ibu Amanda, yang juga Koordinator Divisi Komunikasi, Informasi dan Pendidikan di Dewan Nasional Perubahan Iklim dan mantan Asisten Khusus Menteri Lingkungan Hidup Indonesia (2004-2009). Sebelumnya pada event “Patali Day” (lihat reportase saya disini) yang juga diselenggarakan di The Dharmawangsa bulan Februari lalu, saya berjumpa dengan sosok ibu inspiratif ini.
“Bagaimana kabarnya Amril? Maaf ya, sudah menganggu waktu liburan bersama keluarga hari ini untuk datang ke acara kami, ” sapa ibu Amanda dengan ramah. Kami lalu bercakap-cakap sejenak tentang aktifitas terkini Yayasan Omar Niode, juga kegiatan saya terkait ASEAN Blogger Community chapter Indonesia. Bersama saya, sudah hadir pula mbak Yenny Widjaja dan Leonardo Slatter. Kami saling memperkenalkan diri. Ibu Amanda kemudian mempersilahkan kami untuk melihat-lihat lokasi Super Brunch sekaligus mengambil gambar, sambil menunggu rekan-rekan blogger lain tiba.
Tak lama kemudian hadir ibu Santhi.H.Serad, pendiri dan ketua ACMI (Aku Cinta Masakan Indonesia), mbak Jessica Darmawan, mbak Ade Putri Paramadita, mas Rian Farisa, mbak Umi Fadilah, mas Verdi Danutirto, dan sang penggagas komunitas Emak-Emak Blogger mbak Mira Sahid, serta Terzian Niode dan Amanda Cole dari Yayasan Omar Niode. Suasana menjadi kian meriah saat kami berkenalan dan bertukar kartu nama. Senang rasanya bisa mendapatkan kesempatan memperoleh kenalan baru khususnya teman-teman food blogger terkemuka di Indonesia.
Acara dibuka oleh Terzian Niode, Sekretaris Yayasan Omar Niode yang memberikan apresiasi atas kehadiran blogger untuk hadir dalam acara Super Brunch di The Dharmawangsa. Putra pasangan bapak Mochtar Niode dan ibu Amanda Katili ini kemudian secara sekilas menjelaskan Yayasan Omar Niode yang didirikan pada tanggal 3 November 2009 untuk mengenang almarhum Omar Taraki Niode MSc (1984-2009) dan bergerak di bidang sosial serta pendidikan, lebih khusus lagi dibidang pertanian, makanan dan seni kuliner. Misi Yayasan ini untuk memfasilitasi dan memberikan beasiswa serta penghargaan di bidang pertanian, makanan dan kuliner seni untuk individu, utamanya bagi siswa, serta staf pengajar di insitusi pendidikan tinggi. Yayasan kami juga mendorong terbentuknya jaringan konstruktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerinth, sektor swasta dan masyarakat sipil khususnya di sektor Pertanian, makanan dan seni kuliner.
“Kami harapkan,”lanjut Terzian,”dengan mengundang rekan-rekan blogger, tidak hanya menjadi kesempatan menikmati sajian kuliner nusantara dan mancanegara dalam Sunday Super Brunch The Dharmawangsa, namun juga momentum ini menjadi sarana efektif membangun networking dan silaturrahmi antara blogger dan kami, Yayasan Omar Niode”.
Setelah itu, kami diminta untuk memperkenalkan diri satu persatu, termasuk mempromosikan alamat blog masing-masing. Sesudah sesi perkenalan selesai, kami kemudian dipersilahkan untuk melihat “Peta Lokasi”Super Brunch yang sudah disiapkan diatas meja kami.
Tak lama kemudian, Executive Chef Vindex Tengker datang bergabung bersama kami. Mantan Juri acara “Master Chef Indonesia” di RCTI ini dengan ramah menunjukkan kepada kami ruangan-ruangan yang dimaksud dalam peta. Menurutnya, even Super Brunch di The Dharmawangsa, rutin dilaksanakan 3 tahun sekali, yakni bulan April (even perayaan Paskah), Oktober dan bulan Desember (even perayaan Natal).
“Saran saya, cicipi sedikit-sedikit saja dulu untuk menemukan sensasi rasanya. Even wisata kuliner di Super Brunch ini sangat sayang untuk dilewatkan karena menyajikan variasi hidangan yang beragam dan tentunya sangat istimewa,” kata salah satu dewan juri Top Chef Indonesia di SCTV ini sambil tersenyum.
Kami lalu meninggalkan meja masing-masing dan mulai melakukan “perburuan” kuliner. Kami sangat antusias apalagi uraian Chef Vindex benar-benar sangat menggugah “rasa lapar” yang memang sudah terbit di siang itu.
Melintasi Majapahit Lounge, saya keluar ke arah taman dimana terdapat hidangan Racklette & fonduE, “Raan” Indian style lamb leg serta Tempura. Perhatian saya langsung tercurah kepada pembuatan roti ala India yang dibuat dengan cara yang unik yaitu dipanaskan di sebuah pemanas berbentuk bulatan. Adonan tepung dibentangkan seperti membuat martabak diatas pemanas itu.Disampingnya, seorang chef lagi menyiapkan daging kambing panggang yang dipotong kecil-kecil dan akan jadi “pasangan” roti tadi.
