MENYIMAK JOKOWI DALAM KONSTELASI PUSARAN PILPRES INDONESIA

Koleksi Ipadku 323

Judul Buku : Indonesia Memilih Jokowi

Penulis : Bimo Nugroho

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2014

Tebal : 236 Halaman

ISBN : 978-602-03-0474-8

Hiruk pikuk kampanye Pilpres Indonesia 2014 sungguh ramai dan semarak. Tak hanya di dunia nyata, namun di dunia maya, kampanye antara pendukung Capres/Cawapres Prabowo-Hatta & Jokowi-Jusuf Kalla berlangsung seru. Dua pekan silam, saat berkunjung ke Toko Buku Gramedia Bekasi, mata saya mendadak tertarik pada sebuah buku berjudul “Indonesia Memilih Jokowi”. Sebuah judul yang secara eksplisit menyajikan keberpihakan yang jelas pada salah satu Capres dalam Pilpres kali ini.

Dari dua judul buku mengenai Jokowi yang sudah saya resensi sebelumnya, buku ini cukup menarik karena penulis, Bimo Nugroho, yang pernah juga menulis buku”Jokowi : Politik Tanpa Pencitraan” dan menurutnya ditulis berdasarkan perspektif komunikasi politik, maka dibuku ini penulis mengulasnya dalam perspektif politik. Seperti dituliskan dalam kata pengantarnya, Bimo yang saat ini aktif di Seknas Jokowi sebagai anggota presidium juga Direktur Utama OPTIMACorp, menyatakan untuk mencoba memaparkan dan menganalisis proses pencalonan Jokowi di internal PDIP, konstelasi eksternal antara kawan dan lawan politik, ideologi Jokowi dan tantangan sosial politik Indonesia kedepan.

Yang menarik adalah, penulis yang juga adalah pengajar di Universitas Indonesia dan Universitas Multimedia Nusantara ini, secara gamblang menyatakan judul buku ini sangat spekulatif dan modis. Spekulatif karena saat buku ini mulai dipasarkan, belum tentu Jokowi terpilih jadi Presiden RI dan modis, dengan alasan saat menyusun buku yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama ini, anak-anak ramai membicarakan dan menonton acara Indonesia Idol. MC-nya, Daniel Mananta sering berujar sebelum Eliminasi ” ‘Indonesia Memilih…” Lalu ada break Iklan yang membuat orang gregetan. Untuk itulah diberi judul “Indonesia Memilih Jokowi”

Dalam uraian “Sekapur Sirih” yang disampaikan oleh Ketua MPR RI, Sidarto Danusubroto,mengambil analogi menarik mengenai fenomena “Legacy Report” yang dilakukan Barrack Obama sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat dimana ia didukung oleh jutaan warga yang secara militan memenangkannya. Di Indonesia, ungkap Sidarto, Jokowi juga hanya akan berhasil menjadi Presiden RI jika mendapat dukungan Jutaan warga yang menjalankan “Legacy Report”. Mengapa kita harus mendukung Jokowi sebagai Presiden? Karena ia salah satu dari sedikit pemimpin Indonesia yang memberikan teladan. Masyarakat butuh keteladanan dari pemimpin, tetapi para pemimpin lebih suka pencitraan lewat iklan dan pidato-pidato kosong. Buku ini, ungkap Sidarto, memberi materi tentang menjalankan “Legacy Report”.

Terdapat empat bab dalam buku ini, masing-masing bertajuk “Kabar Dari Marunda”, “Daulat Rakyat vs Para Pembenci”, “Ideologi Jokowi” dan “Tantangan Ke Depan”. Di bab pertama Bimo mengulas tentang saat bersejarah 14 Maret 2014, pukul 14.45 WIB ketika Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 di Marunda, Jakarta Utara. Pada bab yang berisi 4 sub-bab ini, Bimo memulai dengan mengupas tentang latar belakang keputusan pengangkatan Jokowi sebagai Calon Presiden PDIP yang didukung penuh oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

