CATATAN DARI LOKAKARYA ENERGI NASIONAL : KETAHANAN ENERGI UNTUK KEDAULATAN & KEMAKMURAN NEGERI (Bagian Pertama)
Pagi terasa begitu sejuk dan terlihat cerah ketika saya memasuki area Hotel JS Luwansa Jl.HR Rasuna Said Jakarta Selatan, Rabu (3/12). Setelah mengarungi kemacetan yang cukup panjang dari Cikarang, saya akhirnya tiba di Ballroom 1 tempat pelaksanaan Lokakarya Energi Nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga (IKA) Universitas Hasanuddin chapter Jabodetabek. Saya tiba bersama Iqbal Nusaly, rekan satu angkatan saya di Teknik Mesin Unhas yang juga pasangan skripsi saya pada tahun 1994. Iqbal saat ini sedang merintis usaha di Makassar dengan bendera PT Nusa Lyra Pratama yang bergerak di bidang General Trading dan Konstruksi.
Waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB. Belum terlalu banyak peserta yang hadir dalam Lokakarya yang rencananya akan dibuka oleh Wapres RI Bapak HM Jusuf Kalla yang juga adalah Ketua IKA Unhas ini. Saya menyapa rekan-rekan panitia seperti Mulyawan Samad, Idham Chalid, Habibie Razak, Indri Yustisi dan Kak Farida Toekan yang sudah hadir lebih awal mempersiapkan acara, Dari mereka saya dapat kabar bahwa karena ternyata ada jadwal Rapat Kabinet di hari yang sama sehingga Pak Jusuf Kalla maupun Pak Sudirman Said (Menteri ESDM) yang direncanakan menjadi Keynote Speaker berhalangan hadir.
Pukul 09.15 WIB acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Seluruh hadirin berdiri dan menyanyikan dengan khidmat lagu kebangsaan tersebut. Rasa haru mendadak menyelimuti hati ketika vibrasi suara para peserta bergema lantang dan penuh semangat dalam ruang Ballroom 1. Tampil kemudian ketua panitia Lokakarya Idham Chalid menyampaikan laporan. “Lokakarya ini menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas soal energi nasional dan diselenggarakan sejak 2 bulan terakhir. FGD ini melibatkan berbagai lembaga dan praktisi migas yang berkompoten mulai dari LEMIGAS, Pertamina, Kementerian ESDM dan PGN. Hasil FGD dan Lokakarya ini akan kami gabungkan menjadi rekomendasi kepada para pemangku kepentingan,”kata Idham bersemangat (salah satu reportase FGD bisa dilihat di artikel lain di website ini)
Sementara itu, Ketua IKA Unhas Jabodetabek, A.Razak Wawo menyatakan kegembiraan atas dukungan semua pihak pada kegiatan ini. “Ikatan Keluarga (IKA) Unhas sebagai bagian dari komponen bangsa merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi nyata dengan menyelenggarakan rangkaian serial seminar/lokakarya yang diawali dari seminar maritim dua bulan lalu kemudian lokakarya energi kemudian seminar pangan yang akan diadakan awal tahun 2015. Diharapkan dari rangkaian seminar ini akan lahir ide-ide segar dan inovatif untuk menyelesaikan persoalan bangsa khususnya di era pemerintahan Jokowi-JK,” ujar eksekutif di PT Asia Petrocom Services dan alumni teknik sipil Unhas angkatan 1981 ini.
Pada kesempatan selanjutnya Rektor Unhas di wakili oleh Ketua Lembaga Peneltian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Prof. Dr.Ir.H.Sudirman, MPI menyampaikan kata sambutan sekaligus membuka lokakarya ini. “Civitas Akademica Universitas Hasanuddin sangat bangga dan bahagia atas inisiatif IKA Unhas Jabodetabek yang berhasil menyelenggarakan kegiatan bermanfaat seperti ini. Kedepan, sangat diharapkan IKA Unhas bersama-sama Unhas bersinergi secara positif dengan membangun lembaga kajian khususnya di bidang energi dan menghasilkan solusi-solusi aplikatif yang bisa dijabarkan dalam bentuk rencana aksi oleh pemerintah,”ucap Prof.H.Sudirman dan sesudahnya memukul gong tanda dimulainya pelaksanaan Lokakarya Energi Nasional.
Staf ahli Menteri ESDM kemudian tampil membawakan materi presentasi berjudul “Kedaulatan Energi dan Sumberdaya Mineral Berbasis Kepentingan Nasional”. Dalam presentasinya beliau mengungkapkan, Indonesia memiliki ketergantungan tinggi terhadap energi yang berasal dari import untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya. Pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam implementasi konservasi energi dapat meningkatkan kedaulatan energi.
Di bidang Migas, Pemerintah melalui Kementerian ESDM mengambil sejumlah langkah untuk menjamin sustainabilitas energi antara lain: .Peningkatan produksi migas yang bersumber dari peningkatan produksi lapangan baru, di antaranya lapangan-lapangan: Banyu Urip, Senoro, Husky–Madura, Matindok, dan Kepodang ; Pencapaian target lifting minyak mentah dan lifting gas bumi melalui langkah-langkah yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi;: Mengupayakan terciptanya efisiensi cost recovery sehingga menurunkan angka ratio cost recovery terhadap gross revenue; Memperbaharui/mengoptimalkan harga jual gas;dan Pengawasan produksi dan penjualan melalui Tata Niaga Ekspor produk Minyak dan Gas Bumi.
Pada sektor pemanfaatan dan pengembangan Energi Baru langkah yang dilakukan antara lain Peningkatan pasokan tenaga listrik nasional melalui pengembangan PLT Panas Bumi dan PLT Air ;Peningkatan akses energi listrik pada daerah terpencil, pulau kecil, dan daerah perbatasan melalui PLT Mikro Hidro dan PLT Surya ; Pengembangan PLT Bioenergi termasuk yang berbasis limbah pertanian dan sampah kota untuk penyediaan listrik sekaligus peningkatan kebersihan lingkungan ;Pembangunan percontohan PLT Angin, PLT Arus laut dan gelombang dalam rangka menyiapkan tahapan komersialisasinya ;Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (dalam bentuk padat, gas dan cair) untuk subtitusi Bahan Bakar Minyak; Pengembangan energi baru (CBM dan shale gas) secara komersial dan langsung mengikuti aturan energi konvensional dalam pengusahaannya.dan Peningkatan efisiensi penyediaan, pengusahaan dan pemanfaaatan energi.
Untuk strategi kedepan, Pemerintah mencanangkan sejumlah kebijakan taktis seperti: Meningkatkan kerjasama antar stakeholder yang terkait dengan pengembangan EBTKE (Akademisi, Bisnis, Pemerintah, and Masyarakat); Mendorong keterlibatan industri lokal (peralatan dan jasa bidang EBTKE); Mendorong kontribusi perbankan nasional dalam pengembangan EBTKE; Diseminasi program efisiensi energi kepada masyarakat; Pembangunan infrastruktur EBTKE oleh pemerintah; Pemberian insentif untuk pengembangan EBTKE (dukungan kebijakan fiskal, subsidi energi terbarukan, kebijakan Feed-in Tariff, penciptaan pasar melalui kebijakan mandatori, kebijakan investasi).
Di kesempatan berikutnya dilaksanakan Panel Diskusi yang dipandu langsung oleh Ketua IKA Unhas Jabodetabek A.Razak Wawo. Sesi ini menghadirkan perwakilan dari SKK Migas, Dewan Energi Nasional, Kementerian Pertanian dan Perwakilan praktisi Migas Rusia. (Bersambung)