SOLO, KEINDAHAN DAN KENANGAN MENGESANKAN YANG MENYERTAINYA

tibadisoloKota Solo telah meninggalkan kesan mendalam dalam diri saya.

Seusai perhelatan ASEAN Blogger Festival (ABFI) 2013 yang diadakan tanggal 9-12 Mei 2013 disana, saya senantiasa didera keinginan untuk datang kembali ke kota eksotis ini. Meski jaraknya lumayan dekat dengan Yogyakarta–kota kelahiran istri dan kediaman mertua tercinta–saya justru baru pertama kali menginjakkan kaki ke Solo, sebulan sebelum pelaksanaan kegiatan ABFI bersama rekan-rekan panitia penyelenggara untuk melakukan survey tempat serta koordinasi dengan wakil pemerintah setempat.

Kesan pertama yang terbit adalah Kota ini menghadirkan nuansa kehangatan dan keindahan tradisional yang memukau. Sama halnya seperti Yogyakarta, kemegahan kearifan lokal yang dihadirkan lewat kekayaan khasanah budaya yang dituangkan mulai dari ornamen unik khas Jawa di arsitektur bangunan, pendopo, gapura, ukiran, atau di motif kain batik hingga kesenian tradisional yang mempesona dan bersahaja. Kota ini telah membuat saya “jatuh cinta” pada pandangan pertama

lojigandrung2

Seusai rapat Pra-ABFI bersama pemerintah setempat dan panitia lokal (komunitas blogger Bengawan) pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013, saya sempat melewatkan malam minggu di Solo dengan naik becak berkeliling sendiri mulai dari Hotel Syariah Arini di jalan Slamet Riyadi, tempat saya menginap hingga ke Solo Grand Mall, Pasar Malam Ngarsopuro dan Pura Mangkunegaran. Sepanjang jalan saya merasakan kehangatan dan keindahan lanskap kota ini yang memiliki luas wilayah 44,04 km2, didiami oleh 545.653 jiwa atau dengan kepadatan sebesar 12.390 jiwa/km2. Tertata begitu rapi, bersih dan fungsional. Saat melewati pasar malam Ngarsopuro, saya tak hanya menyaksikan keramaian pengunjung yang datang dan bertransaksi dengan penjual disana, namun saya merasakan aura keakraban dan kekeluargaan yang begitu erat.

jalanpagidisoloSuasana terdengar riuh rendah dalam gemerlap lampu di pasar yang mengakomodir pedagang kaki lima dalam satu tempat tersebut secara tertib dan teratur. Mulai dari kerajinan tangan, souvenir, aksesoris, makanan hingga pakaian dijajakan disana. Saya sempat membeli oleh-oleh blangkon buat anak saya, Rizky dan daster bermotif batik buat istri serta anak perempuan saya, Alya.

“Hargane piro iki mbak?,” tanya saya mencoba berkomunikasi dengan bahasa Jawa ala kadarnya hasil “gemblengan” istri di rumah. Kami lalu bernegosiasi lebih lanjut dan ibu penjual tertawa lepas ketika saya melongo tak mengerti saat ia menyebut harga “Selangkung Ewu” (Rp 25.000) saat saya menanyakan biaya yang harus dibayar untuk daster Alya. “Ya, kalau tidak mengerti pakai bahasa Indonesia saja ya mas, saya tetap akan kasih diskon kok,” kata ibu penjual sambil tersenyum simpul. Kami lalu tertawa bersama. Saya menyukai kegembiraan dan spontanitas ini.