“Walau kerempeng,dia bertenaga banteng. Dia adalah Jokowi,” kata Megawati yang sebelumnya sudah menginventarisasi sejumlah nama untuk menentukan kader PDIP yang layak memimpin bangsa. Butuh waktu relatif lama untuk menentukan. Bagi Megawati, pemimpin yang baik adalah yang memiliki mata hati, mengayomi,adil, jujur,memiliki komitmen, dan kepedulian dalam menyejahterakan rakyat. Dan karakter pemimpin itu melekat di Jokowi. Keputusan Megawati menunjukkan bahwa dirinya tidak mengukuhkan politik oligarkis di PDIP–dimana segala keputusan politik yang strategis didasarkan pada kepentingan sepihak para elite, bukan berdasarkan pada pertimbangan suara rakyat. Putusan Mega tersebut sekaligus mengakhiri intrik dan polarisasi di tubuh DPP PDIP yang mengerucut pada kelompok yang mendukung Jokowi sebagai Capres versus kelompok yang mengusulkan paket Mega-Jokowi sebagai Capres-Cawapres dari PDIP. Di bab pertama pula, Bimo memaparkan sekilas kiprah Jokowi di Solo hingga akhirnya mencapai posisi sebagai Gubernur DKI Jakarta serta sejumlah pencapaian yang berhasil diraih, termasuk tantangan klasik yang dihadapi di ibukota : macet dan banjir.

Di bagian akhir bab pertama pada sub bab “Konstelasi Capres”, diulas tentang bagaimana konstelasi politik negara ini mendadak berubah ketika Jokowi maju ke pentas suksesi kepemimpinan bangsa sebagai Capres. Gara-gara Jokowi jadi capres, tulis anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat selama 2 periode ini, kalau capres-capres lain tetap berambisi ingin merebut kekuasaan, mereka harus kerja keras meyakinkan rakyat dengan menawarkan visi dan misi serta program kerja yang diharapkan bisa menjawab permasalahan rakyat sementara pada saat yang sama elektabilitas Jokowi berada di posisi puncak. Jokowi telah lama merapat bersama rakyat. Dia tahu betul  bahwa rakyatlah nantinya yang akan menentukan karier politiknya.

Di Bab Dua bertajuk “Daulat Rakyat vs.Para Pembenci”, Bimo membahas lebih mendalam mengenai tantangan besar yang dihadapi Jokowi dari lawan-lawan politiknya. Diulas dalam 10 sub bab, yaitu : “Serangan Tanpa Peluru”, “Salahnya Siapa?”, “Akal-Akalan Dewan”, “Bukan Untuk Bancakan”, “Anggaran Untuk Rakyat Miskin”, “Segala Cara Dilakukan”, “Melabrak Konstitusi”, “Dukungan Warga Jakarta”, “Kampanye Tanpa Makna”, “Cara Jokowi Meraih Simpati” dan “Berkoalisi Dengan Rakyat”. Konsekuensi atas melesatnya elektabilitas Jokowi tentunya memantik kecemburuan politisi lain. Tidak hanya Jokowi  yang menjadi sasaran serangan, PDI Perjuangan yang juga memuncaki elektabilitas  juga jadi sasaran serangan.Kritik yang tidak konstruktif yang dilancarkan politisi justru akan semakin menyadarkan rakyat  akan rendahnya tingkat kedewasaan elite dalam berpolitik. Di bab ini diuraikan secara lugas, bagaimana Jokowi berusaha mengatasi segala persoalan yang membelitnya secara cerdas, cermat, elegan dan tentunya dengan berkoalisi bersama rakyat.