“Rotinya nanti makan bersama daging kambing panggang ini ya pak. Cara makannya, rotinya dicabik kecil-kecil,” kata sang Chef memberi petunjuk cara menikmati “Raan” ala India itu. Setelah itu, saya masuk kedalam lagi dan mencoba sajian Taco Al Pastor ala Spanyol yaitu daging panggang yang kemudian digulung sehingga berbentuk seperti risoles dan dimakan dengan variasi 3 macam saos. Saya membawa kedua jenis makanan itu ke meja dan mulai mencicipinya. Rasanya benar-benar enak, tekstur rotinya lembut dan agak “crispy” dibagian pinggir dan dipadukan dengan daging kambing berbumbu. Untuk “risoles” ala Spanyol, terus terang agak sedikit aneh rasanya di lidah kampung saya ini 🙂
Seusai menyantap kedua hidangan tadi, saya melanjutkan perburuan menyeberangi area taman dan masuk ke daerah Jakarta Restoran dan Sriwijaya Restoran. Oya, di area taman ini juga khusus disediakan Kids Corner dan Kids Buffet untuk anak-anak. Di kedua area restoran ini, pengunjung yang didominasi oleh orang asing/expatriat berkumpul dan menikmati hidangan “Makan Besar” ala The Dharmawangsa ini. Di kedua restoran besar tersebut tersaji beragam hidangan Cote de Beuf, Bagels Station, Middle Eastern Favorites, Peking Duck, Dimsum, Soup & Breads, serta Seafood Vaganza. Sempat tergoda untuk menyantap hidangan seafood yang beberapa diantaranya disajikan dalam keadaan mentah, namun saya akhirnya “terdampar” ke selera asal :). Ya, saya akhirnya mengambil hidangan mie tarik.
Saya sungguh menikmati mie tarik yang dibuat dengan cara yang unik pula. Adonan mie ditarik panjang-panjang, kemudian dengan keahlian handal sang chef akhirnya menjadi mie yang kemudian direbus dalam panci. Hidangan mie tarik ini bagi saya sungguh istimewa, kuahnya yang lezat dan kaya bumbu dipadu daging sapi dan sayur sungguh sangat istimewa di lidah. Teman-teman blogger yang lain juga mengambil makanan sesuai selera masing-masing. Semuanya sangat menggoda. Apalagi penataan menunya disajikan secara artistik dan penuh citarasa seni yang tinggi.
Sambil menyantap makanan, Chef Vindex datang menghampiri kami dan dengan senang hati menjawab pertanyaan-pertanyaan kami. Lobster besar yang disajikan di Restoran Sriwijaya misalnya, kata Chef Vindex didatangkan khusus dari Papua, khusus untuk even Super Brunch ini. Chef Vindex juga mengajak berkeliling untuk melihat macam-macam keju di meja yang berasal dari berbagai tempat dan tentunya masing-masing memiliki rasa yang berbeda-beda pula. Saya menyantap hidangan penutup berupa pancake dan es krim strawberry bersama Tiramisu Cake serta Jus Melon.
“Kedepan, kita harapkan akan membuat “Super Brunch” khusus makanan Indonesia, dan semoga nanti bisa dilaksanakan di kebun Bumi Herbal-nya Ibu Santhi di Bandung,” kata Ibu Amanda Katili dengan antusias. Ibu Santhi tersenyum dan menyatakan kesediaan. “Silahkan bagi teman-teman blogger dan Yayasan Omar Niode untuk mengunjungi dan menyaksikan langsung kebun Bumi Herbal kami, “ujar Ibu Shanti dengan mata berbinar.
Saya sangat sependapat dengan apa yang dikatakan ibu Amanda, sudah saatnya kita mengangkat ikon-ikon kuliner nusantara sebagai sajian andalan dalam berbagai event. “Food Diplomacy” merupakan salah satu cara efektif memperkenalkan Indonesia dari sisi kuliner. Pukul 14.30 seluruh rangkaian acara Sunday Super Brunch yang diadakan oleh Yayasan Omar Niode selesai. Saya sungguh senang bisa mendapatkan kesempatan langka ini. Terimakasih atas undangannya Yayasan Omar Niode, semoga sinergi konstruktif bisa terus terjalin dengan baik dari waktu ke waktu.
Sampai jumpa pada kesempatan berikutnya.
Hati-hati kolestrok naik bang.. 😀 😀
Makanya gak berani nyentuh seafood yg mengandung kolesterol…hehehe
Mas Amril Taufik Gobel, waaah, makanannya bunda banget tuh. Heheh…gak tau diri yah udah senior di umur masih aja doyan makanan yang yummy berkolestrol. Abis lezat sih. Seneng wlp cuma baca reportasenya. Keren acaran lho.
Wah terimakasih Bunda sudah mampir. Iya nih makanannya enak2, sampai bingung mau makan apa, moga2 kalau ada kesempatan Super Brunch Masakan Indonesia, Bunda Yati diundang dan datang ya
Pingback: FOOD REVOLUTION DAY 2014 : MENGANGKAT CITRA HANDAL KULINER NUSANTARA / Catatan Dari Hati
Pingback: Kuliner Dashyat ! » Kemeriahan Food Revolution Day 2014