Saya juga tak melewatkan kuliner khas Solo malam itu. Di sebuah warung yang terletak tak jauh dari Pasar Malam Ngarsopuro, saya menikmati hidangan Tengkleng Solo yang nikmat serta Wedang Dongo (Minuman hangat beraroma jahe mirip dengan Wedang Ronde. Terdiri dari bulatan yang terbuat dari tepung ketan yang berisi kacang tumbuk dan irisan kolang kaling. Kemudian campuran ini disiram dengan air jahe manis). Lamat-lamat terdengar suara merdu penyanyi keroncong Sundari Soekotjo menyanyikan lagu “Solo di waktu malam hari”.  Sungguh sebuah pengalaman berwisata kuliner malam yang luar biasa. Apalagi tukang becak yang menemani saya malam itu dengan ramah dan santun siap menjadi pemandu dadakan untuk menunjukkan tempat-tempat menarik di sekitar Solo.

Keesokan harinya, Minggu 14 April 2013, tepat di jalan Slamet Riyadi depan hotel tempat saya menginap, terlihat suasana “Car Free Day” begitu meriah. Saya melewatkan waktu berjalan-jalan pagi menyusuri sekujur badan jalan Slamet Riyadi yang ramai digunakan masyarakat Solo untuk berolahraga mulai dari bersepeda, berlari maupun bermain bola pada hari Bebas Kendaraan Bermotor itu. Di trotoar jalan terlihat penjual makanan dan minuman berjajar menanti pelanggan. Saya merasakan suasana keceriaan warga terlihat nyata disana.

DSCN3816Pada hari pelaksanaan ABFI 2013, keramahan kota yang dijuluki sebagai “Spirit of Java” ini kian mengokohkan kehadirannya sebagai tuan rumah yang baik bagi rombongan blogger baik dari kontingen dalam negeri maupun perwakilan blogger dari negara-negara ASEAN.

Sambutan yang hangat dilakukan oleh Walikota Solo pak FX Hadi Rudyatmo yang menyongsong kedatangan tamu-tamunya dalam acara Welcome Dinner yang diselenggarakan di kediaman resmi Walikota di Loji Gandrung, Kamis malam (9/5). Masih terngiang di benak saya pesan 3 filosofi Jawa yang dikutip oleh pak FX Rudi Rudyatmo yakni Lamun Sira Pintar Ojo Ngguroni yang bermakna walau pintar jangan menggurui, Lamun Sira Banter Ojo Dhisiki, artinya Jika merasa terhebat jangan sombong dan Lamun Sira Sakti Ojo Mateni, atau jika merasa sakti, jangan membunuh

Dalam perspektif blogger, lanjut pengganti Jokowi yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta ini, sebagai seseorang yang sudah menguasai teknologi, hendaklah tetap rendah hati dan merakyat serta tidak mentang-mentang merasa paling pintar sendiri. Sebuah pesan yang sungguh bermakna dan bisa menjadi pijakan moral bagi menapak kehidupan di masa depan.

DSCN3974Keesokan harinya, Jum’at (10/5) seusai rangkaian kegiatan seminar ABFI, malam harinya saya kembali terpesona oleh pagelaran kolosal Mangkunegaran Art Performance di lingkungan keraton Mangkunegara Solo. Dengan berjalan kaki dari tempat menginap hotel Kusuma Sahid Prince, saya akhirnya tiba di lokasi pagelaran di pelataran alun-alun keraton untuk menyaksikan perhelatan yang digelar setahun sekali itu. Saya melihat beberapa peserta ABFI 2013 ikut berbaur bersama masyarakat Solo mengikuti acara ini.

Antusiasme masyarakat begitu tinggi menonton pagelaran seni tradisional yang dibuka oleh Wakil Walikota Solo ini. Panitia menyediakan 2 layar tancap besar yang disiapkan untuk penonton yang tidak mendapat tempat. Pagelaran tari “Timun Emas & Buto Ijo” berlangsung dengan sangat memukau. Para penari dengan lincah dan gemulai menarikan lakon masing-masing dengan penuh penghayatan. Saya sangat terkesan, betapa semarak dan meriah kegiatan ini yang merefleksikan kecintaan masyarakat Solo atas budaya tradisional yang dimiliki serta konsistensi untuk tetap melestarikannya secara intens.

