PESTA WIRAUSAHA BEKASI 2015: MEMANTIK IDE, MERANGSANG MOTIVASI
Saya tiba pukul 09.00 pagi, tepat ketika Presiden Komunitas Tangan Diatas Pusat Mustafa Ramdhoni menyampaikan kata sambutan. “Belajar itu,” katanya,” paling jago kalau tiga hal bisa dipenuhi yaitu, aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan) dan aspek motorik (tindakan). PWB 2015 ini telah menyediakan ketiga aspek tersebut tinggal para peserta , tak hanya mengikuti sharing dari para pebisnis handal yang sukses di bidangnya namun juga workshop yang menyediakan informasi aplikatif bagi peserta untuk segera beraksi membangun bisnis impian”.
“Komunitas Tangan Diatas (TDA) adalah rumah bersama kita untuk tumbuh dan berkembang. Melalui PWB2015 diharapkan tak sekedar sebagai ajang belajar namun juga sebagai sarana bersilaturahmi , memperluas jaringan, atau sekurang-kurangnya mengenalkan bisnis yang baru & sedang kita rintis ke khalayak,” ungkap beliau bersemangat. Prosesi pembukaan PWB 2015 kemudian ditandai dengan pemukulan gong oleh Presiden TDA.
Event Pesta Wirausaha ini memang diselenggarakan secara rutin tahunan oleh Komunitas Tangan Di Atas (TDA), dan khusus wilayah Bekasi adalah untuk ketiga kalinya. Sepanjang tahun 2015 ada 24 kota yang menyelenggarakan kegiatan Pesta Wirausaha. Adapun Komunitas TDA yang telah memiliki cabang di lebih dari 50 wilayah mengemban visi “Membentuk pengusaha-pengusaha tangguh dan sukses yang memiliki kontribusi positif bagi peradaban”. Dan salah satu misinya adalah dengan menciptakan 10.000 pengusaha milyarder hingga tahun 2018.
Pada event Pesta Wirausaha Bekasi 2015 tampil sejumlah pembicara handal seperti Pestawirausaha TDA Bekasi, yang menghadirkan pembicara-pembicara yang pakar dalam bidang bisnis, seperti : Andrie Wongso (Motivator nomer 1 di Indonesia), Sally Giovany (Owner Trusmi Group), Rendy Saputra (CEO Keke Busana), Wahyu Liz (Pengusaha emperan penghasilan Milyaran), Valentino Dinsi (Pendiri Rumah Wirausaha), Hj. Rr. Ina Wiyandini (Owner Ina Cookies), Wasito (raja gerobak.com), Devi (Pengusaha Kharisma Susu) dan Illa (Pengusaha Baju Tidur Lumama : Rumah Azura).
Tidak hanya sekedar teori, di Pestawirausaha TDA Bekasi juga diadakan berbagai pelatihan, agar peserta semakin yakin dengan berbagai peluang yang bisa dilakukan untuk memulai sebuah bisnis. Pelatihan tersebut terdiri dari : Pelatihan wirausaha mie ayam hijau, Pelatihan wirausaha roti bolen/ molen, Pelatihan aksesoris akrilik, Pelatihan sablon juga ada Kelas Seminar yang diadakan secara pararel untuk kategori : How to Make People Say : “I want your product” , Kuliner, Fashion, Manajemen SDM, Properti, Perlindungan Pendiri dan Pemilik Usaha dalam Kerjasama dengan Investor dan Start Your Online Bussines
Selanjutnya tampil Rendy Saputra, CEO Keke Busana membagikan pengalamannya kepada para peserta dengan mengusung tema”Upscalling Your Business : Digging Strong Why”. Pada pemaparannya, pria kelahiran 1 Juli 1986 ini menyatakan Bisnis itu banyak hambatannya, terkadang bukannya menghasilkan, malah berujung banyak masalah. Mereka yang sukses adalah mereka yang sanggup melewati itu semua.
“Maka”, tambah ayah tiga anak yang memimpin Keke Group (Keke Busana, Berdaya Tour, dan Yayasan Keke Berdaya) ini,”energi menjadi jawabannya. Siapapun yang memiliki energi bisnis yang besar, maka ia akan sanggup untuk melewati semuanya. Sehingga kuncinya ada pada energi bisnis yang kita miliki. Seberapa besar energi bisnis yang kita miliki, akan sangat mempengaruhi daya tahan kita dalam berbisnis. Ketika kita bertanya tentang energi, maka diri kita akan masuk dalam sebuah pemahaman berikutnya, bahwa seberapa besar energi yang kita hadirkan, adalah berkesesuaian dengan dalamnya alasan yang kita miliki”.