Pada Bab Tiga, “Ideologi Jokowi” dibahas mengenai konsep pemerintahan seperti apa yang akan diusung Jokowi. Sesungguhnya, tulis Bimo yang juga adalah Managing Director Pentavision ini, sangat sederhana untuk menyimpulkan ideologi Jokowi dari tindakan-tindakan politik dan ekonominya. Jokowi tidak pernah berfikir dan berkata-kata rumit. Kalau ia tidak tahu, ia akan bilang tidak tahu. Mereka yang salah duga akan menganggap Jokowi itu bodoh, padahal ia sedang membuka diri untuk belajar dan mendengarkan lawan bicara. Jokowi cenderung terlihat sebagai seorang Marhaen, ketimbang Soekarnois atau Nasionalis. Ia lahir dan dibesarkan dalam kemiskinan. Pekerjaannya sebagai tukang kayu yang kemudian meningkat menjadi pebisnis furnitur telah membuktikan kecakapannya dalam memberi nilai tambah pada hasil bumi Indonesia dan mengekspornya dengan memenuhi standar kualitas global. Bab ini berisi sub judul “Membumikan Trisakti”, “Runtuhnya Kedaulatan Negara”, “Dimensi Etis”, “Suatu Keharusan”, “Antara Soekarno & Jokowi”, “Membangun Karakter Bangsa” dan “Memberdayakan Rakyat”.

Di bab terakhir bertajuk “Tantangan ke Depan”, Bimo mengangkat sejumlah hal yang menjadi poin penting bagi Jokowi bila terpilih sebagai Presiden ketujuh Indonesia. Masyarakat Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang bisa bekerja dan memberi teladan.Memetakan tantangan yang dihadapi menjadi hal esensil dan pada bab ini, Bimo menginventarisir dan membaginya dalam sub bab “Belenggu Kemiskinan”, “Ancaman Krisis Global”, “Pasar Bebas”, “Demokrasi Tanpa Kesejahteraan”,.”Pemberantasan Korupsi Terancam”, “Pluralisme Terusik” dan “Kelabu Penuntasan HAM”.

Secara umum buku ini menyajikan perspektif politik tentang bagaimana sosok fenomenal Jokowi sebagai pemimpin harapan bangsa. Dikemas dengan bahasa yang lugas, sederhana dan menarik serta sajian data yang komprehensif, buku ini bisa menjadi rujukan tidak hanya mengetahui latar belakang pen-capres-an Jokowi namun juga bagaimana upaya yang sudah, sedang dan akan dilakukannya dalam membangun Indonesia lebih baik, ideologinya serta tantangan berat yang akan dihadapi dimasa datang.