Hal yang juga meninggalkan kenangan mendalam buat saya tentang kota Solo adalah ketika kami, rombongan peserta ABFI diundang ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sekaligus melaksanakan penutupan ABFI 2013 disana. Area Keraton nampak begitu asri dan sarat dengan nilai budaya ini. Kami memasuki sebuah aula luas yang konon hanya diperuntukkan untuk acara-acara khusus saja, dan kali ini kami, para blogger, seakan mendapatkan kehormatan disambut di aula besar ini. Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta, KPH Eddy Wirabhumi menyongsong dengan ramah kehadiran kami semua dan menanyakan asal dari mana. Beliau menyalami saya sambil tersenyum dan saya mengucapkan terimakasih bahwa teman-teman peserta ASEAN Blogger Festival berkesempatan secara eksklusif mengunjungi Keraton Kasunanan.

DSCN4314

Saya menyaksikan sekeliling aula megah ini begitu indah dengan ukiran-ukiran tradisional yang memukau. Saya melihat pula sebuah tiang besar yang diberikan kembang dibagian alasnya dan sempat bertanya-tanya dalam hati karena tiang-tiang lainnya tidak seperti itu (diberikan kembang di alasnya). Dari keterangan yang saya peroleh, tiang tersebut memiliki sejarah tersendiri karena konon ketika aula besar ini dibangun, secara ajaib kayu gelondongan yang kemudian dipakai untuk membuat tiang ini datang sendiri ke lokasi entah dari mana asalnya.

Tarian “Srimpi Moncar” yang menampilkan 4 orang penari wanita menyongsong kehadiran kami. Tarian ini juga disebut sebagai tarian prosesi selamat datang untuk para tamu yang hadir di Keraton Surakarta Hadiningrat. Dengan gerakan yang indah dan luwes, keempat penari ini menampilkan pesona yang luarbiasa. Penutupan ABFI 2013 kian meriah dengan pementasan tari selanjutnya yakni Gatutkaca Dadung Awuk dimana menggambarkan cerita peperangan antara Gatotkaca melawan raksasa penunggu hutan Dadung Awuk. Dimainkan oleh 2 penari lelaki yang lincah dan gagah, tarian ini begitu dinamis dan memukau hadirin.

Kekayaan khasanah budaya Tradisional Solo, dipadu dengan penataan kota yang indah dan tertata rapi serta kearifan lokal yang menyertainya sungguh memberikan kesan mendalam buat saya. Semoga di kesempatan mendatang saya bisa berkunjung kembali kesana dan merasakan kembali ‘Spirit of Java” seraya membacakan puisi yang saya tulis untuk mengenang perjalanan ke kota eksotis ini:

Kita telah menganyam janji disana, pada sepotong sudut temaram

bersama bintang yang menggigil dan kilau lampu di pasar malam Ngarsopuro

“Kenangan itu mesti dikekalkan disini, bersamamu, agar senja yang mengapung indah dimatamu

tak akan pernah pupus dari ingatan,”kataku lirih

Dan denting gamelan terdengar samar di kejauhan membawa sungging senyummu

yang kemudian menggenang bersama di kuah tengkleng, timlo dan wedang ronde

Kita lalu bicara tentang bagaimana rupa rindu dan upaya kita memahatnya perlahan

lalu membentuknya laksana arca di Candi Sukuh atau melukisnya dengan jemari gemetar

pada secarik kain dengan keindahan memukau seperti corak batik di Laweyan

“Kita akan menuai segalanya, pada saatnya, bukan kini, bukan pula nanti,” katamu getir

Suaramu mengalun hingga jauh ke alun-alun

Lalu kulihat bayangmu melayang di atas atap Loji Gandrung, kepulan asap kereta Jaladara,

pelataran stasiun Solo Balapan,  juga di pucuk kembang kantil konde penari keraton

Aku akan selalu berjuang mengekalkan kehadiranmu pada setiap serpih aksara

yang kuukir indah sepanjang musim sembari tetap memintal harap

kelak menjemputmu kembali menikmati malam di beranda

bersama teh wangi melati dan serabi Notosuman

karena memang itulah saatnya

bukan kini, bukan pula nanti..

