Gadis itu menulis diatas secarik kertas dengan tangan bergetar.
Ia mencoba menafsirkan desir-desir rasa yang menggerayangi kalbu nya, menerbitkan rasa nyaman dan juga kangen pada lelaki yang baru akan diperkenalkannya pada ibunya.
Meski baru berjumpa dan kenalan saat menjadi teman seperjalanan ketika pulang ke kota kecilnya tadi, lelaki itu telah menjelma menjadi bagian dari mimpi-mimpinya di masa depan.
Lelaki itu memaksa untuk mengantarnya hingga ke pintu rumah, dan itu membuatnya sangat tersanjung.
Kelak, dia akan jadi ayah anak-anakku, “gumamnya seraya tersenyum.
Barangkali, Cinta.
Perempuan setengah baya itu mendesah pelan seraya mengaduk kolak pisang yang tengah dimasak nya diatas kompor di dapur, saat sang putri memanggil namanya di ruang tamu.
Hatinya menjerit senang.
Sang putri adalah refleksi cintanya yang sangat dalam, melerai sunyi, sepeninggal sang suami yang wafat karena sakit 3 tahun silam.
Barangkali Cinta,
Lelaki muda itu menyambut genggaman tangan sangat gadis yang baru dikenalnya di bis tadi dengan rikuh.
Suaranya terdengar riang saat memanggil sang ibu.
Sesungguhnya, keberadaannya disini sudah ia rencanakan sejak awal. Hanya saja pertemuan dan perkenalan mendadaknya dengan gadis itu sungguh tak diduganya.
Saat perempuan setengah baya itu muncul dihadapannya, perasaan campur aduk melingkupi dirinya. Inilah saatnya!
Seketika, ia langsung jatuh bersimpuh dan mencium kaki perempuan tadi dengan keharuan menyesak dada.
“Ibu, aku Ardi, anak kandungmu yang dititipkan ke Pak Manto sejak bayi. Aku anak ibu dari ayah yang tak kukenal. Rahasia itu baru terkuak minggu lalu saat bu Manto meninggal dunia” ujar lelaki itu dengan suara bergetar.
Gadis itu tercengang dan ibunya hanya terdiam dengan air mata mengalir deras di pipinya.
“Dia kakakmu, nak” , desis sang ibu lirih.
Related Posts
Hening. Sunyi.
Di ujung telepon aku hanya mendengar helaan nafasnya yang berat.
"Jadi beneran mbak tidak marah?", terdengar suara adikku bergetar.
"Lho, kenapa harus marah?", sergahku gusar
"Karena Titin melangkahi mbak, menikah lebih dulu,"sahutnya ...
Posting Terkait
Lelaki tua yang mengenakan blankon yang duduk persis didepanku menatapku tajam. Pandangannya terlihat misterius. Kumis tebalnya menambah sangar penampilannya. Menakutkan.
Aku bergidik. Dukun itu mendengus dan mendadak ruangan remang-remang disekitarku menerbitkan ...
Posting Terkait
Takdir kerapkali membawa keajaibannya sendiri.
Seperti saat ini, menatap wajahnya kembali pada sebuah reuni sekolah menengah pertama. Paras jelita yang seakan tak pernah tergerus waktu, meski hampir setengah abad telah terlewati.
Diajeng ...
Posting Terkait
Baginya menanti adalah niscaya.
Karena hidup itu sendiri adalah bagian dari sebuah proses menunggu. Begitu asumsi yang terbangun pada benak wanita yang berdiri tegak kaku di pinggir pantai dengan rambut tergerai ...
Posting Terkait
Lelaki itu duduk didepanku dengan wajah tertunduk lesu.
Terkulai lemas diatas kursi.
Mendadak lamunanku terbang melayang ke beberapa tahun silam. Pada lelaki itu yang telah memporak-porandakan hatiku dengan pesona tak terlerai.
Tak hanya ...