Related Posts
IDBLOGNETWORK YANG “YUNOMISOWEL”
Keberangkatan saya ke Hongkong Disneyland besok hingga Hari Minggu (20/3) nanti yang di-inisiasi oleh IDBlognetwork, merupakan sebuah "lompatan karir blogging" saya yang luarbiasa setelah hampir 8 tahun menekuni hobi menulis ...
Posting Terkait
MERAYAKAN ULANG TAHUN KE-44 BERSAMA PESTA DEMOKRASI INDONESIA
epat tanggal 9 April 2014, saya merayakan ulangtahun ke empat puluh empat. Sebuah perayaan yang mengesankan karena tepat di hari yang sama merupakan hari Pemilu Legislatif dan juga ditetapkan pemerintah ...
Posting Terkait
TEMPAT BELI BARANG HOBI YANG LENGKAP DAN MURAH
Sumber foto Selain pergi berlibur, melakukan hal-hal yang kita sukai (hobi) adalah cara untuk mengurangi stres. Bagi kita yang hidup di zaman modern ini, stres adalah sesuatu yang akrab dan sering ...
Posting Terkait
MENEMANI AYAH MEROKOK
aya selalu merindukan "ritual" unik itu. Duduk di beranda, menemani ayah merokok. Didepan kami, sejumlah bunga dan tanaman kesayangan ayah tertata rapi di pot bunga. Kala malam mendekati pucuknya, lalu ayahpun ...
Posting Terkait
1. Hanya Tiga Kata Ya, cukup 3 kata untuk mendeskripsikan siapa anda atau kawan anda. Ini sebentuk media sosial gaya baru yang unik dengan menyajikan deskripsi mengesankan tentang seseorang dalam tiga ...
Posting Terkait
FILM HABIBIE AINUN : ROMANTISME DALAM BINGKAI CINTA SEJATI
udah lama sebenarnya niat untuk menonton film ini bersama istri tercinta terpendam dalam hati. Akhirnya, pada hari libur Maulid Nabi Muhammad SAW, Kamis (24/1), kami sekeluarga akhirnya menonton film ...
Posting Terkait
KOMUNITAS KOPROL CIKARANG RESMI BERDIRI
Suasana di lantai 2 Restorant Kentucky Fried Chicken Sentra Grosir Cikarang (SGC) begitu meriah dan semarak, saat saya tiba disana, siang tadi, Selasa (15/2) untuk menghadiri kopdar dan peluncuran perdana ...
Posting Terkait
AMPROKAN BLOGGER 2011 (2) : TENTANG MATAHARI KECIL YANG MENGHANGATKAN & ATRAKSI ANGKLUNG YANG MEMUKAU
rosesi acara pembukaan Amprokan Blogger 2011 yang dibuka oleh Menkominfo Tifatul Sembiring (baca artikelnya disini) kemudian dilanjutkan diskusi tematik tentang Kebebasan Berekspresi di Internet. Dipandu oleh Presiden Blogger ASEAN chapter ...
Posting Terkait
KEMERIAHAN PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW IKA UNHAS JABODETABEK
uyuran hujan sepanjang jalan Cikarang ke Jakarta menemani saya kemarin, Minggu (1/2), bersama-sama rekan sesama alumni Teknik Mesin, Yusnawir Yusuf-- yang juga kebetulan tetangga saya --saat berangkat menuju Gedung Serbaguna ...
Posting Terkait
1. Ketika Sang Pejabat Pemda Bergaya di Video Klip Musik Pejabat Pemerintah Daerah sebuah kabupaten di Sulawesi-Selatan rupanya memiliki bakat terpendam dalam soal menyanyi. Adalah Arwin Malik yang kini menjabat sebagai ...
Posting Terkait
MEMBUKA TAHUN BARU DENGAN BERBAGI DI AKBER BEKASI
ahun 2013, saya buka dengan kegiatan berbagi, di kelas keduabelas Akademi Berbagi (Akber) Bekasi, pagi tadi, Sabtu (5/1) bertempat di Gedung H Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi. Tepat pukul 08.30 ...
Posting Terkait
CATATAN DARI FESTIVAL JAJANAN BANGO NUSANTARA DI BEKASI
anas terik menyongsong kami sekeluarga kemarin pagi, Sabtu (23/4) saat kami tiba di Lapangan Serbaguna yang terletak tak jauh dari Terminal Bekasi tempat pelaksanaan Festival Jajanan Bango Nusantara 2011. ...
Posting Terkait
BINDHE BILUHUTA, SAJIAN KULINER DENGAN SENSASI RASA MENDUNIA
ejak kecil saya sudah menyukai Bindhe Biluhuta, nama makanan khas Gorontalo ini. Kedua orang tua saya yang lahir dan besar di wilayah yang kerap disebut sebagai "Serambi Madinah" itu senantiasa ...
Posting Terkait
SAMPAI KETEMU DI BLOGILICIOUS MEDAN !
Setiap akhir minggu di bulan September ini, selalu menjadi waktu-waktu sibuk buat saya bersama para blogger. Awal September, saya menghadiri Blogilicious di Maros, pada tanggal 8 September 2012 (Sabtu) saya ...
Posting Terkait
KETIKA POTENSI ITU “MENETAS” DI “IDENTITAS”
Saya menyampaikan kata Sambutan sebagai Redaktur Pelaksana "identitas" pada acara ramah tamah HUT Identitas ke 18 di kediaman Rektor UNHAS Prof.DR.Basri Hasanuddin, 16 Januari 1992 TAK pernah sekalipun terlintas dalam benak ...
Posting Terkait
1. Ayo Menulis Keroyokan! "Me? Write A Book? Really?", demikian tulisan yang tertera dihalaman depan www.webook.com sebuah situs yang mewadahi para penulis (juga calon penulis) untuk menjajal kemampuannya menulis bersama-sama, secara ...
Posting Terkait
IDBLOGNETWORK YANG “YUNOMISOWEL”
MERAYAKAN ULANG TAHUN KE-44 BERSAMA PESTA DEMOKRASI INDONESIA
TEMPAT BELI BARANG HOBI YANG LENGKAP DAN MURAH
MENEMANI AYAH MEROKOK
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (40)
FILM HABIBIE AINUN : ROMANTISME DALAM BINGKAI CINTA
KOMUNITAS KOPROL CIKARANG RESMI BERDIRI
AMPROKAN BLOGGER 2011 (2) : TENTANG MATAHARI KECIL
KEMERIAHAN PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW IKA UNHAS
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (43)
MEMBUKA TAHUN BARU DENGAN BERBAGI DI AKBER BEKASI
CATATAN DARI FESTIVAL JAJANAN BANGO NUSANTARA DI BEKASI
BINDHE BILUHUTA, SAJIAN KULINER DENGAN SENSASI RASA MENDUNIA
SAMPAI KETEMU DI BLOGILICIOUS MEDAN !
KETIKA POTENSI ITU “MENETAS” DI “IDENTITAS”
YANG “MELENGKING” DARI BLOGWALKING (13)