Kontes Tulisan Tentang Solo  

Related Posts
ROMANTIKA MUDIK KE MAKASSAR (1) : SETELAH 4 TAHUN, MELAMPIASKAN RINDU
Rizky dan Alya terlihat masih mengantuk saat sahur di bandara Soekarno Hatta, Selasa (6/8) sebelum bertolak ke Makassar dengan pesawat Garuda Indonesia GA 654 jam 05.00 pagi Pesawat Garuda GA 654 ...
Posting Terkait
“PROFESI SAMPINGAN”DAENG BATTALA!
Pasca kenaikan harga BBM yang kian mencekik, tampaknya Daeng Battala perlu memikirkan alternatif lain untuk mencari penghasilan tambahan agar "dapur" rumah tetap mengepul. Jadi beginilah profesi baru Daeng Battala', menjadi pengemudi odong-odong ...
Posting Terkait
KOTA DELTAMAS : MENUAI KETEDUHAN ALAMI DALAM GEMURUH KOTA TERPADU BERBASIS INDUSTRI
abupaten Bekasi, khususnya wilayah Cikarang, terus tumbuh menjadi kawasan hunian, industri dan komersial yang terintegrasi. Sejak 16 tahun tinggal disini, saya merasakan secara langsung berbagai perubahan yang terjadi dan menunjukkan ...
Posting Terkait
RONDA MALAM DAN UPAYA MELAPANGKAN JIWA
Sabtu Malam (5/4) lalu merupakan waktu giliran saya untuk ronda malam di Rukun Tetangga (RT 02/RW 02) tempat saya dan keluarga bermukim (Jalan Antilop 5 H3/110 Perumahan Cikarang Baru, Kota ...
Posting Terkait
BUKU SHOCKING SERIES & “KELINCAHAN” MENANGKAP FENOMENA
Sabtu kemarin (31/3) seusai berenang bersama anak-anak di Snowbay Taman Mini Indonesia Indah, kami sekeluarga mampir di Gramedia Matraman untuk menghadiri peluncuran buku "Shocking Series" ("Shocking Japan", 'Shocking Korea", "Shocking ...
Posting Terkait
ALHAMDULILLAH, MENANG LOMBA POSTING PELUNCURAN BUKU PAK CHAPPY HAKIM DI KOMPASIANA
Syukur Alhamdulillah, berdasarkan informasi ini, saya menjadi satu diantara 10 orang penulis (dari 27 orang yang berpartisipasi) yang mendapatkan hadiah khusus atas lomba posting di Kompasiana dalam rangka peluncuran buku Pak ...
Posting Terkait
BUKU “SHOCKING JAPAN” : DAYA KEJUT JEPANG DAN SENSASI YANG MENGIKUTINYA
Judul Buku : Shocking Japan (Sisi Lain Jepang yang Mengejutkan) Penulis : Junanto Herdiawan Penerbit : B-First (PT Bentang Pustaka) Penyunting : Sophie Mou & Ikhdah Henny Halaman : x + 162 halaman ISBN : ...
Posting Terkait
Hutan Mangrove Tugurejo Semarang Barat (sumber: Opojal.com)
Jika pada tahun silam, oleh PBB ditetapkan menjadi tahun keanekaragaman hayati Internasional, maka pada tahun 2011 ini, dicanangkan sebagai tahun hutan Internasional.  Seperti dikutip dari situs National Geographic Indonesia, "2011 ...
Posting Terkait
Talkshow tentang Sumpah Pemuda 2.0, dipandu oleh Jaya Suprana
Sudah lewat seminggu lalu acaranya, namun kenangan masih membekas begitu nyata di benak. Ya, acara Sumpah Pemuda 2.0 yang digelar oleh XL, sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka negeri ini bertempat di ...