“Makin dalam alasan kita dalam menjalankan bisnis, makin besar energi yang kita miliki. Makin besar alasan kita dalam berbisnis, makin hebat bisnis yang dapat kita jalankan. Inilah konsep strong why dalam bisnis. Anda harus memiliki alasan yang kuat dalam menjalankan bisnis. Kendati demikian,berbisnus pun tak hanya sekedar berbisnis, namun carilah “nilai tambah” (added value) untuk mendukung apa yang sudah kita bangun itu untuk bisa beradaptasi pada perubahan-perubahan dimasa depan,”kata Rendy yang juga adalah trainer program UMKM Binaan PT Telkom, serta berpengalaman sebagai narasumber dalam berbagai kegiatan kewirausahaan dan baru saja merilis buku “Dua Kodi Kartika” di Gramedia Pustaka Utama ini.
Setelah itu tampil Sally Giovanny, miliader muda nan cantik yang juga pengusaha sekaligus owner batik Trusmi Cirebon. Sally yang menceritakan bagaimana perjuangannya merintis usaha mulai dari berjualan di pasar Tanah Abang, hingga punya kios kecil sampai kemudian mampu membangun toko grosir batik Trusmi di Cirebon dengan luas 1,5 hektar dan berhasil meraih Rekor MURI tahun 2013 sebagai toko batik terbesar di Indonesia. Dengan bersemangat Sally yang hanya tamat SMA ini meneguhkan niat dan keyakinannya meraih kesuksesan dengan kreativitas tinggi, ketulusan serta dukungan keluarga,
Saat ini, di toko batiknya, Sally memperkerjakan 850 karyawan tetap dan 500an pengrajin batik dengan omset hingga Rp 100 juta setiap harinya. Saat ini toko Trusmi nya berkembang dan memiliki cabang di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan tentunya Cirebon sendiri bahkan telah membuka gerai batik online di www.ebatiktrusmi.com.
Pada kesempatan tersebut Sally berbagi kiat suksesnya dengan 3 hal yaitu diawali dengan “Lakukan Apa yang Bisa Kita Lakukan” kemudian “Berani membayar prosesnya” dan “Keyakinan yang tidak memudar”. Dengan ketiga prinsip ini, Sally bertekad membangun “kerajaan” bisnisnya dimulai dari hal yang bisa dilakukan dan dikuasai terlebih dahulu. Sally bercerita bahwa ia memulai bisnis batiknya dari uang sebesar Rp 17 juta dari modal uang amplop dari para tamu saat pernikahan. “Bersama suami kami merintis usaha dengan berjualan batik Trusmi di pasar Tanah Abang dengan berangkat dini hari dari Cirebon,”kisahnya.
Berani membayar proses dimaknai dengan siap berkorban fisik, mental maupun finansial untuk membangun bisnis. “Insya Allah, selama kita berdoa dan berikhtiar, semuanya akan dimudahkan. Mari belajar dari setiap proses, termasuk dari segala kegagalan yang kita hadapi,” ujar isteri dari Ibnu Riyanto ini bersemangat.
“Jangan pernah pudarkan keyakinan kita dalam membangun usaha. Ini sangat penting agar kita memiliki ideologi serta spirit untuk tetap berada pada jalur impian yang sudah kita tetapkan. Jangan menyerah, teruslah berjuang,”lanjut perempuan kelahiran 25 September 1988 ini dan seusai presentasinya dirayakan ulangtahunnya bersama-sama para peserta Pesta Wirausaha Bekasi 2015.
Menjelang makan siang, saya berkesempatan membeli buku “Dua Kodi Kartika” karya Kang Rendy Saputra sekaligus meminta tanda tangan sekaligus foto bareng bersamanya. Sebelumnya melalui dunia maya Twitter, saya telah saling berkenalan, menyapa dan bersahut-sahutan. Senang sekali bisa bertemu langsung dengan pemuda visioner dan cerdas ini di akhir kegiatan. Pada event PWB 2015, saya banyak bertemu kawan-kawan pengurus TDA Bekasi yang juga menjadi penggiat komunitas Blogger Bekasi, seperti ketua Panitia kegiatan PWB 2015 uda Irfan ZJ, Mas Rawi Wahyudiono Direktur Pesta Wirausaha Bekasi 2015, mbak Mira Sahid, mas Jusuf Erlangga ketua TDA Bekasi dan juga mas Lanang, pengusaha multimedia dan properti yang murah senyum.
Meski tidak hadir secara penuh dalam kegiatan ini, saya banyak mendapat pencerahan luar biasa dari para pembicara muda yang umurnya jauh dibawah saya yang berhasil meraih kesuksesan dan kebebasan finansial berkat kerja keras dan kegigihannya. PWB 2015 berhasil memantik ide dan merangsang motivasi saya, dan para calon pengusaha lainnya untuk beraksi meraih impian dan kesuksesan dengan doa serta ikhtiar yang maksimal. Salut dan sukses untuk Pesta Wirausaha Bekasi 2015 !
Salam dari TDA Jepara Pak., sukses selalu.