5 comments

  • kebanyakan masyarakat menginginkan pemimpin yang sederhana tapi pasti dalam memenuhi janjinya… semoga pak Jokowi bisa mewujudkan itu

  • Bagus sekali, terimakasih untuk informasinya, jangan lupa untuk singgah http://goo.gl/dDyxwh

  • pokoke ya jokowi wae Lah, tapi inget yo pak jokowi sama janji mu ..,

  • Gemetar saya usai mendengar ajakkan dari video Pak Anies Baswedan.

    ” Jika orang-orang baik hanya menjadi pembayar pajak yang baik, lantas siapa yang me-manage uang pajak kita? thats the simple question. Makin hari uang pajak kita makin impresif, tiap tahun semakin besar APBN kita dari pemasukkan pajak ini. Apakah akan anda biarkan ditangani oleh orang-orang yang salah? Yuk kita berpikir ulang, kita turun tangan, Harus !!” Begitu ajakkannya.

    Politik bukan soal usia, selama yang dipikirkannya masa depan. Maka ia so young. Ialah Bapak Joko Widodo, seseorang yang tidak akan kikuk ketika berada diantara pedagang pasar tradisional. Coba ditest politisi DPR sana coba disuruh turun dipasar, mesti kebingungan.

    Coba kita ingat kembali, sudah 15 tahun reformasi kita lalaui, terlalu banyak hal “mandeg“, kita butuh orang yang mampu membuat terobosan. Melakukan tindakan-tindakan yg outside the box, dan itu hanya bisa dilakukan jika dia bukan bagian dari masalah.

    Karena itu jangan cari orang yang bagian dari masalah. Jokowi its a clear choice, dia datang membawa kebaruan. Muncul pertanyaan? wakilnya orang lama, Jusuf Kalla. Ia adalah politisi yang identik dan melekat dengan terobosan-terobosan. That’s we need.

    Competitornya adalah orang dari bagian dari orde baru dan beberapa “pekerjaan rumah” yang masih menjadi masalah serta pendampingnya adalah orang yang selama 15 tahun reformasi ini, Ia telah duduk dikabinet, diberbagai posisi kementerian. Big question is… apa yang sudah Ia lakukan? Disaat mereka sibuk melakukan iklan-iklan presiden sejak bertahun lalu. Dan ada orang baik disekitar kita yang sibuk bekerja nyata.

    He is one of us. Dia antithesa dari kebanyakan politikus kita. Dia menawarkan kebaruan. Pak Jokowi adalah pembaharu, dan Jusuf Kalla adalah senior politisi dengan penuh terobosan-terobosan. Keduanya adalah kombinasi yang pas.

    Kita bekerja dari pagi sampai dengan sore bahkan terkadang malam dan penghasilan yang kita terima setiap bulan dipotong sebagian untuk membiayai APBN republik ini. Ayo bantu orang baik ini (Jokowi – JK) untuk menyelamatkan APBN kita.

    PILPRES tahun ini Pilpres termudah saya menentukan pilihan

  • Tunggu aja tinggal 1 hari lagi bos

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.