Posting Terkait
Keterangan foto: Menggigit Buntut, karya Andy Surya Laksana, Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia
elaki itu menatap nanar dua sapi yang berada di hadapannya.
Matahari siang menjelang petang terik membakar arena pertandingan. ...
Posting Terkait
Perempuan itu memandang mesra ke arahku. Aku pangling. Salah tingkah. Dia lalu memegang lenganku erat-erat seakan tak ingin melepaskan.
Kami lalu berjalan bergandengan tangan di sebuah mall yang ramai.
"Aku selalu berharap ...
Posting Terkait
Seperti yang pernah saya lakukan diblog lama, saya akan menayangkan karya flash-fiction saya diblog ini secara teratur, paling tidak minimal 2 minggu sekali. Contoh koleksi flash-fiction lama saya bisa anda lihat ...
Posting Terkait
Aku menatapnya. Takjub.
Dia menatapku. Marah.
Aku tak tahu apa yang berada di benak wanita muda itu sampai memandangku penuh kebencian. Padahal dia hanya melihat pantulan dirinya sendiri disitu. Dan aku, cukuplah ...
Posting Terkait
Seperti Janjimu
Kita akan bertemu pada suatu tempat, seperti biasa, tanpa seorang pun yang tahu, bahkan suamimu sekalipun. Kita akan melepas rindu satu sama lain dan bercerita tentang banyak hal. Apa ...
Posting Terkait
Baginya, cinta adalah nonsens.
Tak ada artinya. Dan Sia-sia.
Entahlah, lelaki itu selalu menganggap cinta adalah sebentuk sakit yang familiar. Ia jadi terbiasa memaknai setiap desir rasa yang menghentak batin tersebut sebagai ...
Posting Terkait
Hancur!. Hatiku betul-betul hancur kali ini. Berantakan!
Semua anganku untuk bersanding dengannya, gadis cantik tetanggaku yang menjadi bunga tidurku dari malam ke malam, lenyap tak bersisa.
Semua gara-gara pelet itu.
Aku ingat bulan ...
Posting Terkait
Memanggilnya Ayah, buatku sesuatu yang membuat canggung. Lelaki separuh baya dengan uban menyelimuti hampir seluruh kepalanya itu tiba-tiba hadir dalam kehidupanku, setelah sekian lama aku bersama ibu. Berdua saja.
"Itu ayahmu ...
Posting Terkait
Sebuah pesan tampil atraktif di layar handphone ku.
Dari Rita, pacarku dan ia dengan yakin menyatakan aku adalah pacar pertamanya.
"Kapan bisa ketemu say? Bisa hari inikah?"
Aku menggigit bibir, memikirkan jawaban yang ...
Posting Terkait
Bangga rasanya menjadi anak seorang dukun terkenal di seantero kota. Dengan segala kharisma dan karunia yang dimilikinya, ayah memiliki segalanya: rumah mewah, mobil mentereng dan tentu saja uang berlimpah hasil ...
Posting Terkait
Dia baru saja menuntaskan tugasnya sore itu: melubangi kepala seorang boss besar dengan peluru yang ditembakkan olehnya dari jarak jauh, atas order boss besar yang lain.
Dia puas menyelesaikan tugasnya dan ...
Posting Terkait
FLASH FICTION: TAKDIR TAK TERLERAI
FLASH FICTION: SAAT REUNI, DI SUATU WAKTU
FLASH FICTION : DALAM PENANTIAN
BERPACULAH ! MENGGAPAI KEMENANGAN !
FLASH FICTION: ROMANSA DI MALL
FLASH FICTION : CERMIN TOILET
FLASH FICTION : SEPERTI JANJIMU
FLASH FICTION : CINTA SATU MALAM
FLASH FICTION: PACAR PERTAMA
FLASH FICTION: AYAHKU, IDOLAKU
FLASH FICTION: PENEMBAK JITU