Posting Terkait
SEPASANG TELINGA SELUAS SAMUDERA
"When you listen, you offer a package of the most valuable healing gifts you can give: compassion, consolation, and forgiveness".  -- James Kullander, taken from Gaia Community Website Menjelang tidur malam, usai ...
Posting Terkait
KOPDAR DAN BINCANG SANTAI BERSAMA BLOGGER BEKASI
Saat tiba di Food Court Bekasi Cyber Park lantai 2 sekitar pkl.11.45 siang, bersama istri dan kedua anak saya, lokasi acara kopdar Blogger Bekasi, Minggu (26/12),  masih terlihat sepi. Belum ...
Posting Terkait
MERIAH, ACARA TASYAKURAN KHITANAN RIZKY
abtu (14/4) minggu lalu merupakan puncak dari segala kerepotan kami sekeluarga menyiapkan acara syukuran khitanan putra sulung saya, Muh.Rizky Aulia Gobel. Dukungan kedua orang tua serta adik saya, Yayu yang ...
Posting Terkait
KEMERIAHAN SENSASIONAL DALAM BLOGILICIOUS MILAD JAKARTA (Bagian Pertama)
abtu pagi (25/6), gairah saya begitu menggebu untuk hadir di acara terakhir dari rangkaian 7 kota penyelenggara Blogilicious, yang kali ini dilaksanakan oleh rekan-rekan Komunitas Blogger Depok sebagai panitia lokal ...
Posting Terkait
MAIN BOLA DIBAWAH KIBARAN SARUNG
Rizky ikut lomba makan kerupuk  SUNGGUH meriah perayaan hari kemerdekaan RI ke-63 di lingkungan sekitar rumah saya kemarin (17/8). Dengan dikoordinir oleh ibu-ibu peserta arisan gang di jalan Antilop V Blok H3 ...
Posting Terkait
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !
Keterangan foto: Menggigit Buntut, karya Andy Surya Laksana, Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia elaki itu menatap nanar dua sapi yang berada di hadapannya. Matahari siang menjelang petang terik membakar arena pertandingan. ...
Posting Terkait
MIMPI ITU MENARI DI TIMORI
Mimpi itu dirajut di dua ruang "service shop" berlantai beton Sirkuit International Sentul, Jawa Barat, tahun 1996-1998. Dan saya, menjadi salah satu bagian dari para pemimpi itu : membangun industri ...
Posting Terkait
ROMANTIKA MUDIK KE MAKASSAR (1) : SETELAH 4
“PROFESI SAMPINGAN”DAENG BATTALA!
KOTA DELTAMAS : MENUAI KETEDUHAN ALAMI DALAM GEMURUH
RONDA MALAM DAN UPAYA MELAPANGKAN JIWA
BUKU SHOCKING SERIES & “KELINCAHAN” MENANGKAP FENOMENA
ALHAMDULILLAH, MENANG LOMBA POSTING PELUNCURAN BUKU PAK CHAPPY
BUKU “SHOCKING JAPAN” : DAYA KEJUT JEPANG DAN
TAHUN HUTAN INTERNASIONAL DAN NASIB HUTAN MANGROVE KITA
CATATAN TERTINGGAL DARI SUMPAH PEMUDA 2.0 (Bagian Pertama)
SEPASANG TELINGA SELUAS SAMUDERA
KOPDAR DAN BINCANG SANTAI BERSAMA BLOGGER BEKASI
MERIAH, ACARA TASYAKURAN KHITANAN RIZKY
KEMERIAHAN SENSASIONAL DALAM BLOGILICIOUS MILAD JAKARTA (Bagian Pertama)
MAIN BOLA DIBAWAH KIBARAN SARUNG
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !
MIMPI ITU MENARI DI TIMORI

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.